Liputan6.com, Jakarta Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni menyebut kenaikan harga LPG 3 kg dan Pertalite akan semakin membebani pengusaha warteg. Apalagi ini ditengah beban harga bahan pokok di pasaran.
Ia pun mengakui kondisi saya beli masyarakat kepada produk warteg masih minim. Artinya, omzet yang didapat pun belum meninngkat.
Advertisement
"Jika harga naik beban akan semakin sulit dan mungkin kita akan sedih dan bisa-bisa kita nangis darah karena beban terlalu berat bagi kami, dengan kenaikan-kenaikam, apalagi kenaikan LPG dan Pertalite," katanya kepada Liputan6.com, Selasa (5/4/2022).
Jika kenaikan ini terjadi, kata dia, tak menutup kemungkinan pengusaha warteg akan menaikkan harga masakannya. Ia juga mengakui, akibat kenaikan bahan pangan, sejumlah warteg sudah melakukan penyesuaian.
"Kalau lpg naik, tentunya kami haris menaikan harga, beban kenaikan harga sudah membebani kami, terus ditambah naiknya harga LPG 3 kg itu akan memberatkan usaha kami yang belum sepenuhnya pulih," kata dia.
Lebih jauh, Mukroni menyebut, jika kenaikan harga terus menerus terjadi, bisa jadi pengusaha warteg akan beralih ke usaha lain. Namun, hal itu tak menghindarkan dari beban ekonomi.
"Kalau beban terlalu berat, bisa juga teman-teman pindah ke usaha lain, akan tetapi tidak mudah udah berbindah ke usaha lainnya, karena beban ekonomi merata," katanya.
Menunda Kenaikan Harga
Guna mengantisipasi dampak negatif berkepanjangan ia meminta pemerintah menunda kenaikan Pertalite dan LPG 3 kilogram.
"Kami mengharapkan agar pemerintah menunda kenaikan LPG 3 kg, karena itu jadi beban bagi kami, dimana kita tidak bisa menggunakan selain LPG untuk memasak," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyebut kenaikan harga LPG 3 kg dan Pertalite akan disesuaikan secara bertahap.
Mukroni menekankan, dalam waktu dekat ini belum jadi waktu yang tepat untuk menaikkan harga. Dengan kondisi saat ini, pedagang warteg masih keluhkan pembeli yang masih minim
"Adanya kenaikan minyak dan bahan baku lainnya ada yang sebagian naikan harga, tetapi banyak yang mengeluh harga tetap aja pembeli sepi," kata dia.
Advertisement