Liputan6.com, Jakarta Sidang Isbat untuk menetukan Ramadhan 2022/1443 H sebagian akan berlangsung hybrid. Hal itu dikatakan Dirjen Bimas Islam Kemenag Kamaruddin Amin lewat keterangan persnya.
"Karena masih pandemi, sidang akan kembali digelar secara hybrid, dalam arti gabungan antara daring dan luring dengan menerapkan protokol kesehatan," kata Amin.
Advertisement
Penyelenggaraan sidang isbat secara luring (luar jaringan) akan dilakukan di Auditorium HM Rasjidi Kemenag. Jumlah pesertanya pun bakal dibatasi mengingat suasana pandemi Covid-19.
Di saat yang sama, peserta sidang lainnya akan ikut lewat telekonferensi. Kendati demikian, Amin mengatakan, ketentuan sidang isbat tahun ini terbilang lebih longgar daripada sebelumnya.
"Meski lebih longgar dari ketentuan tahun sebelumnya, kita tetap harus mematuhi protokol kesehatan dengan jaga jarak dan masker yang terus terpakai selama jalannya acara," kata Amin.
Libatkan Sejumlah Pihak
Sidang isbat tahun ini dilakukan dengan melibatkan sejumlah pihak. Selain Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kementerian Agama, ada juga duta besar negara sahabat, dan perwakilan ormas Islam yang ambil bagian.
Sidang ini juga akan melibatkan perwakilan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan undangan lainnya.
"Kami juga mengundang pimpinan MUI dan Komisi VIII DPR RI untuk hadir dalam sidang," ujar Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsyar) Kemenag, Adib dalam keterangan yang sama.
Advertisement
Dibagi Tiga Tahap
Lebih lanjut, sidang isbat akan dibagi ke dalam tiga tahap. Pertama, pemaparan posisi hilal awal Ramadan 1443 H berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi). Pemaparan ini dilakukan Tim Unifikasi Kalender Hijriah Kemenag mulai pukul 17.00 WIB.
"Sesi ini terbuka dan akan disiarkan melalui live streaming," katanya.