Nasi Goreng Lobster Disebut Menu Sahur Sederhana, Warganet: Terus Kalau Nasi Telur Ceplok Namanya Apa?

Menyebut nasi goreng lobster sebagai menu sahur sederhana juga disebut sebagai bentuk ketidakpekaan.

oleh Asnida Riani diperbarui 09 Apr 2022, 05:00 WIB
Ilustrasi lobster sebagai salah satu bahan nasi goreng. Photo By Louis Hansel on Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Ramadhan salah satunya ditandai warganet dengan berbagi resep atau pilihan menu sahur sederhana nan lezat di media sosial. Ini termasuk makanan sahur yang sehat dan mengenyangkan untuk lebih lama kenyang sepanjang puasa.

Dalam keseruannya, ada salah satu cuitan yang menarik perhatian. Bagaimana tidak, salah satu pemilik akun Twitter mengidentifikasi nasi goreng lobster sebagai "menu sahur sederhana."

Ia menulis, "Menu sahur sederhana pagi ini. Nasi Goreng Lobster. Sedih, sahur sendiri." Bersama kicauan itu, diunggah juga foto sepiring nasi goreng dengan lobster, menurut laporan mStar, Kamis, 7 April 2022.

Cuitan itu kemudian mengundang beragam reaksi. Salah satunya berkomentar, "Terus kalau nasi telur ceplok namanya apa? (karena nasi goreng lobster, yang umumnya berharga mahal, dibilang menu sederhana)."

Ada juga yang menganggap kicauan itu tidak sensitif. Ia menulis, "Maaf, bulan Ramadhan ini harusnya membuatmu sedikit sensitif. Itu yang kamu katakan makanan sederhana dan mengaku sedih (karena makan sendiri)? Makan dan simpan sendiri. Jangan pamer."

Terlepas dari itu, memang ada beberapa sajian yang sebaiknya dihindari saat sahur karena membuat cepat lapar. Kanal Ramadan Liputan6.com melaporkan, menu sahur harus memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Makanan seimbang, seperti karbohidrat, vitamin, dan mineral sangat penting dipenuhi saat sahur.

Makanan dengan gizi seimbang ini dijelaskan akan memberi energi dan rasa kenyang lebih lama. Dalam narasi berlawanan, ada sejumlah makanan yang justru dapat membuat Anda cepat lapar, dan karena itu sebaiknya dihindari saat sahur.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Makanan Manis dan Asin

Ilustrasi makanan manis sebaiknya dihindari sebagai menu sahur. Sumber foto: unsplash.com/Thomas Kelley.

Makanan manis, seperti gula dan semua olahannya, sangat adiktif karena pelepasan dopamin yang tinggi. Makanan yang dimaniskan, baik dengan pemanis buatan hingga gula tebu organik, semuanya dapat memicu rasa lapar dengan cepat. 

Efek cepat lapar ini juga dapat meningkatkan keinginan makan berlebih yang kemudian memicu penambahan berat badan. Selain itu, konsumsi fruktosa yang berlebihan dapat menyebabkan resistensi terhadap leptin, hormon penting yang mengatur rasa lapar dan memberitahu tubuh untuk berhenti makan.

Minuman dan makanan manis juga tidak mengurangi rasa lapar. Ini justru membuat tubuh mudah mengonsumsi kalori dalam jumlah tinggi.

Kemudian, makanan asin. Studi menunjukkan bahwa makanan asin meningkatkan rasa lapar, karena kebutuhan energi yang lebih tinggi untuk memproses. Makanan bercita rasa asin juga dapat memicu rasa haus dan dehidrasi. 

Selain itu, mengonsumsi terlalu banyak garam diklaim dapat meningkatkan tekanan darah, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Beberapa penelitian observasional juga telah mengaitkan asupan garam tinggi dengan peningkatan risiko kanker lambung.


Makanan Rendah Serat dan Fast Food

Ilustrasi makanan rendah serat sebaiknya dihindari sebagai menu sahur. Credit: pexels.com/Benyamin

Serat berperan memperlambat penyerapan makanan yang dikonsumsi dari perut ke dalam aliran darah. Ketika makanan rendah atau kurang serat, mereka melakukan perjalanan dengan cepat melalui perut dan masuk ke dalam darah sehingga menyebabkan lonjakan insulin darah. Makanan yang dapat mempercepat respons insulin akhirnya membuat tubuh cepat lapar dalam jangka panjang.

Diet rendah serat juga dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan. Makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan dan sayuran, cenderung mengandung banyak air dan rendah kalori. Makanan dalam kategori ini juga dapat memicu rasa kenyang lebih lama dan menghidrasi tubuh selama berpuasa.

Fast food merupakan paket lengkap dari gula, lemak, dan garam. Semua komponen ini dapat memicu rasa lapar dengan cepat. Makanan cepat saji juga berkalori ekstra dan mengandung sedikit nutrisi.

Kombinasi lemak, gula, dan banyak sodium (garam) dapat membuat makanan cepat saji terasa lebih enak bagi sebagian orang. Tapi, diet tinggi natrium dapat menyebabkan retensi air yang bisa memicu rasa haus berlebih.


Roti Putih dan Daging Olahan

Ilustrasi menghindari daging olahan sebagai menu sahur. Credit: pexels.com/Trinity

Kendati bisa jadi menu sahur yang praktis, roti putih dapat memicu rasa lapar dengan cepat. Roti putih dibuat dengan tepung gandum yang telah melalui banyak proses pengolahan sehingga jadi rendah serat. Sajian ini juga dapat meningkatkan kadar insulin yang menyebabkan rasa lapar dengan cepat.

Kandungan karbohidrat tinggi dalam roti juga dapat meningkatkan gula darah dan rasa lapar. Makanan ini juga dapat meningkatkan berat badan, serta risiko diabetes dan sindrom metabolik. 

Dalam daftar ini juga ada daging olahan. Semua daging yang telah diasap, diasinkan, dikeringkan, atau dikalengkan dianggap sebagai daging olahan. Daging olahan seperti sosis, nugget, kornet, dan jenis lain juga sebaiknya tidak dikonsumsi berlebih saat sahur.

Daging olahan cenderung lebih cepat dicerna yang kemudian dapat meningkatkan rasa lapar. Makanan olahan juga sering kali tinggi lemak dan rendah serat.

Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya