Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa unik terjadi di Nonthaburi, Thailand. Seorang pria yang bekerja sebagai tabib pengobatan tradisional mendapat kejutan ulang tahun ke-35 dari tiga orang pacarnya.
Tiga perempuan itu mengajak pria tersebut menikah secara resmi. Lelaki ini pun sangat terkejut dengan peristiwa yang ia alami, melansir dari laman The Thaiger, Selasa, 5 April 2022.
Baca Juga
Advertisement
Tak tanggung-tanggung, tiga perempuan itu memberinya maskawin. Mereka masing-masing juga memberi 100 ribu baht atau Rp43 juta.
Tabib itu telah hidup bersama dengan mereka selama beberapa tahun tanpa ikatan perkawinan. Dari tiga perempuan itu, ia memiliki sembilan orang anak.
Lelaki bernama Suea Supareek ini dilaporkan keturunan Brahmana. Dalam tradisi Brahmana, perempuan yang meminta pria menikah harus memberi mahar.
Hal itu yang membuat tiga perempuan itu secara diam-diam menabung. Uang tersebut kemudian diserahkan pada lelaki tersebut. Mereka juga menyerahkan emas dan sertifikat tanah.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hidup Bersama 3 Perempuan
Pasangan pertama Suea, Nutcharin Phankat, 30, telah bersama Suea selama 16 tahun. Mereka memiliki satu putra dan tiga putri.
Pasangan kedua Seua, Pitchaya Suraseeruangchai, 35, telah hidup bersama selama sembilan tahun dan memiliki tiga putra dan satu putri. Sementara pasangan ketiga, Kawinthida Kulapatchaiyapoom, 31, telah hidup bersama selama tujuh tahun dan memiliki satu putri.
Keluarga yang terdiri dari 13 orang hidup bersama, yang terutama didukung melalui pekerjaan penyembuhan Seua. Mereka merawat 400--500 pasien setiap bulan.
Advertisement
Menyatukan Keluarga
Pasangan ketiga Suea mengatakan, ia mengajak menikah dengan alasan ingin mempersatukan keluarga. "Saya ingin menyatukan keluarga saya. Ini adalah cinta yang telah kami akumulasikan sejak lama dan anak-anak berkembang bersama kami," ia berkata.
Perempuan tersebut bertemu Suea di kontes tato. Dari situ, mereka saling mengenal dan ia bilang sudah punya dua pasangan. Menurut perempuan itu, Suea selalu jujur dan terbuka dengannya.
"Rekan keduanya meminta saya bergabung dengan mereka dan saya setuju untuk tinggal bersama mereka di bawah satu atap. Kami semua saling membantu untuk mencari nafkah dan bertahan hidup," ia berkata.
Masih Dipraktikkan
Pasangan Suea mengatakan sangat menghormati dan tidak percaya pada pengobatan tradisional Thailand. Mereka justru sangat percaya pada kata "empati" sebagai prinsip yang membuat hidup lebih baik.
"Kami belajar bahwa dalam Brahmana, wanita harus melamar pria. Jadi, kami berbicara bersama dan setuju untuk membayar maskawin masing-masing 100 ribu baht,” perempuan itu mengungkap.
Para wanita itu mengaku tidak pernah berdebat. Semua memiliki tugas yang jelas dan saling mendukung. Pernikahan poligami tidak diakui di bawah hukum Thailand, tapi gaya hidup itu masih dipraktikkan oleh beberapa orang.
Advertisement