Perang Rusia Ukraina: UE Siapkan Sanksi Baru Incar Industri Bahan Bakar Jet dan Baja

Sanksi baru Uni Eropa terkait perang Rusia Ukraina ini masih dalam proses dan dapat berubah

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 05 Apr 2022, 12:38 WIB
Foto yang diabadikan pada 2 Desember 2020 ini menunjukkan Katedral Santo Basil di Moskow, ibu kota Rusia. (Xinhua/Bai Xueqi)

Liputan6.com, Jakarta - Uni Eropa dilaporkan sedang memproses sanksi baru terhadap negara beruang terkait berlangsungnya perang Rusia Ukraina. Sanksi  yang diberikan kumpulan negara tersebut merupakan yang kesekian kalinya terhadap Rusia.

Dilansir dari CNBC International, Selasa (5/4/2022) dua pejabat Uni Eropa yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan bahwa sanksi ke Rusia kemungkinan akan membatasi penyewaan pesawat terbang dan melarang impor-ekspor produk seperti bahan bakar jet, produk baja, serta barang mewah dari Rusia. Sanksi ini dilaporkan akan disetujui pada akhir pekan mendatang.

Namun, kedua pejabat tersebut menambahkan bahwa sanksi ini masih dalam proses dan dapat berubah karena pembicaraan berlanjut beberapa hari mendatang. Serta menjelang pertemuan penting duta besar Uni Eropa yang dijadwalkan pada Rabu (6/4/2022) besok.

Sementara itu, terkait rencana pengurangan pasokan gas Rusia di Eropa, salah satu pejabat mengatakan, "jelas, ada komponen besar yang hilang".

Diketahui bahwa pemberlakuan larangan langsung terhadap gas, minyak, atau bahkan batu bara dari Rusia telah menjadi topik perdebatan besar di Uni Eropa sejak konflik di Ukraina pecah pada 24 Februari lalu.

Dalam beberapa hari terakhir, berbagai media internasional melaporkan terjadinya pembunuhan massal warga sipil di kota Bucha di Ukraina, yang menjadi salah satu lokasi konflik.

Laporan tersebut memicu serangkaian seruan dari Uni Eropa agar menjatuhkan sanksi tambahan terhadap Rusia atas konflik antara negara itu dengan Ukraina.


Khawatir Ganggu Pasokan, Sebagian Negara Eropa Tolak Sanksi Energi ke Rusia

Warga berjalan melewati tank Rusia yang rusak di timur laut kota Trostianets (29/3/2022). Ukraina mengatakan pasukannya telah merebut kembali kota Trostianets, dekat perbatasan Rusia, salah satu kota pertama yang jatuh di bawah Kontrol Moskow dalam invasi selama sebulan. (AFP/Fadel Senna)

Sebelumnya, pada Senin (4/4), sorang juru bicara Komisi Eropa mengatakan bahwa proses mempersiapkan sanksi baru terhadap Rusia merupakan hal yang rahasia".

"Kami tidak pernah mengomentari proses yang sedang berlangsung," jelas juru bicara itu.

Sementara itu, Presiden Prancis Emmanuel Macron, dalam kesempatan berbeda menyerukan Uni Eropa untuk setuju membatasi minyak dan batu bara Rusia menyusul laporan pembunuhan massal di Bucha Ukraina.

Polandia, menjadi negara Eropa yang sudah mengumumkan akan menghentikan impor batu bara Rusia.

Di sisi lain, negara-negara Uni Eropa lainnya seperti Jerman dan Austria, masih menolak sanksi energi dari Rusia.

Penolakan ini dikarenakan risiko kekurangan pasokan yang besar di wilayah mereka jika diberlakukan sanksi terhadap Rusia.

"Kami harus memberikan tekanan lebih pada Putin dan kami harus mengisolasi Rusia - memutuskan semua hubungan ekonomi dengan Rusia, tetapi saat ini tidak mungkin untuk memotong pasokan gas," kata Menteri Keuangan Jerman Christian Lindner mengatakan kepada CNBC di Luksemburg, Senin (4/4).

"Austria tidak mendukung sanksi tambahan terkait gas. Kami sangat bergantung pada gas Rusia dan saya pikir semua sanksi tidak akan baik untuk kami. Itulah mengapa kami menentang sanksi dalam minyak dan gas," kata Menteri Keuangan federal Austria, Magnus Brunner.


Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya