Cerita Jasa Penyewaan Tas Branded hingga Ponsel Mewah yang Digandrungi Masyarakat

Kegiatan flexing menjadi viral di masyarakat usai sejumlah crazy rich baru sering mempertontonkan di media sosial.

oleh Ika Defianti diperbarui 02 Apr 2022, 21:45 WIB
Ilustrasi tas klasik Louis Vuitton memperlihatkan koleksi musim gugur 2011 di Paris (PIERRE VERDY / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Mempertontonkan harta yang dimiliki di media sosial menjadi hal yang biasa di masyarakat. Mulai dari kendaraan, rumah, hingga pakaian yang dikenakan. Saat ini pun istilah flexing menjadi viral pada beberapa pekan akhir terakhir. Flexing memang memiliki arti pamer kekayaan.

Barang-barang yang dianggap mewah dapat dibeli jika seseorang memiliki uang yang cukup. Namun kenyataannya tidak semua orang dapat memiliki barang-barang tersebut. Salah satunya tas branded asal beberapa negara Eropa, seperti Dior, Prada, hingga Balenciaga.

Peluang itu langsung eksekusi oleh pemilik @byebeli Jeffry Girianza sebulan terakhir, dengan membuka jasa penyewaan tas branded. Penyewaan itu mempermudah masyarakat yang tidak perlu mengeluarkan uang lebih untuk bersusah payah "memiliki" barang mahal itu.

Barang yang disewakan merupakan milik para kolektor tas. Bahkan saat ini tas yang disewakan pun terus bertambah. Sebab jumlah peminatnya terus bertambah ketika akhir pekan.

"Ada Beberapa brand seperti Balenciaga, Dior, Prada dan sebagainya. Biasanya (sewa tas) macam-macam seperti untuk acara-acara penting atau acara ceremony hampir tiap Minggu. Atau untuk kondangan, event atau kumpul-kumpul," kata Jeffry kepada Liputan6.com.

Selain itu sewa tas juga digunakan untuk pemotretan, arisan oleh sejumlah orang. Biasanya kata dia, ibu-ibu sosialita menyewa tas agar tidak bosan dengan tampilan yang itu-itu saja. Kemudian beberapa artis Instagram atau selebgram juga ada yang menjadi pelanggannya.

Untuk harga sewanya pun bervariatif. Mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 300-an ribu tergantung mereknya. Penyewaan tas branded itu baru dilakukan di Jakarta saja. Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) ini mengaku mulai membuat jasa penyewaan sejak 2016. Awalnya penyewaan yang dilakukannya hanya sebatas kamera untuk keperluan wisata di Bali. Kemera yang disewakan miliknya yang enggak terpakai.

 


Penyewaan Ponsel

Ilustrasi ponsel | cottonbro dari Pexels

Usaha jasa yang dilakukan Jeffry melalui Instagram mendapat responsnya positif. Kemudian usaha itu merambah hingga ke Surabaya, Yogyakarta, Bandung, dan Jabodetabek. Sebelum pandemi Covid-19 di kota-kota tujuan pariwisata itu, Jeffry juga menyewakan sepeda motor.

Setelah itu dengan adanya kemajuan teknologi salah satu merek ponsel pun akhirnya disewakan juga. iPhone mulai disewakan sejak setahun terakhir. Jeffry menyebut ada beberapa tipe pelanggan untuk penyewaan ponsel di tempatnya. Selain hasil foto iPhone sudah semakin bagus, bentuknya yang enteng menjadikan alasan masyarakat menyewanya dibandingkan kamera DSLR.

Tipe pertama pelanggan penyewa ponsel, menurut Jeffry adalah untuk keperluan pemotretan penjualan online. "Tapi kalau kalau tujuan utama yang paling pertama yang paling kita sering lihat itu sebetulnya untuk jalan-jalan jadi sehingga mereka bisa abadikan momen daripada bawa kamera yang gede. Kedua itu buat iklan dia punya baju makanan, atau dia lagi mau bikin tiktok buat produksi," ucapnya.

Selanjutnya ada pula tipe pelanggan berdasar kebutuhan. Karena ponsel milik pribadinya rusak atau masih tahap perbaikan. Pelanggan tipe keempat yakni yang digunakan untuk wisata atau hanya dipertontonkan ke khalayak umum.

"Memang kadang-kadang ada yang emang sengaja buat foto di cermin atau mungkin pas lagi arisan ibu bawa iPhone-nya sambil foto-foto seperti itu," ujar dia.

Jasa Sewa

Harga sewa ponsel iPhone juga bervariasi. Mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 430 ribu untuk iPhone 13 pro. Untuk ponsel terbaru pelanggan paling banyak di Jabodetabek. Persyaratan untuk sewa pun mudah dengan langsung menghubungi di akun media sosialnya.

"Nanti di sana tinggal mereka itu isi standar terus identitas, media sosialnya, berapa lama (sewa) dan nanti kalau dia udah selesai kita cek kelengkapannya. Terus kalau memang tersedia nanti kita bakal bakal kasih barangnya dan itu juga kita ada service juga jadi orangnya enggak harus harus datang ke tempat kita," jelas Jeffry.

Kemudian pengambilannya pun harus berdasarkan kesepakatan yang telah ditentukan di awal. Pengambilan bisa diantar ke kantor terdekat ataupun diambil oleh kurir. "Jakarta memang kebanyakan yang (sewa) paling tinggi iPhone 13. Kalau di tempat lain, seperti Yogyakarta atau Surabaya kebanyakan tipe iPhone 12 ke bawah," Jeffry menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya