Liputan6.com, Jakarta - Pemimpin tertinggi Taliban Haibatullah Akhundzada melarang penanaman poppyopium dan perdagangan opium di Afghanistan. Perintah itu tertuang dalam keputusan pemerintahan sementara pimpinan Taliban.
"Penegakan keputusan ini adalah wajib. Pelanggar akan dituntut dan dihukum oleh pengadilan," kata pemerintahan sementara pimpinan Taliban dalam sebuah pernyataan.
Advertisement
"Sesuai dengan keputusan pemimpin tertinggi Emirat Islam Afghanistan, semua warga Afghanistan diinformasikan bahwa mulai sekarang, penanaman poppyopium telah dilarang keras di seluruh negara ini."
Pernyataan itu menambahkan bahwa jika ada yang melanggar keputusan tersebut, tanaman yang dimaksud akan segera dimusnahkan dan pelanggar akan dihukum.
"Selain itu, penggunaan, pengangkutan, perdagangan, ekspor dan impor semua jenis narkotika, seperti alkohol, heroin, tablet K (obat dengan efek stimulan yang sering dijual di Afghanistan), hashishdan lain-lain, termasuk pabrik pembuatan obat di Afghanistan, kini dilarang keras," ungkap pernyataan itu.
"Penegakan keputusan ini adalah wajib. Pelanggar akan dituntut dan dihukum oleh pengadilan," menurut pernyataan itu.
Diketahui, sebagian besar poppyopium di dunia ditanam di negara Asia yang dilanda militansi itu. Pada 2020, sekitar 6.300 ton opium diproduksi di negara itu, menurut data resmi.
Taliban Penuhi Janji
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan pentingnya Taliban untuk memenuhi janji-janji yang telah disampaikan jika ingin mendapatkan kepercayaan dari dunia.
"Penting bagi Taliban untuk memenuhi janji-janjinya," ujar Retno Marsudi, Kamis 31 Maret 2022.
"Karena pemenuhan janji tersebut atau pemenuhan komitmen tersebut akan menciptakan enabling environment bagi dukungan internasional terhadap pembangunan ekonomi Afghanistan," tambahnya.
Menurutnya, penting membangun kepercayaan antara Taliban dengan dunia internasional.
"Saya sampaikan trust atau kepercayaan ini tidak jatuh dari langit. Namun harus dibangun dan dipelihara," ujar Retno Marsudi.
"Trust akan tercipta apabila Taliban melakukan langkah maju dan memenuhi semua komitmen yang telah disampaikan pada Agustus tahun lalu."
Advertisement