Liputan6.com, Jakarta - Industri Financial Techology (Fintech) di Indonesia berkembang pesat dalam beberapa waktu tahun terakhir. AFTECH (Asosiasi Fintech Indonesia) dalam Annual Members Survey (AMS) 2021, Kamis (24/3/2022) melaporkan sederet capaian industri fintech tanah air.
Menurut Ketua Dewan Pengawas AFTECH Rudiantara, survei yang dilakukan terhadap anggota AFTECH merupakan variabel kunci atas aspirasi yang disampaikan untuk diterapkan dalam pembentukan aturan yang lebih pas. Aturan ini disesuaikan juga dengan kode etik yang berlaku serta kebutuhan-kebutuhan lain terhadap fintech agar mendapatkan kepercayaan penuh dari masyarakat.
“Fintech telah berkembang pesat dalam beberapa waktu terakhir, terbukti dengan peningkatan jumlah penyelenggara fintech berlisensi, makin beragamnya solusi layanan keuangan digital yang ada di pasar saat ini, serta pertumbuhan pemanfaatan fintech, dan layanan keuangan digital di masyarakat,” ujarnya dalam siaran pers.
Baca Juga
Advertisement
Capaian fintech dalam hal ini antara lain ditunjukkan oleh nilai transaksi uang elektronik yang meningkat 58,5 persen dari tahun ke tahun, menjadi lebih dari Rp 35 triliun pada akhir 2021, adopsi Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) yang telah melampaui target 12 juta merchants sebelum tenggat waktu akhir 2021, penyaluran pinjaman melalui fintech pendanaan bersama ke lebih dari 13,47 juta rekening peminjam senilai kurang lebih Rp 13,6 triliun pada Desember 2021, serta peningkatan pemanfaatan fintech untuk berinvestasi di pasar modal, dan perdagangan aset digital.
Dalam ringkasan eksekutif Laporan Survey Aggota Tahunan AFTECH, AMS 2021, pada 2021, Indonesia menyumbang 23 persen dari seluruh perusahaan fintech di Asia Tenggara. Perkembangan ini, dikombinasikan dengan potensi industri fintech Indonesia, telah menarik minat investor.
Secara akumulatif, jumlah investasi pada industri fintech di Indonesia mencapai 904 juta dolar AS atau 23 persen dari total akumulasi investasi pada industri fintech di Asia Tenggara pada 2021.
“Selain menunjukkan signifikansi industri fintech dalam menarik investasi, statistik ini juga menunjukkan peran fintech yang signifikan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi masa depan bagi Indonesia,” ucapnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Edukasi Masyarakat
Dalam pidato kuncinya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan sejumlah hal yang wajib dibenahi fintech Indonesia, seperti, masalah perlindungan konsumen termasuk perlindungan datanya juga masalah infrastruktur secara teknis yang memberikan jaminan bahwa fintech tersebut fungsional dan dapat digunakan secara praktis oleh masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
“AFTECH diharapkan terus memegang komitmen untuk terus bersinergi dan kolaborasi baik dengan seluruh penyelenggara sektor jasa keuangan serta mendorong upaya dalam mempercepat digitalisasi dan mendukung pemulihan ekonomi Indonesia,” tuturnya.
Ia juga meminta AFTECH meminimalkan kesenjangan digital terutama bagi kelompok rentan dan kurang terlayani yaitu kelompok perempuan, pemuda dan terutama masyarakat di daerah yang masih tertinggal.
Sementara, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, menilai ekonomi keuangan digital di Indonesia berkembang sangat cepat menjadi bukti dari sinergi dan kolaborasi antara Bank Indonesia, perbankan perusahaan jasa sistem pembayaran, AFTECH, dan e-commerce.
Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menekankanpenguatan fintech sangat relevan dengan kondisi akhir-akhir ini, seiring fintech menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat dan memberikan akses ke dalam pembiayaan yang lebih cepat, murah, dan servis yang lebih bagus.
Ia menggarisbawahi beberapa tantangan, sepertiperkembangan digital di sektor keuangan tidak bisa terpisah dari perkembangan digital ekosistem ekonomi.
“Edukasi masyarakat harus menjadi prioritas supaya masyarakat bisa paham produk sesuai dengan profil masing–masing,” ujarnya.
Advertisement