Otoritas Jerman Tutup Pasar Darknet Rusia, Sita Rp 359 Triliun dalam Bitcoin

Kantor kejaksaan Frankfurt dan polisi kriminal federal menyita 543 Bitcoin saat mereka mengamankan situs tersebut.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 06 Apr 2022, 10:53 WIB
Ilustrasi bitcoin (Foto: Kanchanara/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Pihak berwenang Jerman menyita USD 25 juta atau sekitar Rp 359 triliun dalam bentuk Bitcoin (BTC) saat menutup Hydra Market, dengan mengatakan mereka telah menutup salah satu pasar darknet terbesar di dunia.

Menurut pernyataan polisi federal pada Selasa, kantor kejahatan dunia maya dari kantor kejaksaan Frankfurt dan polisi kriminal federal menyita 543 Bitcoin saat mereka mengamankan situs tersebut.

Polisi federal menemukan 17 juta pelanggan dan 19.000 akun penjual. Hydra Market mungkin memiliki omset tertinggi di antara pasar ilegal di dunia, menurut pernyataan itu. Pada 2020, Hydra Market memiliki pendapatan EUR 1,23 miliar (Rp 19,3 triliun). 

“Pasar berbahasa Rusia ini juga memiliki mixer privasi Bitcoin built-in, yang memperumit pelacakan transaksi,” tambah pernyataan polisi, dilansir dari CoinDesk, Rabu (6/4/2022).

Hydra Market telah beroperasi sejak 2015 dan dapat diakses melalui browser Tor. Namun, saat ini situs telah dihilangkan dari internet sehingga tidak dapat diakses kembali.

Menurut perusahaan analisis blockchain Ciphertrace, pasar itu terutama digunakan untuk narkotika, dan melayani Rusia, Ukraina, Belarus, Kazakhstan, Azerbaijan, Armenia, Kirgistan, Uzbekistan, Tajikistan, serta Moldova, 

Penyelidikan pada Hydra Market ini telah dimulai pada Agustus 2021 dan juga melibatkan beberapa pihak salah satunya otoritas AS. 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Anak Muda Rusia Sebut Kripto Dapat Diandalkan

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, hukuman keuangan dan lainnya yang dikenakan oleh Barat atas keputusan Moskow untuk menyerang Ukraina sudah mempengaruhi situasi ekonomi di Rusia.

Nilai mata uang Rusia sempat terperosok akibat sanksi yang diberikan barat, sehingga banyak warga Rusia yang mencari alternatif aset investasi yang lebih aman. 

Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu, 6 April 2022, pusat analisis Rusia NAFI mengungkapkan dalam sebuah laporan baru popularitas cryptocurrency telah tumbuh secara signifikan selama beberapa tahun terakhir.

Para peneliti NAFI telah menetapkan, dua pertiga responden dalam jajak pendapat terbaru mereka, sebanyak 67 persen orang Rusia telah mendengar tentang bitcoin sementara lima tahun lalu kelompok ini hanya menyumbang 16 persen dari pertanyaan.

Mayoritas orang Rusia mengharapkan nilai kripto meningkat di masa depan. Saat ini, 8 persen melihat akuisisi aset kripto sebagai aset investasi yang andal, sementara 11 persen berpikir membeli koin digital itu menguntungkan. 

Kaum muda, usia 18-24 tahun bahkan lebih optimistis. Seperempat dari mereka atau sekitar 23 persen, menggambarkan investasi kripto sebagai aset dapat diandalkan. Sedangkan anak muda lainnya sekitar 24 persen menyebut aset kripto menguntungkan.

Ketika pemerintah yang mendukung Ukraina terus memperluas pembatasan yang membatasi akses Rusia ke sistem keuangan global, muncul kekhawatiran, Moskow dapat menggunakan cryptocurrency untuk menghindari sanksi. 

Sementara beberapa platform kripto telah memberlakukan pembatasan, bursa utama seperti Binance dan Kraken menolak permintaan Kiev untuk secara sepihak membekukan akun semua pengguna Rusia.

 


Harga Kripto Rabu 6 April 2022

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto jajaran teratas terlihat mulai kembali melemah. Altcoin jajaran teratas kompak kembali berada di zona merah Rabu pagi, 6 April 2022.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 1,08 persen dalam 24 jam terakhir dan 3,47 persen dalam sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 45.830,39 per koin atau setara Rp 658 juta (asumsi kurs Rp 14.358 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) juga turut melemah. Dalam 24 jam terakhir, ETH turun 2,11 persen, tetapi masih menguat 1,15 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 3.438,30 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) jadi kripto satu-satunya yang menguat. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 0,49 persen dan 3,27 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 448,51 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) juga harus kembali ke zona merah. Dalam satu hari terakhir ADA merosot 1,14 persen dan 0,44 persen dalam sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 1,18 per koin.

Sedangkan, Solana (SOL) masih melemah sejak kemarin. Dalam satu hari terakhir SOL turun 1,40 persen. Namun masih menguat 14,08 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 129,42 per koin.

XRP kini juga harus rela kembali ke zona merah. Dalam satu hari terakhir, XRP merosot 0,97 persen dan 5,17 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,8174 per koin. 

Terra (LUNA) juga turut anjlok hari ini. Terra melemah 0,10 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih menguat 7,96 persen dalam sepekan. Saat ini Terra dihargai USD 115,15 per koin.

Stablecoin seperti Tether (USDT) dan USD coin (USDC), keduanya alami pergerakan harga yang berlawanan. USDT dalam 24 jam terakhir melemah 0,01 persen, tetapi harganya masih bertahan di USD 1,00 per koin. 

Sedangkan, USDC berhasil menguat 0,04 persen dalam satu hari terakhir yang membuat harganya  berada di level USD 0,9999 per koin.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya