Liputan6.com, Palembang - Stunting masih banyak dialami oleh para balita di Indonesia. Tak terkecuali di Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel).
Bahkan per tahun 2022 ini, ada ratusan ribu balita di Kota Palembang Sumsel mengidap stunting atau gagal tumbuh seperti balita pada umumnya.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang Fitrianti Agustinda, usai Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stuting dengan Korwil dan PKB/PLKB Non PNS se-Kota Palembang, di Ruang Rapat Bappeda Palembang, Selasa (5/4/2022).
Baca Juga
Advertisement
Menurutnya, jumlah tersebut sangatlah tinggi di tengah Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang terus menggencarkan layanan kesehatan. Dan hal tersebut menjadi masalah besar yang harus dituntaskan.
"Ada 100.000 orang balita di Palembang alami stunting, paling banyak itu ada di Kecamatan Ilir Timur III Palembang,” ucapnya.
Sebagai Ketua Percepatan Penurunan Stunting Palembang, Wawako Palembang mendapatkan data tersebut dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang dan Keluarga Berencana (KB) Palembang.
Dia mengatakan, ada beberapa faktor utama kenapa tingginya stunting di Kota Palembang. Seperti, bayi terlahir dengan kecacatan dan gizi buruk karena rendahnya ekonomi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Menikah Muda
“Ada juga karena menikah muda, jadi orang tua yang masih muda tidak paham bagaimana merawat dan melahirkan terkait kesehatan si calon bayi," katanya.
Untuk menekan angka stunting agar tidak meningkat, Wawako Palembang sudah membentuk tim khusus, yang tersebar di kelurahan hingga kecamatan di Kota Palembang Sumsel.
"Kita sudah melakukan koordinasi, bagaimana sistem kerja dan kebutuhan tim ini nantinya,” ucapnya.
Advertisement