Pasokan Bitcoin dan Ethereum Makin Menipis, Begini Penjelasan CEO Indodax

Oscar mengatakan fenomena ini tentu merupakan suatu kabar baik.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 07 Apr 2022, 18:31 WIB
Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Liputan6.com, Jakarta - Baru baru ini, Bitcoin mencapai rekor baru dimana sebanyak 19 juta keping Bitcoin telah berhasil ditambang dari total maksimum suplai Bitcoin yaitu sebesar 21 juta. Dengan begitu, total Bitcoin yang bisa ditambang hanya tersisa sekitar 2 juta keping saja.

Tidak hanya Bitcoin, kabar menarik pun datang dari kripto terbesar kedua yaitu Ethereum. Sebanyak 2 juta Ethereum sudah berhasil di burn oleh para developer ETH. Burning 2 juta token ETH ini bertujuan untuk meningkatkan Ethereum Improvement Proposal atau EIP-1559.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, dua momen penting ini tentu akan banyak mengurangi pasokan dari kedua kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ini. 

Fenomena ini tentu merupakan suatu kabar baik karena berkurangnya pasokan dan tingginya permintaan akan meningkatkan harga suatu aset jika dilihat secara jangka panjang.

Meskipun, sesekali akan mengalami penurunan harga jikalau pasar sedang berada di fase jenuh dan itu merupakan hal yang sudah biasa terjadi di pasar perdagangan kripto.

"Jika pasokan suatu kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum berkurang, justru merupakan kabar yang positif. Bitcoin dan Ethereum adalah dua aset kripto yang paling banyak ditransaksikan oleh para investor karena kedua kripto ini lebih populer dibanding kripto lainnya,” ujar Oscar dalam keterangan tertulis, Kamis (7/4/2022).

“Secara teknologi serta project pun lebih mature sehingga permintaan terhadap kedua kripto ini tinggi,” lanjut dia.

Bitcoin dan Ethereum juga sering dibeli oleh para investor institusi. Seperti perusahaan besutan Michael Saylor, Micro Strategy yang baru baru ini memborong Bitcoin senilai Rp 1,7 triliun lewat anak perusahaannya, MacroStrategy.

Pembelian tersebut menggunakan pinjaman yang didapat dari bank kripto asal San Diego, Silvergate dengan jaminan Bitcoin sebesar USD 205 juta.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Alasan Lainnya

Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Bukan cuma itu, permintaan tinggi terhadap kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum juga terjadi karena orang semakin sadar soal teknologi blockchain sehingga banyak negara di dunia yang melonggarkan kebijakan soal kripto sebagai suatu komoditas, alat pembayaran, bahkan devisa negara. 

Fungsi kripto di sisi lain juga semakin dibutuhkan karena ekosistemnya, seperti NFT, defi dan metaverse yang banyak menggunakan jaringan Ethereum.

Terlebih, adanya momen seperti halving day Bitcoin selama 4 tahun sekali, para penambang akan semakin sulit mendapatkan Bitcoin. Faktor Ini juga akan menyebabkan harga Bitcoin juga semakin naik.

“Orang orang harus memahami bahwa jika minat dan permintaan akan suatu barang semakin banyak supply barang yang ada pun akan semakin berkurang. Sehingga nantinya harga barang pun akan naik. Hukum pasar ini juga berlaku di pasar perdagangan kripto,” kata Oscar.

Melihat investor kripto pemula baik itu perseorangan ataupun institusi dan regulasi negara yang mengizinkan kripto khususnya Bitcoin dan Ethereum untuk difungsikan selain sebagai komoditas.

Oscar melihat kedepannya Bitcoin dan Ethereum akan semakin banyak diminati mengingat ekonomi digital dunia serta adopsi kripto terus bertumbuh setiap harinya.


Pasar Kripto Loyo Imbas Sentimen Hawkish The Fed

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Sebelumnya, Bitcoin dan kripto lainnya kembali melanjutkan kegelisahannya pada Rabu, 6 April 2022. Pasar kripto turun tajam setelah pernyataan hawkish oleh Gubernur bank sentral AS Lael Brainard ditambah dengan berita terbaru yang meresahkan dari Ukraina. 

Bitcoin, cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar, baru-baru ini diperdagangkan tepat di bawah USD 46.000 atau sekitar Rp (660,4 juta), turun dari level tertinggi pada hari sebelumnya di atas USD 47.000 atau sekitar 1 persen selama 24 jam terakhir. 

Ethereum, kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar, berpindah tangan sedikit di atas USD 3.400 atau turun sekitar 1,5 persen. 

Harga kripto sesuai dengan pasar saham utama, yang sebagian besar turun karena investor mempertimbangkan kenaikan suku bunga tambahan untuk mengekang inflasi, yang telah melonjak hingga hampir 8 persen di AS. 

Nasdaq yang berfokus pada perusahaan teknologi turun 2,2 persen, sementara S&P 500 turun 1,2 persen. Dalam pidatonya di Federal Reserve Bank of Minneapolis, Brainard menyebut pengurangan inflasi sebagai adalah hal yang sangat penting. 

“Komite akan melanjutkan pengetatan kebijakan moneter secara metodis melalui serangkaian kenaikan suku bunga dan dengan mulai mengurangi neraca dengan cepat segera setelah pertemuan Mei kami,” kata Brainard, dikutip dari CoinDesk, Rabu, 6 April 2022.

Sementara itu, Eropa terus bergulat dengan masalah moral dan ekonomi yang berasal dari konflik Rusia-Ukraina. Spanyol, Denmark, dan Swedia, mengusir diplomat Rusia, sementara AS dan negara-negara lain sedang menyiapkan sanksi ekonomi baru.

Presiden AS, Joe Biden dan para pemimpin negara lain telah menyerukan pelarangan impor energi dari Rusia, sebuah tindakan yang sudah dilakukan lebih dulu oleh Lithuania. 

Di sisi lain, kripto memiliki berita positif yaitu perusahaan MicroStrategy (MSTR) mengatakan pada Selasa mereka telah memperoleh 4.100 Bitcoin tambahan senilai sekitar USD 190 juta. 

Berita itu muncul kurang dari dua minggu setelah yayasan Terra Luna mengumumkan komitmennya untuk membeli setidaknya USD 3 miliar dalam bentuk Bitcoin.

Namun, peristiwa tersebut tidak berdampak besar pada Bitcoin, yang dengan sendirinya mungkin merupakan tanda kedewasaan pasar kripto yang meningkat. 

CEO platform tabungan Bitcoin Swan Bitcointold, Cory Klippsten mengatakan pasar kripto sudah cukup besar dan Bitcoin akan terus berjalan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya