Liputan6.com, Jakarta Keterlibatan perempuan menjadi syarat mutlak dalam upaya mewujudkan pembangunan yang berkeadilan dan berkelanjutan tercapai pada 2030 mendatang.
Tidak hanya menikmati kemajuan, perempuan Indonesia terus didorong untuk berkarya dan produktif mengoptimalkan pesatnya perkembangan digitalisasi hingga memimpin perubahan.
Advertisement
Hal tersebut terkuak dalam 'Talksow Tutur Perempuan: Memaknai Ulang Peran dan Kepemimpinan Perempuan' sejalan dengan semangat pemberdayaan perempuan dalam agenda G20 presidensi Indonesia 2022, Sabtu (2/4/2022) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
"Peran dan kepemimpinan perempuan saat ini sungguh sangat penting, karena merupakan bagian dari keberagaman, kesetaraan dan inklusifitas syarat dari terwujudnya kekuatan, ketahanan dan kesejahteraan ekonomi yang berkelanjutan sejalan dengan komitmen aksi global yaitu, Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di tahun 2030," tutur Rina Prihatiningsih, Ketua Komite Tetap Bidang Pendidikan Iwapi dan juga Co-Chair G20 Empower, saat mengawali pemberian materi.
Bukan hanya itu saja, pembangunan ekonomi jangka panjang dengan keterlibatan perempuan dalam kepemimpinan, dipercaya juga bisa menciptakan laju perekonomian yang sejahtera merata, setara dan berkeadilan. Sehingga tidak seorangpun yang tertinggal.
Namun di Indonesia, untuk menciptakan keadaan keseimbangan tersebut, ada tantangan terbesar yang datang dari adanya konstruksi budaya di masyarakat yang bias gender, pekerjaan di ranah domestik dan pengasuhan yang merupakan pekerjaan tidak berbayar belum menjadi tanggungjawab bersama seluruh anggota keluarga.
Hal ini karena masih dibebankan pada ibu, perempuan dan anak perempuan. Untuk menyikapi hal tersebut, lanjut Rina, penting strategi komunikasi di keluarga agar setiap anggota keluarga ikut bertanggungjawab terkait beban pekerjaan domestik dan pengasuhan.
"Agar semua anggota keluarga mempunyai ruang untuk dapat tumbuh mengembangkan potensi kapasitas diri secara optimal," katanya.
Indikator
Sesuai dengan komitmen di G20 Empower dan juga April sebagai bulannya Kartini Indonesia, memastikan terpenuhinya indikator dalam mendorong pemberdayaan dan kemajuan representasi ekonomi dan kepemimpinan perempuan, untuk mengejar ketertinggalan ekonomi menurut WEF selama 276,6 tahun.
"Terdapat lima indikator pengukur KPI yang telah ditetapkan pada G20 Empower, adalah pembagian peran yang seimbang antara laki-laki dan perempuan dalam dunia kerja di semua level. Lalu, prosentase perempuan yang dipromosikan dalam posisi tertentu, total kesenjangan renumerasi upah atau gaji (gender pay-gap)," kata Rina.
Prosentasi perempuan dalam jajaran direksi perusahaan, dan prosentase perempuan terkait pekerjaan teknis, terutama dalam isu STEM dan male dominated industries juga jadi konsen G20 Empower. Kelima indikator ini ditargetkan dapat tercapai 100 persen di seluruh negara anggota G20 pada tahun 2025 yang akan datang. (Pramita Tristiawati)
Advertisement