Liputan6.com, New Delhi - India pada Selasa (5 April) mengutuk pembunuhan warga sipil di Bucha Ukraina dan menyerukan penyelidikan independen, setelah sebelumnya menolak untuk secara eksplisit mengkritik invasi Ukraina oleh mitra lamanya Rusia.
Seorang ombudswoman hak asasi manusia Ukraina mengatakan pada hari Selasa bahwa antara 150 dan 300 jasad mungkin berada di kuburan massal oleh sebuah gereja di kota Bucha, di mana Ukraina menuduh pasukan Rusia membunuh warga sipil.
Advertisement
Dilansir dari laman Channel News Asia, Rabu (6/4/2022), Moskow membantah menargetkan warga sipil di Ukraina, menyebut gambar orang mati di Bucha yang telah mengejutkan dunia sebagai "pemalsuan mengerikan" yang dilakukan oleh Barat untuk mendiskreditkannya.
"Laporan terbaru tentang pembunuhan warga sipil di Bucha sangat mengganggu," TS Tirumurti, perwakilan tetap India untuk PBB, mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan.
"Kami dengan tegas mengutuk pembunuhan ini dan mendukung seruan untuk penyelidikan independen."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hubungan India-Rusia
Tirumurti menyampaikan pidatonya tak lama setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar.
Amerika Serikat telah berulang kali mendesak India untuk mengutuk agresi Rusia sejak invasi 24 Februari.
India sangat bergantung pada Rusia untuk perangkat keras militer.
New Delhi telah berulang kali menyerukan diakhirinya kekerasan di Ukraina, tetapi telah abstain dari berbagai resolusi PBB tentang perang dalam upaya rumit untuk menyeimbangkan hubungannya dengan Moskow dan Barat.
India, yang saat ini menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, menjamu menteri luar negeri Rusia di New Delhi pekan lalu di mana mereka membahas mempertahankan hubungan perdagangan.
Advertisement