Liputan6.com, Sukabumi - Dua kelompok remaja di Citamiang, Sukabumi Kota, terlibat aksi perang sarung di malam Ramadhan 2022. Upaya pendamaian dilakukan Polsek Citamiang, Sukabumi Kota, dengan memanggil perwakilan kedua belah pihak. Kedua pihak juga diminta membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi kenalakan tersebut dan tidak memperpanjang konflik.
"Kami panggil anak-anak yang diduga terlibat beserta orangtuanya agar mereka kapok dan sekaligus membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan serupa di kemudian hari," kata Kapolsek Citamiang AKP Arif Sapta Raharja dikutip Antara, Rabu (7/4/2022).
Advertisement
Menurut Arif, mayoritas pelaku yang terlibat perang sarung ini masih berusia di bawah umur alias terong-terongan, saat ini kedua belah pihak telah berdamai dan juga menyatakan perdamaian tersebut di atas surat yang disaksikan oleh orangtua masing-masing.
Perang sarung ini biasanya terjadi pada Ramadhan setelah Solat Tarawih, biasanya hanya sebatas bercanda, namun akhirnya berujung kepada tawuran. Maka dari itu, pihaknya mengingatkan orangtua agar lebih intens dalam mengawasi anak-anaknya.
"Kami meminta peran orang tua, untuk lebih peka lagi terhadap pergaulan anaknya, sebab penyesalan itu datangnya pasti di belakang jangan sampai anak kita menjadi korban, apalagi di usia remaja biasanya mereka labil dan mudah terpengaruh," katanya.
Arif memaparkan awal terjadinya perang sarung antardua kelompok remaja di wilayah hukumnya di mana pada Senin (4/4/2022) sekitar pukul 22.00 WIB telah terjadi aksi perang sarung yang akan dilakukan tepatnya di depan SMAN 1 Kota Sukabumi.
Namun bentrokan antarkelompok remaja ini berhasil diredam dan digagalkan setelah pihaknya mendapatkan laporan dari warga terkait adanya perang sarung.
Ada informasi tersebut, petugas bergegas menuju lokasi dan berhasil menangkap seorang remaja berinisial MYS yang diduga akan melakukan aksi perang sarung tersebut.
Dari hasil pemeriksaan terhadap remaja ini tawuran tersebut sebelumnya sudah direncanakan dengan pihak lawan melalui aplikasi media sosial serta disepakati bahwa perang sarung di lakukan di sekitaran SMA 1 Kota Sukabumi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tradisi Perang Sarung Berubah
Perang sarung biasanya dilakukan anak-anak remaja di malam Ramadhan usai sholat tarawih. Entah dari mana tradisi ini muncul, namun yang pasti awalnya perang sarung dilakukan hanya dalam rangka berkelakar. Namun seiring perkembangan, tak jarang perang sarung berubah menjadi tawuran saling lempar batu.
Perang sarung dilakukan dengan saling sabet menggunakan sarung yang bagian ujungnya diikat sedemikian rupa hingga menggumpal. Gumpalan itulah yang digunakan untuk memukul lawan. Perang sarung berubah menjadi tindakan kriminal bilamana ujung sarung telah disematkan batu maupun gir. Hal ini tentu sangat membahayakan orang lain jika terkena di kepala.
Melihat pelakunya sebagian besar adalah anak-anak remaja, penting diimbau kepada para orangtua untuk lebih memperhatikan anak-anaknya usai sholat tarawih. Zaman sudah berubah, pemantauan media sosial juga penting dilakukan mengingat deklarasi perang sarung biasanya berawal dari saling cela di media sosial.
Advertisement