Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri RI melalui juru bicaranya Teuku Faizasyah menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan konsultasi dengan pihak Pertamina atas insiden kapal pengangkut minyak yang dicegat aktivis Greenpeace.
Menurut Teuku Faizasyah, upaya menghalang-halangi perjalanan kapal itu sudah tidak menjadi tantangan lagi.
"Sebenarnya yang bisa menjawab pihak Pertamina. Tapi dari konsultasi kami dengan pihak Pertamina apa yang disebutkan bukan pernyataan," ujar Teuku Faizasyah dalam press briefing Kemlu RI, Kamis (7/4/2022).
Baca Juga
Advertisement
"Namun menghalang-halangi perjalanan yang tidak menjadi tantangan lagi. Karena kapal tersebut telah melewati wilayah yang disebutkan dalam pemberitaan sebagai pencegahan untuk berlayar."
"Apa yang dilihat sebagai permasalahan kini sudah tidak ada lagi permasalahan karena kapal tersebut telah meninggalkan wilayah tersebut dan melanjutkan perjalannnya."
Sebelumnya, aktivis dari lima negara memblokir kapal Pertamina yang membawa minyak dari Rusia. Kapal itu adalah milik Pertamina Prime. Ada 100 ribu ton minyak Rusia yang diintervensi.
Para aktivis itu terafiliasi dengan Greenpeace. Mereka berasal dari Denmark, Swedia, Finlandia, Norwegia, dan Rusia. Greenpeace mengumumkan aksi tersebut pada 31 Maret lalu.
Pembelian minyak Rusia dinilai mendanai perang yang teradi di Ukraina. Pihak Greenpeace berkata setiap migas Rusia dibeli, makan dana perang Presiden Vladimir Putin akan bertambah.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Masih Banyak Pembeli
"Para pemerintah seharusnya tak punya alasan terkait mengapa mereka terus membuang uang demi bahan bakar fosil yang menguntungkan sedikit orang dan menjadi bahan bakar perang, sekarang di Ukraina," ujar Sune Scheller, kepala Greenpeace Denmark, dikutip dari situs Greenpeace, Senin (4/4/2022).
Para aktivis yang terjun menggunakan perahu kayak dan rhib. Mereka juga berenang untuk menghalangi transfer minyak ke oil tanker Pertamina Prime.
Pelacakan yang diluncurkan Greenpeace UK mengidentifikasi setidaknya 299 supertanker yang membawa minyak dan gas dari Rusia sejak invasi ke Ukraina dimulai.
Sebanyak 132 kapal itu mengarah ke Eropa. Greenpeace berkata negara-negara Uni Eropa masih belum bisa setuju terkait pencekalan impor minyak Rusia.
Sune Scheller meminta agar pemerintah fokus kepada energi terbarukan sehingga tidak perlu mengalirkan dana ke negara-negara yang memicu konflik.
"Ini akan memotong ketergantungan dari impor bahan bakar fosil yang menjadi bahan bakar konflik-konflik di dunia," ujarnya.
Advertisement
Spesifikasi dan Kecanggihan Kapal Raksasa Pertamina yang Dicegat Greenpeace
Kapal tanker Pertamina Prime yang dimiliki PT Pertamina International Shipping (PIS) sempat dihadang oleh aktivis Greenpeace di lepas pantai Denmark pada 31 Maret 2022 lalu.
Pencegatan yang dilakukann Greenpeace itu dilakukan untuk menggagalkan upaya transfer muatan antar kapal (ship to ship transfer) berupa 100 ribu ton minyak mentah Rusia, dari tanker Seaoath kepada Kapal Pertamina Prime.
Pertamina Prime dibangun pada 2018 diluncurkan dengan pengapungan kapal untuk pertama kali ke air laut pada Selasa, 19 Januari 2021, di Kumamoto, Jepang.
Kapal berjenis Very Large Crude Carrier (VLCC) ini memiliki kapasitas 2 juta barel. Kapal Pertamina Prime ini merupakan kapal kedua tipe VLCC yang disiapkan untuk mendukung pengamanan pasokan kebutuhan feedstock kilang yang dijalankan oleh Subholding Refinery & Petrochemical Pertamina.
Direktur Utama PT Pertamina International Shipping (PIS) Erry Widiastono dengan bidang usaha utama pelayaran atau pengangkutan laut, mendapat tugas sebagai supporting supply chain distribusi untuk pengangkutan kargo impor Pertamina dengan skema FOB (Free On Board).
“Pembangunan Kapal VLCC ini diharapkan dapat memacu Pertamina untuk makin berdaya saing, tidak hanya di sektor regional namun juga internasional,” ujar Imam.
Keunggulan
Kapal VLCC tersebut memiliki kapasitas angkutan cargo sebesar 324,995 m3 dengan kondisi 95 persen dari kapasitas atau sekitar 2 juta barrel yang merupakan single screw driven single deck type crude oil tanker dengan panjang keseluruhan (LOA) 330 meter dan draft 29.35 meter.
Kapal VLCC ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain performa kapal memiliki kecepatan sebesar 16.9 knot yang diperoleh dari keunggulan desain kapal yang menggunakan teknologi Super Stream Duct.
Kapal VLCC mutakhir ini juga telah memenuhi requirement terminal modern di dunia dan memenuhi regulasi internasional antara lain IMO Global Sulphur Cap Annex VI Tier III untuk pembatasan emisi gas buang Sulphur Oxide (SOx) dan (NOx).
Kapal VLCC ini juga lebih efisien dalam penggunaan bahan bahan bakar dan penerapan konsep Eco-Green vessel (lower operation cost berbasis desain yang environmentally friendly) yang menjadikan kapal ini memiliki fuel oil consumption (FOC) sebesar 68.2 Metric Tonne/Day atau lebih irit sebesar 25% dibandingkan dengan kapal sejenis.
Advertisement