Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan jasa konstruksi, PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) menjamin kredit yang diperoleh anak usahanya, yaitu PT Baja Titan Utama dari PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp 1,73 triliun.
Hal tersebut disampaikan manajemen BUKK melalui keterbukaannya ke regulator Pasar Modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (6/4/2022).
PT Baja Titan Utama (PT BTU) merupakan badan usaha yang didirikan Bukaka Teknik Utama, dengan kepemilikan sebesar 99 persen, sebagai suatu Badan Usaha Pelaksana Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).
Hal ini berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 38 Tahun 2005 tentang Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur, sehubungan dengan pelaksanaan proyek KPBU Penggantian dan/atau Duplikasi Jembatan Callender Hamilton di Pulau Jawa yang didapatkan oleh Perseroan melalui suatu proses seleksi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia.
Baca Juga
Advertisement
Sehubungan pelaksanaan Proyek KPBU tersebut, PT BTU telah menandatangani perjanjian kredit dengan PT Bank Mandiri Tbk, untuk menunjang jalannya kegiatan KPBU Penggantian dan/atau Duplikasi Jembatan Callendar Hamilton di Jawa senilai Rp 1.732.000.000.000.
Dalam hal ini, BUKK menjamin pelunasan kredit PT BTU kepada PT Bank Mandiri Tbk termasuk dengan menjadi deficit cashflow guarantor dan memberikan gadai kepemilikan saham BUKK di PT BTU.
Pinjaman dari PT Bank Mandiri Tbk tersebut akan digunakan untuk menunjang kegiatan operasional PT BTU berkaitan dengan proyek KPBU Penggantian dan atau Duplikasi Jembatan Callendar Hamilton di Pulau Jawa, sehingga memberikan nilai lebih bagi kondisi keuangan BUKK.
Transaksi tersebut merupakan transaksi material yang dikecualikan dari kewajiban penggunaan Penilai dan persetujuan RUPS berdasarkan ketentuan Pasal 11 huruf b dan huruf c POJK Nomor 17 Tahun 2020 tentang Transaksi Material dan Benturan Kepentingan karena merupakan transaksi pinjaman yang diterima secara langsung dari bank dan transaksi pemberian jaminan kepada bank.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerak Saham BUKK
Pada penutupan perdagangan Rabu, 6 April 2022, saham BUKK turun 1,78 persen ke posisi Rp 1.105 per saham. Saham BUKK dibuka melemah 15 poin ke posisi Rp 1.110 per saham.
Saham BUKK berada di level tertinggi Rp 1.110 dan terendah Rp 1.100 per saham. Total frekuensi perdagangan 33 kali dengan volume perdagangan 209 saham. Nilai transaksi Rp 23,1 juta.
Saham BUKK melemah terjadi di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang tertekan pada Rabu, 6 April 2022. IHSG susut 0,62 persen ke posisi 7.104,21. Indeks LQ45 susut 0,84 persen ke posisi 1.030,11. Sebagian besar sektor saham melemah.
IHSG berada di level tertinggi 7.147,99 dan terendah 7.090,22. Sebanyak 350 saham melemah. 190 saham menguat dan 148 saham diam di tempat.
Sepanjang 2022, saham BUKK susut 9,05 persen ke posisi Rp 1.105 per saham. Saham BUKK berada di level tertinggi Rp 1.510 dan terendah Rp 1.070 per saham. Total volume perdagangan 980.200 saham dan nilai transaksi Rp 1,2 miliar. Total frekuensi perdagangan 1.180 kali.
Advertisement
Bukaka Tambah Modal Anak Usaha
Sebelumnya, PT Bukaka Teknik Utama Tbk (BUKK) akan meningkatkan setoran modal ke anak usaha perseroan di PT Bukaka Mega Investama maksimal Rp 1,5 triliun. Setoran modal itu akan dilakukan secara bertahap.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu, 12 Januari 2022, PT Bukaka Teknik Utama Tbk setor modal ke anak usaha ini untuk mengembangkan usaha melalui investasi di bidang energi.
Penyetoran modal itu akan digunakan PT Bukaka Mega Investama (BMI) untuk meningkatkan setoran modal di PT Kerinci Merangin Hydro (KMH) yang sedang membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Kerinci, Jambi.
"Dengan ada transaksi ini, akan meningkatkan potensi keuntungan bagi perseroan melalui hak-hak kepemilikan saham pada KMH melalui BMI,” tulis perseroan.
Adapun transaksi tersebut merupakan transaksi afiliasi yang dimaksud dalam POJK Nomor 42/2020 karena perseroan dan BMI memiliki hubungan afiliasi berupa kepemilikan saham 99 persen sehingga BMI adalah perusahaan terkendali perseroan dan ada satu lebih anggota direksi dan dewan komisaris atau lebih satu direksi.
Namun, transaksi tersebut merupakan transaksi material mengingat transaksi itu akan dilakukan bertahap dari waktu ke waktu sesuai kebutuhan BMI dengan nilai maksimal Rp 1,5 triliun. Nilai itu keseluruhan merupakan 47,84 persen dari total ekuitas Bukaka Teknik Utamaberdasarkan laporan keuangan konsolidasi per 30 September 2021.
Besarnya ekuitas perseroan Rp 3,31 triliun. Namun, berdasarkan ketentuan pasal 11 POJK 17/2020 atas transaksi material ini, perseroan tidak wajib menggunakan laporan penilai karena transaksi ini dilakukan oleh perseroan dan BMI yang merupakan perusahaan terkendali 99 persen.
Reporter: Elizabeth Brahmana