Adhi Karya Raih PMN Rp 1,98 Triliun, untuk Apa Saja?

PT Adhi Karya Tbk (ADHI) menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 7,12 miliar lembar saham dalam rangka rights issue.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Apr 2022, 20:01 WIB
Ilustrasi Adhi Karya (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Pemegang saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menyetujui rencana penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.

Dalam aksi tersebut, perseroan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 7,12 miliar lembar saham Seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham melalui mekanisme penawaran umum terbatas.

Mayoritas  saham Adhi Karya atau sebesar 51 persen dimiliki oleh pemerintah. pemerintah akan mengambil haknya melalui skema penyertaan modal negara (PMN).

"PMN yang saat ini untuk ADHI, untuk 2022 ini sudah disetujui. Kita sedang memproses untuk penerbitan PP-nya, dan saat ini sudah pada tahapan untuk persetujuan dari tim privatisasi dan proses drafting untuk RPP,” ungkap Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi dalam konferensi pers, Kamis (7/4/2022).

Adapun nilai dari PMN adalah sebesar Rp 1,97 triliun atas porsi kepemilikan pemerintah sebesar 51 persen. Dana tersebut akan dialokasikan untuk penyertaan modal di proyek Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo, Jalan Tol Yojga-Bawen, serta proyek sistem penyediaan air minum (SPAM) Karian.

"PMN Rp 1,97 triliun ini akan kita gunakan untuk penyertaan modal pada Jalan Tol Solo—Yogyakarta—Kulon Progo Rp 1,4 triliun, kemudian Yogyakarta—Bawean Rp 390 miliar dan untuk SPAM Karian Rp 185 miliar. Sehingga total Rp 1,97 triliun," beber Entus.

”Setelah PMN ini turun, nanti ada right issue yang diharapkan terserap semuanya untuk 49 persen nilainya kurang lebih Rp 1,89 triliun. Jadi 49 persen dari angka komposisi totalnya,” imbuhnya.

Dana rights issue akan dialokasikan untuk menambah kekurangan penyertaaan modal dari PMN pada 3 proyek tersebut.

Sedangkan, sisa dana rights issue tersebut akan dialokasikan ke proyek pembangunan fasilitas pengelolaan limbah terpadu tahap 2 di Medan senilai Rp 495 miliar, penyertaan modal di proyek Jalan Tol JORR Elevated Ulujami—Cikunir Rp 662 miliar, dan preservasi Jalan Lintas Timur Sumatera Selatan Rp 177 miliar.

"Sisa dari rights issue Rp 1,89 triliun nanti dialokasikan sebagian untuk memenuhi kekurangan setoran yang di proyek PMN karena yang dialokasikan tadi hanya 72 persennya. Jadi ada angka yang kita ambilkan dari rights issue," tandasnya.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


RUPST Adhi Karya Restui Rencana Rights Issue

Suasana proyek pembangunan LRT Jabodebek di kawasan Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (3/2/2020). PT KAI menanggung 60% dari kebutuhan pembangunan LRT Jabodebek senilai Rp 22,8 triliun sisanya ditanggung PT Adhi Karya dan pemerintah. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, pemegang saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menyetujui rencana penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) atau rights issue.

Dalam aksi tersebut, PT Adhi Karya Tbk menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 7,12 miliar lembar. Saham Seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham melalui mekanisme penawaran umum terbatas.

Dana hasil penambahan modal ini akan dialokasikan untuk memperbaiki struktur permodalan perseroan, serta sebagai bentuk peningkatan kapasitas dan pengembangan usaha Adhi Karya melalui proyek investasi di bidang infrastruktur. Sehingga kinerja menjadi lebih efektif dan efisien.

Selanjutnya, hal ini juga untuk mendukung percepatan pembangunan proyek strategis nasional (PSN), sehingga dapat menjadi memberikan dampak berantai yang luas dari pembangunan (multiplier effect). Selain agenda tersebut, terdapat 7 agenda lainnya pada RUPS Tahunan (RUPST) yang dilaksanakan hari ini, antara lain:

1. Persetujuan Laporan Keuangan Tahunan termasuk Pengesahan Laporan Keuangan serta Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris dan Pengesahan Laporan Tahunan Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Tahun Buku 2021.

2. Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan Tahun Buku 2021.

3. Penetapan Gaji/Honorarium, Fasilitas dan Tunjangan Lainnya serta Tantiem bagi Anggota Direksi dan Anggota Dewan Komisaris.

4. Penunjukan Kantor Akuntan Publik untuk melakukan Audit Laporan Keuangan serta Laporan Program Pendanaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil (PUMK) Tahun Buku 2022.

5. Persetujuan Rencana Penambahan Modal dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PM-HMETD).

6. Pengukuhan Pemberlakuan Peraturan Menteri Badan Usaha Millik Negara.

7. Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan PT Adhi Karya (Persero) Tbk.

Pada penutupan perdagangan Kamis, 7 April 2022, saham ADHI melemah 2,05 persen ke posisi Rp 715 per saham. Saham ADHI dibuka stagnan Rp 730 per saham.

Saham PT Adhi Karya Tbk berada di level tertinggi Rp 730 dan terendah Rp 715 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.807 kali dengan volume perdagangan 99.203 saham. Nilai transaksi Rp 7,1 miliar.

 

 


Terbitkan 7,12 Miliar Saham

Pekerja menyelesaikan pembangunan jalur kereta ringan atau LRT Jabodebek rute Cawang-Dukuh Atas di Cawang, Jakarta, Senin (29/4/2019). Menurut PT Adhi Karya selaku kontraktor pelaksana proyek LRT, pembangunan jalur LRT mencapai 47,95 persen (data per akhir Maret 2019). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya,  PT Adhi Karya Tbk (ADHI) akan menambah modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue kepada pemegang saham melalui penawaran umum terbatas (PUT) II.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis, 17 Maret 2022. PT Adhi Karya Tbk akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 7.121.658.184 saham seri B dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Dana hasil rights issue ini akan digunakan untuk penyelesaian rencana alokasi penggunaan dana untuk penyertaan proyek investasi Adhi Karya berupa jalan tol, SPAM (pengelolaan air), pengelolaan limbah dan preservasi jalan.

PT Adhi Karya Tbk menggelar rights issue ini seiring rencana perseroan untuk berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Namun, perseroan memiliki tantangan yaitu keterbatasan ekuitas. "Ekuitas perseroan sangat kecil dibandingkan dengan BUMN Karya lain terutama BUMN Karya yang telah listing di Bursa Efek Indonesia,” tulis perseroan.

Kemudian pada 2020, kondisi keuangan perseroan diperparah dengan ada COVID-19 telah menghantam ekonomi dunia bahkan di berbagai negara perekonomian tidak tumbuh dan terancam resesi.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya