Liputan6.com, Banyuwangi - Menjelang bulan suci Ramadan fenomena penjual bunga tabur marak bertebaran di jalan-jalan Banyuwangi. Nyaris disetiap bahu jalan, terutama di Kecamatan Banyuwangi Kota, para penjual bunga tabur berjejeran, berlomba-lomba meraup berkah keuntungan.
Bunga yang dijual tak lain sebagai bekal para peziarah yang hendak berkunjung dan membacakan doa di makam para pendahulunya.
Advertisement
Jenis bunga yang dijual juga cukup variatif, mulai jenis kenanga, mawar, bunga kertas, hingga irisan daun pandan yang memiliki aroma sangat wangi.
Amarosita, salah satu penjual bunga di Jalan Ahmad Yani Penganjuran, mengaku telah beberapa hari menjajakan bunga tabur. Dia hanya satu kali dalam satu tahun, tepatnya menjelang ramadhan.
"Sudah mulai kemarin saya jual bunga di sini, hitung-hitung buat omzet tahunan," kata Amarosita, Jumat (1/4/2022).
Meski tergolong ramai pembeli, namun Amarosita menganggap penjualan bunga tabur di tahun ini menurun, hasil penjualannya tak sebanyak 2021 lalu.
Penjual bunga tabur lainnya, Mareta yang memiliki lapak penjualan bunga tabur di Jalan Mayor Supono, Kelurahan Tukangkayu mengatakan sudah dua pekan dirinya menjajakan bunga tabur. Lokasinya yang berdekatan dengan pemakaman umum di Tukangkayu membuat tempatnya cukup dipadati pembeli
Omset Menurun
Sama halnya dengan Amarosita, hasil penjualan bunga tabur Mareta juga terbilang menurun, jika tahun lalu dia bisa menghabiskan sebanyak 50 kg bunga perhari, namun kali ini hanya kisaran 30 kg bunga dalam sehari.
Padahal Mareta menjual paket bunga tabur dengan harga yang cukup murah, hanya Rp 2.500 saja per kantung kresek.
"Saya menjual dengan harga Rp 2500, tapi memang agak menurun dibanding tahun kemarin. Meski begitu, saya tetap semangat, karena niatan untuk meramaikan bulan suci Ramadhn," ungkap Mareta.
Sementara itu, Nur Fatimah, penjual bunga tabur di Jalan Letjen Sutoyo mengungkapkan rasa syukur atas hadirnya Ramadhan. Dengan menjual bunga, dia berharap keberkahan senantiasa mengalir bagi dia dan keluarganya.
"Alhamdulillah berkah Ramadhan, kalau tahun kemarin saya bisa mendapat omzet hingga Rp 3 juta, namun tahun ini belum tau, beralasan hasilnya harus tetap disyukuri," cetus Fatimah.
Advertisement