Lewat Proyek IKN Nusantara, Indonesia Ingin Bangun Kepercayaan Investor

Indonesia ingin menunjukan pada investor dunia akan keseriusan dalam membangun proyek ibu kota negara atau IKN Nusantara.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 06 Apr 2022, 11:00 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menikmati suasana hutan saat sunrise pada pagi hari setelah berkemah semalam di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (15/3/2022). (FOTO: Setpres/Agus Suparto)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono menyatakan, Indonesia ingin menunjukan pada investor dunia akan keseriusan dalam membangun proyek ibu kota negara atau IKN Nusantara.

Menurut dia, hingga 2024 prioritas pembangunan IKN adalah showcasing untuk menunjukkan bahwa Indonesia serius dalam membangun IKN Nusantara. Sehingga menciptakan kepercayaan pasar (market confidence) bagi investor.

“Kita fokus di pusat pemerintahan dan pusat kegiatan, itu akan kita bangun terlebih dahulu. Jadi, mudah-mudahan dalam satu, dua tahun ke depan, kita wujudkan," ungkap Bambang dalam keterangan tertulis, Rabu (6/4/2022).

"Mudah-mudahan di 2024, terbangun satu bagian kota yang memang sudah lengkap, tidak hanya pusat pemerintahan. Sehingga yang pindah lebih awal merasa ini adalah kota dan bukan hanya bagian dari sebuah kota," tandasnya.

Bambang menyampaikan, pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) akan menjadi model sustainable, liveable city di masa depan.

"Kita mengambil yang terbaik dari semua pengalaman yang ada, lesson learned yang ada kemudian kita coba ramu menjadi konsep baru tersendiri. Insya Allah akan menjadi model sustainable, liveable city yang belum pernah kita bangun sebelumnya," kata Bambang .

 


3 Syarat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) berada di depan tenda saat bermalam di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (14/3/2022). (FOTO: Setpres/Agus Suparto)

Terdapat tiga syarat untuk mewujudkan sustainable, liveable city. Pertama, mengusung sound economy. Kedua, lingkungan yang feasible, memasukkan faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan iklim serta mempunyai neraca lingkungan tahunan sebagai dasar pemantauan keanekaragaman hayati.

Ketiga, equitable dimension, kota untuk semua, city for all, atau dalam kerangka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDG's), dicapai dengan prinsip no one left behind.

"Yang akan kita bangun bukan hanya pusat pemerintahan, tapi kota yang liveable sehingga kita merasakan bagaimana kota memiliki kehangatan, bagaimana kota itu memiliki interaksi antarwarga yang merepresentasikan satu social cohesion yang baik, itu kuncinya. Kalau kita bangun gedung saja, itu lebih mudah, tetapi membangun kota, what is a city but its people," tuturnya.

 


Tantangan Jangka Pendek

Pradesain istana negara di Ibu Kota Negara (IKN) baru. Instagram@jokowi

Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pembangunan IKN adalah target jangka pendek, seperti pemindahan bertahap bagi 60.000 PNS, TNI, dan Polri.

"Tantangan lain yang dihadapi adalah membangun dalam jumlah besar di area yang lingkungannya benar-benar kita lindungi. Tantangannya cukup banyak, tapi Insya Allah dengan step by step, kita membangun dengan memperhatikan lingkungan dan kondisi sosial yang ada sehingga membangun liveable city dengan baik,” tandasnya.


Proyek Ibu Kota Baru

Infografis Menanti Pembangunan Ibu Kota Baru di Kaltim. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya