Liputan6.com, Jakarta Tokoh bersejarah Charles Darwin sudah tak asing lagi di dunia biologi. Melalui bukunya On the Origin of Species pada 1859 atau yang dikenal dengan Teori Evolusi ia mulai populer. Bahkan namanya dijadikan sebuah gerakan Darwinisme.
Baca Juga
Advertisement
Berbagai peninggalan teori dan catatannya berhasil diamankan. Namun ada satu buku catatan mini milik sang naturalis yang dikabarkan hilang sejak tahun 2001 silam. Usai 20 tahun lebih menghilang, buku catatan ini kembali ke tempat semula diamankan di Perpustakaan Universitas Cambridge, Inggris.
Buku catatan yang hilang ini ditemukan kembali dengan keadaan yang lengkap. Pada satu halaman buku ini menggambar sketsa pohon, yang membantu mengilhami teori evolusi Charles Darwin. Hingga lebih dari 20 tahun kemudian akan menjadi teori sentral dalam karyanya yang inovatif “The Origin of Species”.
"Teori seleksi alam dan evolusi mungkin merupakan satu-satunya teori terpenting dalam ilmu lingkungan hidup dan bumi dan ini adalah buku catatan di mana teori itu disatukan. Itu adalah beberapa dokumen paling luar biasa dalam seluruh sejarah sains," kata Jim Secord, profesor emeritus sejarah dan filsafat ilmu di Universitas Cambridge.
Anehnya, buku catatan Darwin yang berusia 192 tahun itu muncul secara misterius di perpustakaan. Berikut Liputan6.com merangkumnya melansir dari BBC, Rabu (6/4/2022).
Bingkisan Tanpa Nama
Buku catatan mini karya Darwin ini muncul kembali pada 9 Maret 2022. Kejadian ini bermula saat petugas perpustakaan mendapati bingkisan dari pos yang dibalut dengan kertas map cokelat.
Buku catatan ini yang hilang selama dua dekade ini ditinggalkan tanpa nama. Bahkan buku bersejarah ini juga dibalut dalam tas hadiah merah muda cerah yang berisi kotak biru. Mirip semacam hadiah yang juga bertuliskan pesan singkat. "Pustakawan, Selamat Paskah- X."
Advertisement
Catatan Asli
Professor Jim Secord, salah satu dari beberapa akademisi dan pakar yang meneliti manuskrip yang dikembalikan dan menyimpulkan bahwa naskah tersebut asli. Dia membawa saya melalui garis bukti yang mereka cari.
Darwin menggunakan berbagai jenis tinta di buku catatan. Misalnya, di halaman pohon kehidupan yang terkenal, ada tinta cokelat dan juga tinta abu-abu. Perubahan semacam itu cukup sulit untuk dipalsukan secara meyakinkan.
"Anda dapat melihat potongan-potongan kecil tembaga yang terlepas di tempat engselnya berada. Jenis kertasnya adalah jenis kertas yang tepat. Ini adalah tanda-tanda kecil yang dapat digunakan seluruh tim peneliti di perpustakaan universitas untuk mengatakan bahwa mereka asli, ungkap Dr. Gardner.
Buku catatan itu, tambah Dr. Gardner, dalam kondisi sangat baik. Dia menegaskan: "Setiap halaman yang seharusnya ada di sana."
Jadi Kabar Gembira
Dr. Jessica Gardner, yang menjadi direktur layanan perpustakaan menuturkan kebahagiaannya atas ditemukannya kembali buku catatan Darwin.
"Saya gemetar, dan awalnya ragu, tapi saya berhati-hati karena sampai kami bisa membukanya dan memastikan ini catatan Darwin yang hilang,” terang Gardner.
Sementara itu melansir dari The Guardian, Prof Stephen J Toope, wakil rektor Universitas Cambridge mengatakan dia sangat senang mendengar buku catatan itu kembali dengan selamat ke tempat yang seharusnya.
“Objek seperti ini sangat penting untuk pemahaman kita tidak hanya tentang sejarah sains tetapi juga sejarah umat manusia,” katanya.
Advertisement