Liputan6.com, Jakarta - Hafshah binti Umar merupakan istri Nabi Muhammad SAW. Beliau adalah putri dari Umar bin Khattab, yang juga sahabat Rasulullah SAW.
Sosok Hafshah memiliki peranan besar dalam pengumpulan mushaf alquran. Dilansir dari karya Prof Aisyah Abdurrahman, dalam karyanya Biografi istri dan putri Nabi SAW, ia menulis, ketika Nabi Muhammad SAW meninggal dunia, dan mushaf dikumpulkan era Abu Bakar, dia yang terpilih di antara para ummahatul mukminin termasuk di antaranya Aisyah, untuk menjaga salinan pertama mushaf Alquran.
"Karena ketika banyak sahabat terbunuh pada perang Yamamah, Umar menyarankan kepada Khalifah pertama, Abu Bakar As Shiddiq agar segera mengumpulkan Alquran dari lembaran-lembaran yang terpisah sebelum semakin jauh dari era turunnya Alquran, dan sebelum banyak di antara para penghafal Alquran generasi pertama meninggal dunia karena ratusan di antara mereka mati syahid dalam peperangan menumpas kemurtadan," terang dia yang dikutip, Selasa (5/4/2022).
Guru Besar Bahasa dan Sastra Arab, Universitas Ain Syam, Mesir, ini melanjutkan, Abu Bakar pun menerima saran dari Umar. Lalu mengumpulkan mushaf-mushaf yang telah dikumpulkan dan disimpan di kediaman Abu Bakar sampai ia wafat. Setelah itu, disimpan di kediaman Umar sampai ia wafat.
"Sebelum wafat Umar berwasiat kepada Hafsah agar menjaga mushaf, sehingga mushaf disimpan Hafshah," jelas Aisyah.
Baca Juga
Advertisement
Pada akhir akhir bulan Jumadil akhir tahun 13 Hijriyah Abu Bakar as Siddiq khalifah pertama wafat. Selanjutnya kursi khalifah beralih ke tangan Umar bin Khattab atas perintah Abu Bakar.
Pada masa kepemimpinan ayahandanya, Hafshah menyaksikan keluhuran dan keutamaan ayahnya juga penaklukan Syam Irak dan Mesir.
"Hingga akhirnya Hafsah dan kaum muslimin secara keseluruhan dikejutkan kematian mendadak Umar bin Khattab akibat tikaman parang abu lu'luah Al majusi pada salah satu malam bulan Dzulhijjah tahun 23 Hijriyah," tulisnya.
Umar menyerahkan persoalan khilafah kepada enam anggota syuro di antara para tokoh sahabat. Setelah itu khilafah dipegang Utsman bin Affan. Pada masanya, huruf dan tulisan mushaf Alquran disatukan dengan sumber mushaf yang disimpan Ummul Mukminin Hafshah.
"Selanjutnya disalin dalam mushaf Utsmani yang kemudian disebarkan ke berbagai wilayah Islam," terang Aisyah.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Wafat pada Masa Muawiyah
Kemudian, pasca-pembunuhan Utsman bin Affan pada Dzulhijjah 35 Hijriyah, Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib dibaiat sebagai khalifah. Hingga terjadi fitnah besar di mana Aisyah terlibat bersama pihak-pihak yang tidak menginginkan pembaiatan tersebut.
Aisyah bertekad untuk ikut mengajak serta habsyah dan hampir saja ia ikut berangkat bersama Aisyah sama seperti hubungan di antara keduanya sejak sebelumnya. Andai saja ia tidak dihadang oleh saudaranya Abdullah bin Umar untuk keluar di tengah situasi tersebut.
"Hafsah tetap bertahan di Madinah tekun beribadah rajin berpuasa dan salat malam sampai akhirnya wafat pada masa khilafah Muawiyah bin Abi Sufyan pendiri daulah umawiyah," ujar dia.
Penduduk Madinah mengantarkan kepergiannya menuju tempat peristirahatan terakhir di Baqi' di samping para Ummul mukminin lainnya.
Selain tetap dikenang sebagai ibunda ummul Mukminin dan penjaga Mushaf, ia juga dikenal sebagai perawi yang meriwayatkan hadis dari Nabi dan dari ayahnya Umar bin Khattab. Darinya, Abdullah, saudaranya dan Hamzah anaknya meriwayatkan hadits bersama sejumlah hafiz dari kalangan tabiin.
Advertisement