Kesiapan Kemenag Jatim Sambut Pemberangkatan Haji 2022

Husnul menyatakan, dari segi kelengkapan administrasi sudah 95 persen, termasuk persiapan akomodasi dan Asrama Haji di Sukolilo Surabaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Apr 2022, 12:08 WIB
Ilustrasi Menunaikan Ibadah Haji Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Surabaya - Kepala Kanwil Kemenag Jatim Husnul Maram menegaskan pihaknya tetap melakukan persiapan pemberangkatan ibadah haji 2022, meski belum ada pengumuman resmi berangkat tidaknya.

"Jatim sudah siap, bahkan mulai kemarin sudah dilakukan pasporing," ujarnya, Rabu (6/4/2022), dikutip dari Antara.

Husnul menyatakan, dari segi kelengkapan administrasi sudah 95 persen, termasuk persiapan akomodasi dan Asrama Haji di Sukolilo Surabaya.

"Asrama Haji sudah diperbaiki dan steril setelah digunakan sebagai tempat karantina pasien Covid-19. Semua sudah siap dan kami tinggal menunggu arahan dari pusat," ucapnya.

Menurut dia, sampai saat ini belum ada kepastian jumlah jemaah yang mendapat kuota dari Arab Saudi sehingga di Jatim juga belum bisa dipastikan berapa orang calon haji yang akan diberangkatkan ke Tanah Suci.

Husnul Maram berharap kuota jemaah haji asal Indonesia tetap 100 persen dari biasanya, yakni 231 ribu orang, dan Jatim bisa mendapat kuota hingga 35 ribu orang.

"Di Jatim, yang sudah melunasi dan masuk daftar tunggu sejak dua tahun lalu jumlahnya 33 ribuan orang. Nah, semua sangat berharap berangkat tahun ini. Makanya kami berdoa agar Indonesia mendapat kuota penuh," kata dia.

 


Daftar Tunggu 32 Tahun

Jemaah haji di Masjid Nabawi, Madinah. Nurmayanti/Liputan6.com

Sementara itu, mengantisipasi jumlah kuota tidak sampai 100 persen, pihaknya juga telah menyiapkan regulasinya dan mencari solusi terbaik bagi para calon jemaah haji.

"Tapi ditunggu dulu pengumuman resmi dari pemerintah. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini ada kabar dari Arab Saudi untuk kuota jamaah haji tahun ini," tuturnya.

Husnul juga menyampaikan bahwa jumlah jemaah asal Jatim yang sudah antre untuk menunaikan ibadah haji sebanyak 1 juta orang atau harus menunggu selama 32 tahun ke depan.

Jumlah tersebut, kata dia, hanya seperlima jemaah masuk daftar tunggu se-Indonesia, yang jumlahnya mencapai 5,1 juta orang.

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya