Melawan Hoaks, Google Luncurkan Berbagai Program Literasi Digital

Google juga bekerja sama dengan berbagai organisasi dan yayasan dalam mewujudkan program literasi digital.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Apr 2022, 18:00 WIB
Ilustrasi Literasi Digital (Liputan6.com/Trie Yasni)

Liputan6.com, Jakarta - Melihat maraknya hoaks yang beredar, Google merasa penguatan literasi digital merupakan langkah yang perlu diambil. Maka itu, sejak tahun 2017 Google telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung program literasi digital di Indonesia.

Sekitar 685 ribu warga telah mengikuti program-program Google dalam menguatkan literasi digital di Indonesia. Literasi digital dinilai penting dalam menangkal hoaks, misinformasi, dan disinformasi. Maka, Google pun meluncurkan berbagai program yang mencakup kalangan siswa, mahasiswa, guru, dosen, hingga para orang tua.

Dalam merealisasikan programnya, Google mengeluarkan dana sebesar 2,4 juta dolar Amerika Serikat khusus untuk Indonesia. Google juga bekerja sama dengan berbagai organisasi dan yayasan dalam mewujudkan program literasi digital.

Adapun program-program yang diluncurkan adalah Smart School Online, Yuk Cerdas Berinternet dan Mading Sekolah, Stop Hoax Indonesia, dan Tular Nalar (Menularkan Akal Sehat).

Program-program tersebut juga mendapat dukungan dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.

"Pemerintah Indonesia menyambut baik hibah dari Google.org untuk mendukung berbagai organisasi lokal, termasuk pengecek fakta, komunitas literasi media, dan organisasi sosial, dengan visi yang sama untuk melawan misinformasi,” ujar Menteri Muhadjir, melalui rilis pers Google.

Smart School Online merupakan program hasil kerja sama dengan ICT Watch, Yayasan Sejiwa, dan ECPAT Indonesia. Program ini telah diikuti oleh 59.000 siswa di 100 sekolah di Indonesia. Melalui program ini, siswa mendapat pelatihan literasi digital dan berita, juga keamanan siber.

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Dorong Kreativitas Peserta

Program berikutnya, Yuk Cerdas Berinternet dan Mading Sekolah, diikuti oleh 95.000 warga di seluruh Indonesia. Program ini mendorong kreativitas pesertanya dalam meningkatkan literasi digital, melawan radikalisme, hingga meningkatkan nilai toleransi. Program ini menggaet Maarif Institute, Peace Generation, Yayasan Ruang Guru, dan Cameo project

Google juga menjalin kerja sama dengan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) melalui program Stop Hoax Indonesia dan Tular Nalar (Menularkan Akal Sehat). Program Stop Hoax Indonesia, selain menggaet MAFINDO, Google juga mengajak Hong Kong School of Journalism dalam merealisasikan programnya.

Berbeda dengan program lainnya, Stop Hoax Indonesia memberikan edukasi literasi digital melalui serial drama web berjudul “Keluarga Anti Hoax”. Serial drama tersebut ditonton oleh lebih dari 50 ribu penonton.

Selain menyajikan serial drama, program ini juga menyajikan workshop untuk para pemuda dan ibu rumah tangga mengenai cara menangkal misinformasi. Setidaknya ada 67 workshop yang diikuti oleh 4.838 peserta.

 


Bangun Pola Pikir Kritis

Suasana kantor pusat Google di Googleplex, Mountain View, Palo Alto, California. Liputan6.com/Jeko Iqbal Reza

Demi mengembangkan pola pikir kritis para dosen, mahasiswa, dan guru, diluncurkan juga program Tular Nalar (Menularkan Akal Sehat). Program ini selain bekerja sama dengan MAFINDO, juga bekerja sama dengan Maarif Institute. Sebanyak 26.000 peserta mengikuti program ini.

Selain memberi edukasi literasi digital pada kelompok-kelompok tersebut, Google juga menganggap peran media dan jurnalisme penting. Maka dibuatlah program khusus para jurnalis dengan bekerja sama dengan Google News Initiative, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), MAFINDO, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Internews.

Program yang dimaksud adalah program Cek Fakta. Dengan mengajak 24 organisasi media, program ini pengecekan fakta terhadap berbagai informasi yang terindikasi hoaks, misinformasi, dan disinformasi.

Selain itu, demi mewujudkan jurnalisme yang berkualitas, Google mengadakan pelatihan khusus jurnalis. Pelatihan ini berfokus pada pengecekan dan verifikasi fakta. Sebanyak lebih dari 79.000 jurnalis telah mendapatkan pelatihan ini secara tatap muka dan lebih dari 418.000 jurnalis mengikuti pelatihan secara daring.

Menteri Muhadjir berharap program-program literasi digital ini dapat menjadi solusi dalam melawan misinformasi dan disinformasi yang beredar.

Penulis: Viona Pricilla/Universitas Multimedia Nusantara


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya