Liputan6.com, Beijing - National Transportation Safety Board (NTSB) atau Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS pada Jumat 1 April 2022 mengatakan pihaknya di Washington membantu penyelidik China, untuk mengunduh rekaman suara kokpit dari pesawat jet Boeing 737- 800 milik China Eastern Airlines.
Mengutip VOA Indonesia, Sabtu (2/4/2022), Dewan keselamatan AS kepada Reuters mengatakan membantu Badan Penerbangan Sipil China "mengunduh rekaman suara kokpit dari China Eastern Flight MU5735 di lab NTSB di Washington."
Advertisement
Keputusan China untuk mengirim bukti kunci ke Washington untuk mendapatkan bantuan menunjukkan urgensi penyelidikan pada saat kedua negara berselisih dalam masalah lain.
Pihak NTSB diketahui telah mengirim tim penyelidik AS ke China, terdiri dari tiga penyelidik untuk membantu menyelidiki kecelakaan itu.
"Penyelidik akan membatasi interaksi dengan mereka yang berada di luar penyelidikan, serupa dengan protokol keselamatan di Olimpiade Beijing, yang akan memungkinkan mereka untuk mulai bekerja segera tanpa karantina," NTSB mengatakan.
Tim tersebut termasuk wakil AS yang sudah terakreditasi, Sathya Silva, yang merupakan penyelidik kecelakaan penerbangan senior NTSB.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Temuan Black Box Kedua
Pesawat China Eastern Airlines jatuh di lereng gunung di China selatan pada 21 Maret 2022, menewaskan ke 132 penumpangnya dan merupakan bencana penerbangan paling mematikan di China daratan dalam 28 tahun.
Pesawat Boeing 737-800, yang berangkat dari Kunming, ibu kota Provinsi Yunnan, China barat daya, menuju Guangzhou, ibu kota Provinsi Guangdong, jatuh ke area pegunungan di wilayah Tengxian, Guangxi, sekitar pukul 14.38 waktu setempat, seperti dilansir Xinhua, Senin 28 Maret 2022.
Anggota tim pencari, Minggu 27 Maret, menemukan black box atau kotak hitam kedua, perekam data penerbangan, di reruntuhan pesawat itu.
Perekam suara kokpit itu kemungkinan akan memberi penyelidik rincian komunikasi antara tiga pilot pesawat itu, satu lebih banyak dari yang biasanya diperlukan pada pesawat Boeing.
Kotak hitam kedua itu telah dikonfirmasi oleh para penyelidik sebagai perekam data penerbangan dan telah dikirim ke laboratorium untuk proses decoding, kata Zhu Tao, Kepala Kantor Keselamatan Penerbangan Administrasi Penerbangan Sipil China, dalam konferensi pers pada Minggu 27 Maret sore.
Bagian luar unit penyimpanan data kotak hitam tersebut relatif lengkap meskipun beberapa bagian lain dari perangkat itu rusak parah, tambah Zhu.
Advertisement