Liputan6.com, Beijing - China mengirim militer dan ribuan petugas kesehatan ke Shanghai untuk membantu melakukan tes COVID-19 untuk semua 26 juta penduduknya. Tes merupakan salah satu respons kesehatan masyarakat terbesar yang pernah ada.
Dilansir dari laman Channel News Asia, Senin (4/4/2022), beberapa warga diminta untuk bangun sebelum fajar untuk pengujian di kompleks perumahan mereka, terlihat banyak yang mengantre dengan masih mengenakan piyama mereka.
Advertisement
Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) pada Minggu 3 April mengirim lebih dari 2.000 personel medis yang direkrut dari seluruh angkatan darat, angkatan laut dan pasukan pendukung logistik gabungan ke Shanghai, sebuah surat kabar angkatan bersenjata melaporkan.
Beberapa provinsi seperti Jiangsu, Zhejiang dan Beijing telah mengirim petugas kesehatan ke Shanghai, menurut laporan media, dengan beberapa perkiraan menyebutkan jumlah total lebih dari 10.000.
Ini adalah respons kesehatan masyarakat terbesar di China sejak menangani wabah COVID-19 awal di Wuhan, tempat virus corona baru pertama kali ditemukan pada awal 2019. Dewan Negara mengatakan PLA mengirim lebih dari 4.000 personel medis ke provinsi Hubei, tempat Wuhan berada, saat itu.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lockdown di Shanghai
Shanghai, yang memulai lockdown dua tahap pada Senin lalu yang telah diperluas untuk membatasi hampir semua penduduk di rumah mereka, melaporkan 8.581 kasus COVID-19 tanpa gejala dan 425 kasus COVID-19 bergejala untuk 3 April.
Ia juga meminta warga untuk melakukan tes mandiri menggunakan tes antigen untuk COVID-19 pada hari Minggu.
Meskipun wabahnya kecil menurut standar global, kota itu telah muncul sebagai ujian strategi eliminasi China berdasarkan pengujian, penelusuran, dan karantina semua kasus positif dan kontak dekat mereka.
Strategi tersebut telah menunjukkan tanda-tanda ketegangan, dengan warga mengeluhkan pusat karantina pusat yang padat dan tidak bersih, serta kesulitan dalam mengamankan pasokan makanan dan bantuan medis penting.
Namun, Presiden China Xi Jinping telah mendesak negara itu untuk mengekang momentum wabah sesegera mungkin sambil tetap berpegang pada kebijakan "pembersihan dinamis".
Pada hari Sabtu, Wakil Perdana Menteri Sun Chunlan, yang dikirim ke Shanghai oleh pemerintah pusat, mendesak kota itu untuk "membuat langkah tegas dan cepat" untuk mengekang pandemi.
Advertisement