Liputan6.com, Denpasar - Salat Tarawih merupakan salah satu amaliah sunah yang dilaksanakan khusus di bulan Ramadan. Dalam pelaksanaannya dapat dijalankan secara berjamaah atau sendiri. Waktu salat Tarawih adalah setelah melaksanakan salat Isya hingga menjelang Subuh.
Salah satu dalil dari pelaksanaan salat Tarawih adalah berdasarkan sabda Rasulullah SAW. Berikut adalah sabdanya.
Advertisement
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Artinya, “Barang siapa melakukan salat (tarawih) pada Ramadan dengan iman dan ikhlas (karena Allah ta’ala) maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq ‘Alaih).
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Jumlah Rakaat Salat Tarawih Mazhab Syafi’i
Jumlah salat tarawih berbeda-beda. Mayoritas mazhab Imam Syafi’i berpendapat bahwa salah tarawih dilaksanakan sebanyak 20 rakaat dengan 10 kali salam. Artinya, setiap 2 rakaat ditutup dengan salam.
Kemudian dilanjut dengan salat witir yang jumlah rakaatnya ganjil, umumnya sebanyak 3 rakaat dengan 2 kali salam.
Pendapat tersebut didasarkan pada hadist Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Al-Baihaqi melalui jalur Ibnu Abbas.
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي فِي شَهْرِ رَمَضَانَ فِي غَيْرِ جَمَاعَةٍ عِشْرِينَ رَكْعَةً وَالْوِتْرَ
Artinya, “Sungguh Nabi Muhammad saw melakukan shalat di bulan Ramadhan tanpa berjamaah sebanyak dua puluh rakaat dan (ditambah) salat witir.”
Selain hadist tersebut, dasar lain pendapat mazhab Imam Syafi’i terkait jumlah rakaat salat Tarawih adalah tindakan sahabat Umar bin Khattab ra. Sayyidina Umar mengumpulkan umat Islam di masjid dan melaksanakan salat tarawih sebanyak 20 rakaat.
Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada umatnya untuk berpegang teguh pada sunahnya dan sunah al-Khulafa’ur Rasyidin setelahnya yakni Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali.
Advertisement
Tata Cara Salat Tarawih dan Witir
Tata cara salat tarawih pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan salat-salat lainnya. Yakni niat, membaca doa iftitah, surat Al-Fatihah, surat pendek, ruku, ‘itidal, sujud, duduk di antara dua sujud, melanjutkan rakaat kedua, dan ditutup dengan tasyahud yang diakhiri dengan salam.
Mengutip kitab Al-Adzkar, Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa anjuran bagi yang melaksanakan salat tarawih adalah mengkhatamkan bacaan Al-Qur’an sebanyak 30 juz selama Ramadan.
Imam An-Nawawi juga membeberkan caranya, yakni imam salat Tarawih membaca satu juz dari 30 juz Al-Qur’an setiap malamnya. Imam membacanya dengan indah dan jelas. Imam juga dianjurkan tidak memperpanjang bacaan lebih dari satu juz karena akan merepotkan para makmumnya.
Setelah melaksanakan salat tarawih, dilanjutkan dengan salat witir. Jika mengambil salat witirnya 3 rakaat, maka dilaksanakannya dengan dua kali salam. Adapun tata cara pelaksanaannya tidak jauh berbeda dengan salat pada umumnya.
Mengutip NU Online, pada rakaat pertama dianjurkan membaca surat Al-A'la, rakaat kedua membaca surat Al-Kafirun, dan rakaat ketiga membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas.
Niat Salat Tarawih dan Witir
Niat salat tarawih bagi imam
أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَاوِيْحَ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ اِمَامًا لِلهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatat tarâwîhi rak’ataini mustaqbilal qiblati imâman lillâhi ta’âlâ.
Artinya, “Saya niat salat tarawih dua rakaat menghadap kiblat, menjadi imam karena Allah ta’ala".
Niat salat tarawih bagi makmum
أُصَلِّي سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا لِلهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatat tarâwîhi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’mûman lillâhi ta’âlâ.
Artinya, “Saya niat salat tarawih dua rakaat menghadap kiblat, menjadi makmum karena Allah ta’ala.”
Niat dua rakaat salat witir
أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatan minal witri rak’ataini lillahi ta’âlâ.
Artinya, “Aku niat salat sunnah witir dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Niat satu rakaat salat witir
أُصَلِّيْ سُنَّةً مِنَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلّٰهِ تَعَالَى
Ushallî sunnatan minal witri rak’atan lillahi ta’âlâ.
Artinya, “Aku niat salat sunnah witir satu rakaat karena Allah ta’ala.”
Advertisement