Liputan6.com, Jakarta - Sosialita hingga influencer Rusia ramai-ramai menghancurkan tas Chanel mereka sebagai protes setelah rumah mode mewah itu melarang orang Rusia membeli barang baru di tengah perang di Ukraina. Beberapa di antara perempuan Rusia ini membagikan video tengah menggunting tas mewah tersebut.
Dikutip dari New York Post, Jumat (8/4/2022), beberapa sosialita dan influencer itu mengunggah video menggunakan gunting sampai gunting berkebun untuk menghancurkan tas Chanel mereka. Salah satunya dilakukan oleh model Rusia Victoria Bonya yang menyebut bahwa "Chanel House tidak menghormati kliennya."
Baca Juga
Advertisement
"Belum pernah melihat merek apa pun yang bertindak begitu tidak sopan terhadap klien mereka seperti @chanelofficial," tulis model berambut pirang itu pada keterangan videonya.
Dalam video yang awalnya berwarna lantas berubah menjadi hitam putih saat model tersebut menggunting tas Chanel hitamnya. Setelah selesai menggunting, ia membuang dua bagian tas dan berkata, "bye-bye."
Sosialita Rusia pertama kali mulai berbagi kemarahan mereka terhadap rumah mode Prancis tersebut beberapa hari yang lalu. Hal tersebut menyusul Chanel melarang mereka membeli produk mewah mereka di seluruh dunia.
Chanel menarik bisnis dari Rusia sebagai protes atas invasi Vladimir Putin ke Ukraina, bersama dengan banyak merek lain. Namun, fashionista Rusia tidak berharap akan dilarang berbelanja di negara lain.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kata Chanel
Desainer interior dan influencer Rusia Liza Litvin mengeluh tentang pengalamannya ditolak berbelanja tas Chanel di mal top Dubai, East2West melaporkan. Ia menyebut bahwa Chanel "memiliki pesanan baru yang hanya mereka jual setelah saya menandatangani selembar kertas yang mengatakan bahwa saya tidak akan memakai tas ini di Rusia."
Litvin menjelaskan, "Mereka meminta rincian identitas saya dan saya memberikan nomor telepon Rusia saya. Selanjutnya, manajer mengatakan bahwa mulai hari ini mereka menjual ke Rusia hanya jika mereka menandatangani perjanjian untuk tidak memakai barang-barang mereka di Rusia."
Kantor perusahaan Prancis Chanel mengonfirmasi kebijakan baru yang mereka klaim dipaksakan karena sanksi Uni Eropa dan Swiss terhadap barang-barang mewah. "Pembatasan sanksi terbaru dari Uni Eropa dan Swiss melarang 'penjualan, secara langsung atau tidak langsung, barang-barang mewah kepada orang atau badan hukum mana pun di Federasi Rusia atau untuk digunakan di Federasi Rusia,'" kata perusahaan itu dalam sebuah penyataan.
Pelanggan sekarang diminta "untuk mengonfirmasi bahwa produk yang mereka beli tidak akan digunakan di Rusia." "Kami memahami bahwa tindakan ini, yang ditujukan untuk mematuhi persyaratan hukum, dapat menimbulkan ketidaknyamanan tertentu bagi beberapa pelanggan. Kami saat ini sedang bekerja untuk meningkatkan prosedur dan meminta maaf atas kesalahpahaman dan ketidaknyamanan terkait," kata Chanel.
Advertisement
Bela Tanah Air
Untuk memprotes "Russophobia," mantan klien Chanel menghancurkan produk mereka di depan jutaan orang. Pembawa acara dan aktor TV Rusia Marina Ermoshkina menggunakan gunting kebun untuk memotong tas tangan abu-abu gelap untuk mendukung Tanah Airnya.
"Tidak ada satu tas pun, tidak ada satu pun yang sepadan dengan cinta saya untuk Tanah Air saya," jelasnya dalam keterangan Instagram-nya.
"Itu tidak sepadan dengan rasa hormat saya untuk diri saya sendiri. Saya menentang Russophobia, saya menentang merek yang mendukung Russophobia. Chanel hanyalah aksesori," tambahnya.
Ia melanjutkan, "Aksesori yang pada titik tertentu memutuskan untuk mempermalukan orang, rekan saya, memutuskan untuk mendiskriminasi orang berdasarkan kebangsaan, yang tidak akan saya toleransi. Bagaimanapun, yang utama adalah prinsip, dan bukan apa yang ada di tangan Anda, tetapi apa yang ada di dalam diri Anda."
Aksi Gunting
DJ Rusia Katya Guseva mengikuti jejak Ermoshkina menggunakan gunting untuk menghancurkan tas rantai hitamnya dan mengunggah video untuk menjelaskan protesnya. "Saya selalu bermimpi bahwa tas Chanel akan muncul di lemari saya, dan itu terjadi tahun lalu," tulisnya dalam keterangannya.
"Tetapi setelah saya mengetahui tentang kebijakan merek tersebut terhadap orang Rusia, saya memutuskan untuk menghapus tas-tas ini dari kehidupan sehari-hari saya sampai situasinya berubah," lanjutnya.
Guseva menambahkan, "Saya menentang Russophobia, saya menentang merek yang mendukung Russophobia dan diskriminasi terhadap perempuan berdasarkan kebangsaan."
Kami gadis-gadis Rusia cantik apakah kami memiliki tas Chanel atau tidak," lanjutnya. Beberapa penonton menghargai protes Rusia sementara yang lain mengejek mereka karena keluhan mereka tentang aksesoris fashion mewah di tengah perang yang telah menewaskan ribuan orang.
Advertisement