Liputan6.com, Bucha - Kementerian Luar Negeri Georgia mengecam keras pembunuhan warga sipil di kota Bucha, Ukraina, dekat Kiev.
Kementerian itu mentweet: "Kami hancur oleh peristiwa dan kekejaman brutal. Semua yang terlibat dalam kejahatan perang ini harus bertanggung jawab."
Baca Juga
Advertisement
Presiden Salome Zourabichvili mengatakan; "pembantaian Bucha" adalah "kejahatan terhadap kemanusiaan".
Pemerintah Georgia mendapat kecaman dari oposisi karena dukungannya yang suam-suam kuku untuk Ukraina, demikian dikutip dari laman BBC, Senin (4/4/2022).
Pemerintah telah berulang kali menyuarakan dukungan untuk Ukraina tetapi menolak untuk bergabung dengan sanksi terhadap Rusia.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy memanggil duta besar Ukraina untuk Georgia pekan lalu untuk menjelaskan permasalahan yang terjadi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Rusia Bantah Lakukan Pembantaian Warga Sipil di Kota Bucha Ukraina
Rusia membantah tuduhan Ukraina bahwa mereka telah membantai warga sipil di kota Bucha, yang baru-baru ini direbut kembali oleh pasukan Ukraina dari pasukan Moskow.
Dilansir Channel News Asia, Senin (4/4/2022), Kementerian pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa rekaman dan foto-foto yang menunjukkan jasad adalah "provokasi lain".
"Selama penyelesaian ini berada di bawah kendali angkatan bersenjata Rusia, tidak ada satu pun penduduk lokal yang menderita akibat tindakan kekerasan," kata kementerian itu.
Foto dan video mayat berserakan di jalan-jalan Bucha adalah "produksi lain dari rezim Kiev untuk media Barat," tambahnya.
Walikota Bucha Anatoliy Fedoruk sebelumnya mengatakan bahwa 300 warga telah dibunuh oleh tentara Rusia.
Advertisement