Bursa Asia Menguat, Indeks Hang Seng Pimpin Penguatan

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin, 4 April 2022 yang dipimpin indeks Hang Seng.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 04 Apr 2022, 09:26 WIB
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada Senin (4/4/2022) di tengah investor terus memantau yield treasury atau surat berharga Amerika Serikat (AS). Indeks Hang Seng pun memimpin penguatan di bursa saham Asia Pasifik seiring kenaikan saham teknologi.

Pada awal sesi perdagangan, indeks Hang Seng naik 1 persen yang didorong kenaikan saham Tencent 2,16 persen. Diikuti saham Alibaba melonjak 2,64 persen dan saham NetEase mendaki 4,91 persen.

Indeks Nikkei 225 di Jepang menguat dengan saham SoftBank menanjak 3,76 persen. Indeks Topix naik sekitar 0,1 persen. Demikian dilansir dari CNBC, Senin, 4 April 2022.

Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,33 persen. Di sisi lain, di Australia, indeks S&P/ASX 200 naik 0,43 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,04 persen lebih tinggi.

Sementara itu, pasar di daratan China  tutup pada Senin dan Selasa minggu ini untuk libur. Kemudian, bagian yang diawasi ketat dari yield Treasury AS terbalik pada Jumat karena suku bunga jangka pendek melonjak setelah rilis data pekerjaan di Amerika Serikat, meningkatkan kekhawatiran atas potensi resesi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Indeks Dolar AS

Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Benchmark hasil Treasury 10 tahun terakhir berada di 2,3895 persen, sedangkan tingkat pada catatan Treasury 2 tahun berada di 2,4625 persen. Hasil bergerak berbanding terbalik dengan harga, dengan 1 basis poin sama dengan 0,01 persen.

Inversi kurva yield hasil secara historis terjadi menjelang resesi, meskipun banyak ekonom percaya bahwa kurva harus tetap terbalik untuk waktu yang cukup lama sebelum memberikan sinyal yang valid.

Indeks USD berada di 98,627, dibandingkan dengan level di bawah 98 yang terlihat pada akhir Maret. Yen Jepang diperdagangkan pada 122,52 per dolar, lebih kuat dari level di atas 124 yang terlihat terhadap greenback minggu lalu.

Sedangkan, dolar Australia berada di 0,7485, setelah diperdagangkan dalam kisaran antara 0,747 dan 0,753 untuk sebagian besar minggu lalu.

Harga minyak lebih rendah di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional minyak mentah berjangka Brent turun 0,88 persen persen menjadi USD 103,47 per barel. Harga minyak mentah berjangka AS turun 0,93 persen menjadi USD 98,35 per barel.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya