Liputan6.com, Jakarta Kesedihan atau duka cita secara psikologis memiliki lima tahapan. Kelima tahapan tersebut yakni penolakan, marah, menawar, depresi, dan menerima.
Salah satu tahapan yang sering dibahas adalah depresi. Acap kali istilah depresi dikaitkan dengan berbagai kejadian seperti penganiayaan atau bahkan bunuh diri.
Advertisement
Namun, menurut psikolog Oktina Burlianti depresi adalah satu tahapan penting di mana orang yang tengah merasakan duka cita mulai menemukan makna.
“Menariknya, depresi ini sering kali kita hindari ya, padahal ternyata depresi ini adalah ketika seseorang itu mulai menemukan makna,” ujar psikolog yang akrab disapa Uli dalam Virtual Class Liputan6.com ditulis Sabtu, 2 April 2022.
Orang yang masuk ke dalam tahap depresi bisa menunjukkan ciri-ciri seperti menarik diri dari lingkungan, lebih senang menyendiri, tidak mau didekati oleh siapapun, tapi itulah saatnya manusia menemukan makna.
Simak Video Berikut Ini
Tahap Menerima
Setelah lolos dari tahap depresi, maka orang yang mengalami duka cita akan memasuki tahap penerimaan. Dalam tahap ini, orang dapat menerima kesedihan yang dialaminya dan melewatinya dengan baik.
Sebelum ke dua tahap terakhir yang telah diuraikan di atas, orang yang merasakan duka cita perlu melalui 3 tahap lain yakni penolakan, marah, dan menawar.
Tahap penolakan adalah tahap di mana orang yang merasakan duka cita tak ingin menerima kenyataan atau tak percaya bahwa kejadian yang membuatnya sedih telah menimpanya. Sedangkan, di tahap marah, orang tersebut mempertanyakan kenapa hal tersebut bisa terjadi padanya.
“Tapi ketika seseorang mulai masuk ke tahap kedua yaitu marah, dia pelan-pelan menerima kenyataan.”
Di tahap ketiga atau tawar-menawar, orang tersebut mulai mau menerima kenyataan tapi dengan berbagai syarat.
“Ya sudah deh aku mau menerima, kalau... jika maka lah. Setelah itu barulah ke tahap depresi dan penerimaan,” kata Uli.
Advertisement