China Turunkan Ribuan Tentara dan Petugas Kesehatan ke Shanghai, Ada Apa?

Banyak provinsi seperti Jiangsu, Zhejiang dan Beijing telah mengirim tenaga kesehatan ke Shanghai.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Apr 2022, 08:00 WIB
Salah satu pemandangan kota Shanghai, China, saat lockdown karena Covid-19 yang tampak sepi seperti kota hantu (Dok.STR/AFP)

Liputan6.com, Shanghai - China mengirim militer dan ribuan pekerja kesehatan ke Shanghai untuk membantu pelaksanaan tes COVID-19 terhadap seluruh 26 juta warganya pda hari Senin (4/4), dalam salah satu respons kesehatan masyarakat terbesarnya.

Sebagian warga diminta untuk bangun sebelum subuh untuk melakukan tes COVID-19 di kompleks perumahan mereka, banyak di antaranya yang antre dengan mengenakan piyama, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (6/4/2022).

Menurut surat kabar angkatan bersenjata, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) pada Minggu (3/4) mengirim lebih dari 2.000 personel kesehatan yang direkrut dari angkatan darat, angkatan laut dan pasukan pendukung logistik gabungan ke Shanghai.

Banyak provinsi seperti Jiangsu, Zhejiang dan Beijing telah mengirim tenaga kesehatan ke Shanghai, menurut laporan media, dengan sebagian memperkirakan jumlahnya lebih dari 10 ribu.

Ini merupakan respons kesehatan masyarakat terbesar China sejak negara itu menangani awal wabah COVID-19 di Wuhan, di mana virus corona pertama kali ditemukan pada awal 2020. Ketika itu Dewan Negara menyatakan PLA mengirim lebih dari 4.000 personel medis ke provinsi Hubei, di mana Wuhan berada.

Shanghai memulai lockdown dua tahap Senin lalu yang telah diperluas sehingga praktis mengurung semua warga di rumah mereka. Kota ini melaporkan 8.581 kasus COVID-19 tanpa gejala dan 425 kasus bergejala pada hari Minggu (3/4).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Imbauan Bagi Warga Kota

Orang-orang berjalan di sekitar Bund, sepanjang Sungai Huangpu, Puxi, Shanghai, 31 Maret 2022. Daerah Puxi akan lockdown mulai 1 April 2022. (Hector RETAMAL/AFP)

Warga kota juga diminta melakukan tes antigen mandiri pada hari Minggu. Meskipun wabah tersebut terhitung kecil berdasarkan standar global, Shanghai telah muncul sebagai ujian bagi strategi pemberantasan COVID China yang didasarkan pada tes, pelacakan kontak serta karantina semua kasus positif dan kontak dekat mereka.

Strategi ini telah menunjukkan tanda-tanda kesulitan, dengan warga mengeluhkan pusat-pusat karantina yang penuh sesak dan tidak bersih, serta kesulitan dalam memastikan pasokan makanan dan bantuan medis yang diperlukan.

Namun Presiden China Xi Jinping telah mendesak negara agar mengendalikan momentum wabah itu sesegera mungkin sambil berpegang pada kebijakan pemberantasan COVID yang dinamis.

Hari Sabtu, Wakil PM Sun Chunlan, yang dikirim ke Shanghai oleh pemerintah pusat, mendesak kota itu agar “mengambil langkah tegas dan segera” untuk mengendalikan pandemi.


Infografis Nasib Dunia Usaha Diterpa Corona

Infografis Nasib Dunia Usaha Diterpa Corona (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya