Sidak Pasar Jelang Ramadhan, Kapolres Berau Temukan Harga Sembako Mulai Naik

Kapolres Berau Sidak sejumlah pasar tradisional dan swalayan di Kabupaten Berau dan menemukan harga Sembako mulai naik.

oleh M Syaifuddin Zuhrie diperbarui 03 Apr 2022, 12:00 WIB
Jelang Ramadhan, Kapolres Berau AKBP Anggoro Wicaksono bersama jajarannya pmelakukan monitoring ketersediaan sembako ke Pasar Sanggam Adji Dilayas (SAD), Rabu (30/03/2022). (foto: Zuhrie)

Liputan6.com, Berau - Jelang bulan suci Ramadhan, Polres Berau gelar inspeksi mendadak di sejumlah pusat perbelanjaan dan pasar tradisional di Kabupaten Berau, Rabu (30/3/2022). Kegiatan ini dilakukan guna memonitoring harga kebutuhan pokok dan juga ketersediaan minyak goreng.

Dari beberapa tempat yang didatangi, mulai dari Perum Bulog Berau, Pasar Sanggam Adji Dilayas, Agen Sembako, hingga salah satu ritel nasional. Hasilnya, sejumlah kebutuhan pokok dilaporkan mulai merangkak naik. Diantaranya bawang merah dan cabai.

"Dua jenis kebutuhan dapur itu yang memang saat ini mulai naik dampak dari stok yang menipis akibat banjir Kutai Timur beberapa waktu lalu," kata Kapolres Berau AKBP Anggoro Wicaksono.

Bukan hanya bawang merah dan cabai, minyak goreng diakui perwira melati dua itu juga saat ini harganya masih cukup tinggi dan stok yang terbatas. Bahkan, beberapa pedagang ketika ditanya mengenai harga minyak goreng mengaku, 1 liter minyak goreng masih berkisar Rp 35 ribu. Sementara untuk ukuran kemasan 2 liter Rp 70 ribu.

"Minyak goreng itu sebenarnya dari Samarinda, yang dijual kepada pedagang di Pasar Sanggam Adji Dilayas. Harga minyak goreng itu memang sudah cukup mahal ketika dibelinya, yakni Rp 30 ribu kemasan isi 1 liter," ujar Sri, salah satu pedagang.

“Kami hanya untung Rp 5 ribu saja. Tidak ada niatan memanfaatkan situasi. Jadi minyak ini kami beli harganya 30 ribu per liter, kami jual lagi Rp 35 ribu,” tambahnya

Simak juga video pilihan berikut


Harga Sudah Tinggi

Banner Infografis Rencana Sembako Dikenakan Tarif PPN. (Liputan6.com/Trieyasni)

Salah satu ritel lokal Solo Swalayan yang ada di Tanjung Redeb, saat didatangi jajaran Polres Berau, masih memiliki stok minyak goreng. Bahkan, jumlah mencapai ratusan dus yang terdiri berbagai ukuran.

Bagian Marketing Solo Swa Sudirman, Leli mengaku, ratusan dus minyak goreng itu, sebagian sudah disalurkan ke 5 cabang Solo Swa di beberapa cabangnya di Tanjung Redeb dan wilayah sekitarnya. Serta dua cabang lainnya di Kampung Tubaan, Kecamatan Tabalar, dan Kampung Talisayan.

“Sudah banyak kami salurkan ke cabang-cabang kami. Harga perliternya Rp 28,300, kemasan dua liter sekira Rp 55 ribu, dan kemasan 5 liter harganya Rp 133 ribu,” jelasnya.

Diterangkannya, Sebenarnya, setiap mendatang kuota minyak goreng, pihaknya mengambil barang dari distributor di Tanjung Redeb. Lantaran distributor tersebut tidak memiliki kuota, maka pihaknya mendatangkan langsung dari Kota Samarinda.

Akan tetapi, harganya memang sedikit lebih mahal. Sehingga, pihaknya juga harus menyesuaikan ketika dijual kepada konsumen.

“Memang sudah mahal dari sana (Samarinda). Kalau harga dari Samarinda saya kurang tahu,” jelasnya.

Dalam menjual minyak goreng, pihaknya juga memberlakukan pembatasan kepada konsumen. Yang mana satu orang hanya boleh membeli 1 kemasan minyak goreng berbagai ukuran. Bahkan, tidak semua minyak goreng dipajang di etalase ritelnya.

“Kami mengantisipasi melonjaknya antrean, apalagi sekarang masih pandemik. Makanya kami batasi, dan tidak semua kami pajang di etalase,” katanya.


Stok Aman

Aktivitas perdagangan di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (20/4). Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim harga pangan terkendali. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Usai sidak,Kapolres Berau AKBP Anggoro mengatakan, kendati terjadi kenaikan harga dan masih terbatasnya ketersediaan minyak goreng di pasaran namun ia memastikan stok masih cukup aman untuk memenuhi kebutuhan warga selama ramadan.

Selain itu, dirinya juga memperingatkan pedagang, agen, maupun pengelola ritel moderen atau nasional, untuk tidak melakukan penumpukan. Ataupun menjual dengan harga yang tidak wajar.

“Dari hasil monitoring kami tadi, sudah sampaikan untuk tidak menumpuk. Terkait harga, masih wajar ya. Misalnya, ada yang membeli barang dengan harga 30 ribu, kemudian menjualnya 35 ribu. Itu wajar. Tapi kalau sampai dua kali lipat, itu tidak boleh,” katanya.

Pihaknya memastikan, akan melakukan penindakan, ketika ada oknum yang bermain dengan harga. Khususnya minyak goreng yang saat ini masih belum begitu normal. Namun, untuk saat ini baru sebatas imbauan kepedagang.

“Tetapi ketika kami temukan laporan, dan itu terbukti. Kami akan tindak tegas. Kami dari aparat kepolisian, akan rutin melakukan monitoring sembako, bahkan kalau perlu dilakukan setiap hari,” pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya