Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, saat ini masyarakat dihadapkan dengan satu ancaman baru. Setelah pandemi Covid-19, kini kenaikan harga barang terutama harga pangan jadi ancaman bagi masyarakat.
Ia menyampaikan, merespons kenaikan harga komoditas dan inflasi global, Kementerian Keuangan akan menyiapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Alasannya, harga komoditas membuat penerimaan APBN meningkat, tapi di sisi lain masyarakat terkena imbas kenaikan harga pangan.
“Namun di sisi lain masyarakat juga akan merasakan rambatan dari inflasi global tersebut, kemudian perlu diputuskan langkah-langkah untuk menjaga. Kalau dulu tantangan dan ancaman bagi masyarakat adalah pandemi, sekarang tantangan dan ancaman bagi masyarakat adalah kenaikan (harga) barang-barang tersebut,” paparnya dalam Konferensi Pers di Komplek Istana Presiden, Selasa (5/4/2022).
Dari sisi APBN, kata dia, pihaknya akan merumuskan langkah untuk memanfaatkan penambahan penerimaan tersebut untuk bisa dialokasikan secara tepat. Tujuannya, agar masyarakat yang membutuhkan bisa bertahan dari dampak negatif kenaikan harga barang-barang.
“Tadi bapak presiden sudah menginstruksikan seperti disampaikan Pak Menko (Airlangga) untuk kita melihat secara detail harga-harga pangan dan harga energi dan pilihan-pilihan kebijakan yang bisa kita ambil,” katanya.
“Untuk bisa di satu sisi kita bisa menjaga daya beli masyarakat, menjaga momentum ekonomi tapi juga menjaga APBN, ini 3 hal penting untuk terus dilakukan,” imbuh Sri Mulyani.
Baca Juga
Advertisement
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Alokasi Dana PC-PEN
Lebih lanjut bendahara negara ini juga menyampaikan kepada kementerian yang melaksanakan program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) untuk bisa mengakselerasi program-program.
Menurutnya, program-program yang harus diutamakan oleh kementerian dan lembaga adalah program yang banyak membuka lapangan kerja. Dengan pembukaan lapangan kerja ini akan memiliki serentetan dampak selanjutnya.
“Presiden menyampaikan agar menteri yang melakukan program untuk pemulihan ekonomi, kita masih ada Rp 455 triliun untuk program pemulihan ekonomi PC-PEN ini kemudian akan difokuskan ke program seperti labor intensive atau program-program yang meningkatkan ketahanan dan penciptaan kesempatan kerja terutama kepada Kementerian PUPR dan kementerian lain,” katanya.
Advertisement
Erick Thohir Prediksi Harga Komoditas Meroket hingga 2030
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir memprediksi tren kenaikan harga komoditas utama dunia akan berlangsung hingga 2030 mendatang.
Menurutnya, tren kenaikan ini dipicu oleh tiga persoalan besar yang tengah dihadapi dunia. Yakni, pandemi Covid-19 yang tak kunjung usai, gangguan supply chain atau rantai pasok, hingga perang Rusia vs Ukraina.
"Gonjang-ganjing supply chain, itu karena covid juga. Sehingga, kenaikan harga komoditas yang kita lihat hari ini akan meningkat sampai 2030," katanya dalam Sidang Dewan Pleno HIPMI di Bali, Jumat (18/3).
Meski begitu, Erick meminta masyarakat tidak perlu mengalami ketakutan berlebihan dalam merespon tren kenaikan harga komoditas dunia, termasuk bahan pangan. Mengingat, perekonomian Indonesia terus menunjukkan perbaikan seiring melandainya kasus harian Covid-19.
Selain itu, Pemerintah juga terus memperbaiki pengelolaan sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah. Antara lain dengan mendorong hilirisasi di sektor pertambangan mineral dan batubara (minerba).
Infografis Lonjakan Harga Pangan Jelang Tahun Baru
Advertisement