Chairman Yayasan Internet Indonesia: Potensi Ekonomi Digital Harus Berimbang dengan Penetrasi Internet

Menurut Chairman Yayasan Internet Indonesia, Jamalul Izza menuturkan, potensi ekonomi digital yang besar di Indonesia harus diimbangi dengan peningkatan penetrasi internet.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 02 Apr 2022, 15:00 WIB
Chairman Yayasan Internet Indonesia, Jamalul Izza. (Dok: Yayasan Internet Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Chairman Yayasan Internet Indonesia, Jamalul Izza menuturkan, potensi ekonomi digital yang besar di Indonesia harus diimbangi dengan peningkatan penetrasi internet.

Ia merujuk pada riset yang dilakukan Google, Temasek, & Bain Company. Dalam riset itu disebut nilai ekonomi digital Indonesia mampu menyentuh angka USD 70 miliar dan diperkirakan akan naik dua kali lipat menjadi USD 146 miliar hingga 2025.

Sejalan dengan riset itu, berdasarkan hasil survei penetrasi dan perilaku internet 2021 yang dilakukan Yayasan Internet Indonesia bersama Polling Indonesia mencatat pengguna internet di Indonesia mencapai 220 juta atau 80.9 persen dari 272 juta penduduk.

“Jumlah pengguna internet tahun 2021 tumbuh sebesar 23 juta atau 7,2 persen. Angka pengguna internet di Indonesia itu termasuk sudah cukup besar untuk kriteria negara kepulauan,” kata Jamalul saat acara Digitalisasi Nusantara Expo & Summit 2022 seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima, Sabtu (2/4/2022).

Lebih lanjut ia menuturkan, sebagai negara kepulauan, tidak mudah untuk bisa merengkuh penetrasi internet di angka 80,9 persen. Karenanya, menurut Jamalul, kerja keras seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengakselerasi jumlah pengguna internet patut diapresiasi.

Ia mencontohkan, BAKTI yang merupakan BLU (Badan Layanan Umum) di bawah Kemkominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) menargetkan sebanyak 7.904 lokasi BTS yang dibangun di wilayah 3T hingga akhir 2022.

"Dengan demikian, nantinya jumlah pengguna internet di Indonesia pun akan mengalami peningkatan," tuturnya. Namun, ia juga menyorot agar seluruh pemangku kepentingan juga perlu mempersiapkan daya saing sumber daya manusia (SDM).

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pentingnya Kesiapan SDM

Ilustrasi talenta digital. Marvin Meyer/Unsplash

Menurut Jamalul, dengan SDM yang sudah siap, ketika seluruh infrastruktur rampung, SDM yang ada diharapkan tidak lagi gagap teknologi.

Ia juga menuturkan, dibutuhkan proses pembangunan dalam bentuk pendidikan teknis yang tepat guna bagi calon tenaga kerja era digital yang mampu bersaing serta adaptif pada perkembangan inovasi.

“SDM tersebut harus siap berkontribusi langsung terhadap pembangunan berbasis teknologi digital, sehingga dapat meningkatkan daya saing daerah pada khususnya, dan daya saing nasional pada umumnya," ujarnya.


Digitalisasi Nusantara Expo & Summit 2022

Sebagai informasi, Digitalisasi Nusantara Expo & Summit 2022 merupakan event yang digelar oleh Kadin Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, Yayasan Internet Indonesia juga bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surakarta.

Presiden Joko Widodo dalam sambutan ketika peresemian acara tersebut secara virtual menuturkan, banyak pengusaha yang terdampak pandemi yang terjadi selama dua tahun terakhir. Namun, di sisi lain, pandemi ini juga memunculkan banyak inovasi, terutama di dunia digital.

"Percepatan digitalisasi telah terjadi di seluruh pelosok Indonesia, yang menjadi solusi pengusaha di masa sulit pandemi Covid-19," kata Jokowi.

Oleh sebab itu, ia juga meminta agar Indonesia menjadi pelopor perluasan pasar digital.

"Harus ada tambahan lagi jumlah unicorn, decacorn, bahkan Indonesia harus mampu melahirkan hectacorn. Kita harus memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan percepatan pelayanan," ujarnya.

(Dam/Ysl)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya