Mencicipi Ragam Makanan Khas Turki untuk Menu Buka Puasa Ramadhan yang Berbeda

Hidangan khas Turki kuat dengan penggunaan rempah jinten. Salah satunya dalam olahan daging kambing yang biasa disantap di bulan Ramadhan.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 06 Apr 2022, 16:32 WIB
Lamb Shank Turkish di Hotel 101 Suryakencana Bogor. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Makanan khas Turki tak hanya kebab. Namun, masih jarang warga Indonesia yang mengenal ragam kuliner negara Eurasia itu. Berangkat dari drama web populer Layangan Putus, Hotel 101 Bogor Suryakancana memutuskan mengangkat hidangan Turki sebagai menu buffet Ramadhan mereka.

Pilihannya lengkap, mulai dari appetizer hingga dessert. Dari jajaran menu pembuka ada red lentil soup khas Turki. Jika biasanya sup menggunakan kacang lentil, sup versi Turki ini tak menggunakan kacang sama sekali.

"Kita hanya pakai tomato, herb, and potato. Kentalnya dari kentang. Biasanya dimakan bersama foccacia atau simit, roti khusus, jenis baguete-nya Turki," kata Chef Kholik kepada Liputan6.com di Bogor, pertengahan Maret 2022 lalu.

Saat dicicipi, rasa gurih asam berpadu apik di lidah. Sup ini cocok untuk menghangatkan perut tanpa bikin kekenyangan setelah buka puasa. Setidaknya, ini jadi pengganjal bila Anda hendak salat magrib dulu sebelum makan besar.

Menu Turki lainnya yang layak dicoba adalah pide, sejenis roti daging tipis, dan lamhacun yang bentuknya mirip pizza. Menurut Chef Kholik, pide merupakan salah satu menu khas Ramadhan di Turki.

Daging yang digunakan bisa ayam atau sapi. Seperti kebanyakan makanan gurih Turki, roti ini juga kuat aroma jinten, kayu manis, dan cengkih. Cukup cicipi satu potong saja biar perut tak terlalu penuh hingga susah bergerak.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Makan Besar

Pide, roti mirip pizza khas Turki. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Beranjak ke makan besar, Chef Kholik memperkenalkan lamb shank khas Turki. Bahan utamanya adalah daging kambing bagian paha belakang yang dimasak secara perlahan dengan beragam rempah.

"Sengkel kaki kambing di-roast kurang lebih selama 4--5 jam. Harus slow roast. Kalau dipaksa pakai api panas, dia gosong di luar, tapi daging di dalamnya belum matang," ia menjelaskan.

Warga Turki, kata dia, biasanya memasak daging kambing itu di tungku bara menggunakan kayu bakar. Rempah yang digunakan di antaranya rosemary, jinten, dan bawang putih. Saat akan disajikan, potongan daging kambing panggang akan kembali dimasak di atas pinggan besi datar bersama aburijin, semacam terong, yang dihaluskan.

"Herbs-nya dibikin enggak terlalu strong. Kalau orang Indonesia kan enggak suka yang kenceng banget," ujarnya.

Berbagai pilihan saus tersedia untuk menambah rasa pada daging kambing. Saya memilih saus harisa yang bercita rasa manis asam karena mengandung tomat dan bawang bombai. Ditambah nasi pilaf alias butter rice ala Turki, menyantap daging kambing yang lunak menjadi lengkap.


Pilihan Menu Penutup

Knafeh, hidangan pencuci mulut ala Turki. (dok. Hotel 101 Bogor Suryakancana)

Baklava menjadi hidangan pencuci mulut asal Turki yang populer di dunia. Tapi, jenis pencuci mulutnya bukan hanya itu. Ada rice pudding yang berbahan utama nasi, susu, dan telur, dengan rempah kayu manis, pala, dan cengkih, yang dioven.

"Susunya dimasak dulu, baru masukin cengkih, cinnamon, pala. Masukin nasinya, baru dioven," kata Chef Kholik. Rasanya gurih manis.

Selain itu, ada juga knafeh yang disebut sebagai dessert khas Ramadan. Hidangan ini populer di Timur Tengah, karena makanan Turki juga terpengaruh oleh budaya Timur Tengah. Pada dasarnya, kue ini menggunakan adonan pastry yang disebut kataifi, kemudian direndam di sirup gula, dilapisi keju dan bahan lain seperti krim dan kacang-kacangan.

 


Kopi Santri

Kopi Santri. (dok. Hotel 101 Bogor Suryakancana)

Sebagai penggenap adalah Kopi Santri. Kopi hasil kreasi hotel itu menggunakan kopi oplet dan diracik bersama beragam rempah yang terdiri dari jahe, serai, biji pala, cengkih, dan kayu manis.

Rempah digunakan benar-benar kering sebelum dipadukan dengan kopi oplet. Teknik penyajiannya menyadur ala Turki, yakni menggunakan pasir pantai yang sudah dipanaskan dengan berbagai metode, serta peralatan khusus.


Diplomasi Indonesia via Jalur Kuliner

Diplomasi Lewat Jalur Kuliner (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya