Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan meramalkan pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun ini akan lebih rendah dari capai tahun 2021 sebesar 7,07 persen (yoy).
Diperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II 2022 ini hanya di atas 5 persen. Padahal dalam periode yang sama terdapat momentum bulan Ramadhan dan lebaran Idul Fitri.
Advertisement
"Apakah kuartal kedua kita tumbuh persen? Tidak, tapi peluang besar kita bisa tumbuh di atas 5 persen," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu dalam webinar Macroeconomic Update 2022, Jakarta, Senin (4/4).
Dia menjelaskan, pertumbuhan yang tinggi di tahun 2021 karena berangkat dari pertumbuhan di tahun 2020 yang lebih rendah. Saat itu perekonomian pertama kali kontraksi -5,39 persen (yoy) karena dihantam pandemi. Sementara pertumbuhan tahun ini memiliki level yang cukup tinggi sebagai perbandingannya.
Meski begitu dia optimis pertumbuhan ekonomi kuartal kedua ini bisa diatas 5 persen. Sebab tahun ini pemerintah sudah mengizinkan masyarakat untuk mudik lebaran setelah 2 tahun dilarang. Tak hanya itu, berbagai aktivitas ekonomi juga mulai diperlonggar selama bulan Ramadan.
"Di satu sisi 2 tahun masyarakat lebaran dan Ramadan di rumah. Kalau ada peluang, Ramadan kita relaksasi dari tahun sebelumnya dan mudah-mudahan ini bisa aman dan masyarakat kita akan semangat," kata dia.
Selama 2 tahun tanpa izin mudik dan mobilitas yang masih terbatas membuat masyarakat memiliki simpanan dana yang kemungkinan akan dibelanjakan pada momentum ini. Sehingga dia memprediksi konsumsi masyarakat akan melonjak tinggi di tahun ini.
"Sekarang uang lagi banyak di tabungan 2 tahun berturut-turut (karena dilarang mudik)," kata dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Faktor-Faktor Lainnya
Selain itu, dalam waktu yang bersamaan, terjadi kenaikan harga komoditas. Ini akan meningkatkan belanja masyarakat karena pernah terjadi di tahun 2011 dan 2012.
"Tahun 2011 dan 2012 ini belanja masyarakat tinggi. Jadi kita akan optimis karena di Q1 juga akan tumbuh di level 5 persen dan Q2 ini bisa di atas 5 persen," kata dia.
Termasuk juga dengan adanya pembayaran THR perusahaan menjelang Ramadan. Begitu juga dengan Gaji ke-13 PNS yang akan menjadi mesin pendorong pertumbuhan optimal di kuartal kedua ini.
"Belum lagi ada THR dan gaji 13 PNS, ini akan bisa meningkat di Q2," kata dia.
Dia menambahkan, selain konsumsi rumah tangga dan PDB yang meningkat, kinerja ekspor dan investasi masih kuat. Sektor manufaktur juga masih kuat dan menunjukkan ekspansinya.
"Hal-hal ini masih tinggi di kuartal kedua," kata dia mengakhiri.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement