India Tingkatkan Produksi Senjata Lantaran Khawatir Kurang Pasokan dari Rusia

India bergantung pada Rusia untuk hampir 60 persen peralatan pertahanannya, dan perang di Ukraina telah meningkatkan keraguan akan kemungkinan Rusia tidak bisa memenuhi komitmennya pada masa depan.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Apr 2022, 09:00 WIB
Pasukan komando tentara India berlatih berbaris selama latihan untuk parade Hari Republik mendatang di perbukitan Raisina, pusat kekuasaan pemerintah, di New Delhi, India (17/1/2022). Parade akan ditandai dengan pawai oleh berbagai cabang militer serta tampilan senjata dan rudal. (AP Photo/Manish Sw

Liputan6.com, New Delhi - India, Kamis (7/4), mengatakan akan meningkatkan produksi peralatan militernya, termasuk helikopter, mesin tank, rudal dan sistem peringatan dini udara, untuk mengatasi kemungkinan kekurangan dari pemasok utamanya, Rusia.

India bergantung pada Rusia untuk hampir 60 persen peralatan pertahanannya, dan perang di Ukraina telah meningkatkan keraguan akan kemungkinan Rusia tidak bisa memenuhi komitmennya pada masa depan, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (8/4/2022).

Sejumlah pejabat Kementerian Pertahanan mengatakan India, dengan militer terbesar kedua di dunia, angkatan udara terbesar keempat dan angkatan laut terbesar ketujuh, tidak dapat menopang dirinya sendiri melalui impor.

''Tujuan kami adalah untuk mengembangkan India sebagai pusat produksi pertahanan,'' kata Menteri Pertahanan Rajnath Singh, Kamis (7/4), saat merilis daftar peralatan militer yang akan diproduksi di dalam negeri dan tidak lagi diimpor.

Situs Kementerian Pertahanan mengatakan pesanan militer senilai 2.100 miliar rupee ($28 miliar) kemungkinan akan dialokasikan ke para produsen pertahanan domestik dan swasta dalam lima tahun ke depan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Impor Dihentikan Terlebih Dahulu

Tentara India membersihkan kendaraan lapis baja mereka selama latihan untuk parade Hari Republik mendatang di New Delhi, India (17/1/2022). Parade akan ditandai dengan pawai oleh berbagai cabang militer serta tampilan senjata dan rudal. (AP Photo/Manish Swarup)

Mantan Letnan Jenderal D.S. Hooda mengatakan bahwa dalam kunjungan ke India tahun lalu oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, kedua pihak memutuskan untuk mengalihkan beberapa pabrik ke India untuk memenuhi perjanjian kerjasama. Impor helikopter, korvet, mesin tank, rudal, dan sistem peringatan dini udara pada akhirnya akan dihentikan.

“Kebutuhan Rusia akan perangkat militer pada saat ini bisa berarti beberapa suku cadang yang kita butuhkan kemungkinan akan dialihkan,'' kata Hooda, pensiunan jenderal angkatan darat India.

Untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya, India dapat mempertimbangkan pembelian dari republik-republik bekas Uni Soviet dan negara-negara pakta Warsawa, kata sejumlah pejabat Kementerian Pertahanan India. Menurut mereka, Bulgaria, Polandia, Georgia, Kazakhstan, dan Ukraina dapat membantu India dengan pasokan cadangan untuk pesawat tempur Rusia, Sukhois dan MiG-29.

Negara-negara itu juga dapat membantu India memperbaiki tank dan kendaraan lapis bajanya karena memiliki platform dan suku cadang yang mirip dengan yang berasal dari Soviet, kata seorang pejabat kementerian yang berbicara dengan syarat namanya dirahasiakan karena tidak berwenang untuk berbicara dengan wartawan.


India Kecam Pembantaian di Bucha Ukraina oleh Rusia

Prajurit Ukraina berjalan di antara tank-tank Rusia yang hancur di Bucha. Dok: AP Photo/Rodrigo Abd

India pada Selasa (5 April) mengutuk pembunuhan warga sipil di Bucha Ukraina dan menyerukan penyelidikan independen, setelah sebelumnya menolak untuk secara eksplisit mengkritik invasi Ukraina oleh mitra lamanya Rusia.

Seorang ombudswoman hak asasi manusia Ukraina mengatakan pada hari Selasa bahwa antara 150 dan 300 jasad mungkin berada di kuburan massal oleh sebuah gereja di kota Bucha, di mana Ukraina menuduh pasukan Rusia membunuh warga sipil.

Dilansir dari laman Channel News Asia, Moskow membantah menargetkan warga sipil di Ukraina, menyebut gambar orang mati di Bucha yang telah mengejutkan dunia sebagai "pemalsuan mengerikan" yang dilakukan oleh Barat untuk mendiskreditkannya.

"Laporan terbaru tentang pembunuhan warga sipil di Bucha sangat mengganggu," TS Tirumurti, perwakilan tetap India untuk PBB, mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan.

"Kami dengan tegas mengutuk pembunuhan ini dan mendukung seruan untuk penyelidikan independen."


Hubungan India-Rusia

Kuburan massal di Bucha yang berlokasi di daerah luar Kyiv, Ukraina. Dok: AP Photo/Rodrigo Abd

Tirumurti menyampaikan pidatonya tak lama setelah Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melakukan percakapan telepon dengan Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam Jaishankar. 

Amerika Serikat telah berulang kali mendesak India untuk mengutuk agresi Rusia sejak invasi 24 Februari.

India sangat bergantung pada Rusia untuk perangkat keras militer. 

New Delhi telah berulang kali menyerukan diakhirinya kekerasan di Ukraina, tetapi telah abstain dari berbagai resolusi PBB tentang perang dalam upaya rumit untuk menyeimbangkan hubungannya dengan Moskow dan Barat.

India, yang saat ini menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, menjamu menteri luar negeri Rusia di New Delhi pekan lalu di mana mereka membahas mempertahankan hubungan perdagangan.

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya