Liputan6.com, Jakarta - Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran menyatakan, jajarannya akan senantiasa menjaga situasi di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya tetap kondusif selama bulan suci Ramadhan 1443 H/2022 M.
Fadil mengaku telah menerbitkan maklumat berupa larangan membunyikan petasan atau mercon hingga balap liar di wilayah hukum Polda Metro Jaya karena berpotensi merusak kemuliaan bulan Ramadhan.
Baca Juga
Advertisement
"Saya tidak melarang kegiatan yang memiliki manfaat dan memiliki nilai ibadah. Yang saya larang adalah yang merusak kemuliaan bulan suci Ramadan dengan cara apa? Balap liar membunyikan mercon yang ujung-ujungnya tawuran," kata Fadil di Terminal Bus Terpadu Pulo Gebang Jakarta Timur, Minggu (3/4/2022).
Fadil mengaku memahami tingkah para remaja pada saat bulan Ramadan di Jakarta. Bukan tanpa sebab, Fadil menceritakan ia pernah dua kali menjabat sebagai Kapolsek dan Kepala Unit Reskrim di wilayah Jakarta.
Sehingga mampu mengidentifikasi remaja yang benar-benar niat beribadah dengan mereka yang berniat melakukan perbuatan melawan hukum.
"Saya ini enggak ujuk-ujuk jadi Kapolda gak datang dari planet pluto. Jadi Kapolda Metro saya pernah jadi Kapolsek dua kali di Jakarta jadi Kanit di Jakarta. Jadi saya bisa membedakan mana yang mau beribadah mana yang mau buat kriminal," ucap Kapolda Metro Jaya.
12 Orang Ditangkap
Lebih lanjut, Fadil mengungkapkan bahwa jajaran Polda Metro Jaya baru saja menangkap 12 orang yang diduga akan melakukan tindak pidana saat malam Ramadhan. Adapun, delapan di antaranya diamankan di wilayah Tangerang.
"Semalam kita tangkap 4 orang membawa sajam. Semalam di Tangsel ditangkap 8 orang menggunakan sarung tapi sarungnya di ujungnya diikat pakai batu," ucap dia.
Fadil menekankan Polda Metro Jaya terus mengencarkan operasi kemanusiaan dengan tujuan mengajak masyarakat terutama anak muda agar memakmurkan masjid selama bulan Ramadan.
"Supaya mereka ke masjid, tadarus mengaji sama emaknya, bapaknya sama keluarga. Niat Polri agar kemuliaan bulan suci Ramadan jangan dinodai oleh sekelompok pemuda yang ujung-ujungnya menganggu Kantibmas," terang dia.
Advertisement