Liputan6.com, Jakarta - Toyota Indonesia menghebohkan panggung IIMS 2022 dengan menghadirkan Toyota Kijang Innova BEV. Meski hanya dipajang sehari saat pembukaan IIMS 2022, namun berhasil membuat masyarakat penasaran dengan wujud asli dari mobil ramah lingkungan tersebut.
Model ini menjadi proyek mobil listrik pertama Toyota di Tanah Air, meskipun masih sebatas study car. Selain itu, kehadiran Toyota Kijang Innova EV Concept memperlihatkan keseriusan Toyota Indonesia maupun Toyota Motor Corporation (TMC), dalam menggarap industri mobil listrik.
Advertisement
Lalu, kapan mobil ini masuk jalur produksi? Anton Jimmi Suwandy, Direktur Pemasaran PT Toyota Astra Motor (TAM) menjelaskan, untuk suatu model bisa menjadi versi produksi masih diperlukan riset yang mendalam.
"Masih butuh banyak hal, karena memang banyak faktor untuk mengembangkan sebuah produk full listrik," ujar Anton.
Lanjut Anton, untuk mengembangkan sebuah kendaraan listrik, memang tidak hanya soal baterai. Tapi, juga terkait dengan infrastruktur pendukungnya, seperti stasiun pengisian baterai.
"Ada platform, baterai, dan sebagainya. Kita juga masih harus menunggu seperti apa dan detailnya kan untuk Innova listrik," tegasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Alasan Pemilihan Toyota Kijang
Sementara itu, terkait Toyota Kijang Innova yang dipilih untuk dikembangkan menjadi listrik, karena model ini merupakan mobil keluarga legendaris yang memiliki kandungan lokal tinggi.
Secara resmi Toyota Kijang, memang tidak dicatatkan sebagai mobil nasional, namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa mobil ini memiliki tingkat penggunaan komponen lokal tertinggi, mencapai 83 persen.
Tidak hanya sebatas itu, Toyota Kijang boleh dikatakan sebagai satu-satunya model merek nasional yang sanggup bertahan dan terus berkembang di antara berbagai model yang diproduksi sejumlah pelaku industri otomotif nasional pada era akhir 1970-an.
"Toyota senantiasa menawarkan pilihan yang beragam kepada pelanggan, baik di segmen penumpang maupun komersial, sehingga pelanggan dapat memilih kendaraan mana yang sesuai dengan kebutuhannya," tukas Anton Jimmi.
Advertisement