Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto jajaran teratas terlihat mulai alami pergerakan harga yang berbeda, setelah sempat serentak menguat. Namun, beberapa Altcoin jajaran teratas harus kembali ke zona merah, Senin pagi (4/4/2022).
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Senin pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat 0,63 persen dalam 24 jam terakhir dan 1,01 persen dalam sepekan.
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 46.477,53 per koin atau setara Rp 667,9 juta (asumsi kurs Rp 14.371 per dolar AS).
Baca Juga
Advertisement
Ethereum (ETH) juga kembali menguat. Dalam 24 jam terakhir, ETH naik 0,90 persen dan 8,24 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 3.499,52 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) juga menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 1,54 persen dan 5,98 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 448,06 per koin.
Kemudian Cardano (ADA) turut kembali ke zona hijau. Dalam satu hari terakhir ADA naik 1,97 persen dan 2,92 persen dalam sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 1,18 per koin.
Sedangkan, Solana (SOL) harus melemah di tengah Altcoin lain yang menguat. Selama satu hari terakhir SOL turun 0,50 persen. Namun masih menguat 30,04 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 136,07 per koin.
XRP hari ini berhasil menguat. Dalam satu hari terakhir, XRP naik 1,86 persen, tetapi melemah 0,43 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,8434 per koin.
Terra (LUNA) juga harus rela melemah hari ini. Terra turun 1,88 persen dalam 24 jam terakhir.. Namun masih menguat 22,24 persen dalam sepekan. Saat ini Terra dihargai USD 112,47 per koin.
Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), keduanya alami pergerakan harga yang berlawanan. USDT dalam 24 jam terakhir menguat sebesar 0,01 persen yang membuat USDT masih berada di harga USD 1,00 per koin.
Sedangkan, USDC masih melemah 0,01 persen dalam satu hari terakhir yang membuat harganya berada di level USD 1,00 per koin.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pemerintah Kazakhstan Tutup Lebih dari 100 Tambang Crypto
Sebelumnya, lebih dari 100 penambangan kripto di Kazakhstan telah menghentikan operasinya sebagai akibat dari inspeksi berkelanjutan terhadap sektor pertambangan.
Pihak berwenang telah mengungkapkan, beberapa fasilitas tambang crypto terkait dengan pengusaha terkemuka dan mantan pejabat pemerintah.
Ekspansi yang cepat penambangan kripto di Kazakhstan, sejak tindakan keras tahun lalu terhadap industri di China, telah disalahkan karena terus berlanjutnya masalah kekurangan listrik dan pemadaman listrik.
Pemerintah Kazakhstan juga telah mengklaim, penambang ilegal di sektor ini mengancam keamanan ekonomi negara.
“Menyusul inspeksi yang diperintahkan oleh Presiden Kassym Jomart Tokayev, 55 pertambangan telah secara sukarela ditutup,” kata Badan Pemantau Keuangan Kazakhstan dalam sebuah pengumuman, dikutip dari Bitcoin.com, Sabtu, 2 April 2022.
Mereka telah sepenuhnya menghentikan kegiatan, membongkar dan memindahkan peralatan para penambang dari sejumlah lokasi.
Pada Februari, Tokayev menugaskan pengawas untuk mengidentifikasi semua perusahaan yang mencetak mata uang digital dan memverifikasi pajak, bea cukai, dan dokumentasi teknis mereka.
Badan tersebut diharapkan melakukan pemeriksaan bersama dengan badan pemerintah lainnya dan melaporkan kembali pada pertengahan Maret.
Advertisement
Peternakan Crypto
Inspektur pemerintah juga telah menutup 51 peternakan kripto ilegal, yang pemiliknya belum memberitahu pihak berwenang untuk memulai aktivitas atau menghubungkan perangkat keras mereka ke jaringan listrik tanpa izin.
Beberapa fasilitas ini telah berlokasi di kawasan ekonomi khusus, menghindari pajak dan bea masuk.
Di antara perusahaan pertambangan yang terlibat dalam kegiatan ilegal adalah entitas yang terkait dengan salah satu orang terkaya Kazakhstan, Kairat Itemgenov.
Perusahaan lain yang menjalankan pertambangan kripto juga telah dikaitkan dengan Tlegen Matkenov, mantan kepala departemen di Kementerian Dalam Negeri.