Mengenal Senam Ritmik: Sejarah, Kategori Pertandingan, dan Manfaatnya

Senam ritmik merupakan salah satu disiplin senam yang kerap dipertandingkan dalam kompetisi internasional. Simak sejarah, kategori perlombaan, dan manfaat melakukan senam ritmik melalui artikel berikut ini!

oleh Theresia Melinda Indrasari diperbarui 09 Apr 2022, 07:00 WIB
Linoy Ashram dari Israel berlaga di ajang final nomor hola hop senam ritmik Olimpiade Eropa 2019 di Minsk, Belarus (23/6/2019). Pesta Olahraga Eropa ke-2 2019 di Minsk, Belarus dimulai dari 21 Juni sampai 30 Juni 2019. (AFP Photo/Kirill Kudryavtsev)

Liputan6.com, Jakarta - Senam ritmik merupakan disiplin yang rangkaian gerakannya dilakukan dengan mengikuti iringan musik. Melansir buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (2017) karya Syarifudin dan Sudrajat Wiradihardja, senam ritmik juga disebut sebagai senam irama.

Senam ritmik pertama kali digagas oleh Jean-Georges Noverre (1727–1810), Francois Delsarte (1811–1871) dan Rudolf Bode (1881–1970). Ketiga tokoh ini mempromosikan penggabungan ekspresi atau mimik wajah dengan gerakan tubuh demi menciptakan koreografi yang indah.

Seiring dengan perkembangan zaman, senam ritmik ikut mengalami kemajuan. Pada 1929, tokoh bernama Hinrich Medau menciptakan rangkaian gerak gimnastik modern dengan menggunakan properti pendukung seperti bola, tali, pita, dan sebagainya.

Tak heran jika senam ritmik yang populer saat ini juga banyak dilakukan dengan mengombinasikan peralatan olahraga. Melansir Liputan6.com, senam ritmik yang dilakukan dengan bantuan alat-alat tersebut kerap dikenal dengan istilah senam ritmik sportif.

Pandangan lain juga menyebut senam ritmik merupakan olahraga yang terkait dengan senam artistik wanita dari abad ke-18. Pada 1963, senam ritmik memperoleh pengakuan sebagai disiplin resmi dari Federasi Senam Internasional (FIG). Tak lama berselang, kejuaraan dunia senam ritmik pun mulai digelar.

Dilansir dari laman Britannica, senam ritmik pertama kali diangkat sebagai kompetisi resmi dalam Olimpiade 1984. Disiplin ini semula hanya dipertandingkan secara individu. Namun, pada Olimpiade 1996, perlombaan senam ritmik akhirnya diadakan secara kelompok.


Kategori Pertandingan

Aksi tim Bulgaria bertanding saat laga nomor bola senam ritmik Olimpiade Eropa 2019 di Minsk, Belarus (23/6/2019). Pesta Olahraga Eropa ke-2 2019 di Minsk, Belarus dimulai dari 21 Juni sampai 30 Juni 2019. (AFP Photo/Kirill Kudryavtsev)

Selaras dengan perkembangan di atas, kompetisi senam ritmik selanjutnya dipertandingkan dalam dua kategori, yakni individu dan kelompok. Kategori individu dilakukan oleh pesenam tunggal yang menggunakan satu alat dalam kurun waktu satu hingga satu setengah menit.

Sementara itu, kategori kelompok dilakukan oleh enam pesenam beserta enam peralatan selama dua setengah sampai tiga menit. Tiap-tiap kategori dalam senam ritmik dilakukan dengan iringan alat musik, seperti piano.

Terdapat pula aturan khusus untuk alat yang digunakan sebagai properti dalam senam ritmik. Melansir Liputan6.com, panjang tali senam ritmik dapat disesuaikan dengan tinggi masing-masing pesenam. Akan tetapi, apabila peserta memilih menggunakan bola plastik atau karet, properti tersebut harus memiliki diameter 18–20 cm dan berat minimal 400 gram.

Selanjutnya, properti berupa pita harus memiliki ukuran setebal satin, yakni 4 cm dengan panjang 7 meter. Pita selanjutnya ditempelkan pada tongkat kayu yang ramping dan fleksibel dengan panjang kurang lebih 50–60 cm. Untuk aparatusnya, peserta bisa memilih warna selain emas, perak, atau perunggu.


Manfaat Senam Ritmik

Pesenam putri asal Indonesia, Wahyu Yolanda beraksi dengan simpai dalam senam ritmis berirama di SEA Games 2017 di Kuala Lumpur, Malaysia (28/8). (AP/Vincent Thian)

Layaknya olahraga pada umumnya, senam ritmik memiliki sejumlah manfaat jika dilakukan secara rutin. Berikut manfaat olahraga senam ritmik bagi tubuh.

1. Menurunkan berat badan

Melakukan olahraga senam ritmik secara teratur akan membantu seseorang menurunkan berat badan. Pasalnya, berbagai gerakan dalam senam ritmik bermanfaat untuk membakar lapisan lemak dalam tubuh. Pembakaran lemak tubuh pada gilirannya juga akan mengurangi risiko terjadinya kolesterol.

2. Menjaga massa otot

Tak hanya menurunkan bobot tubuh, olahraga senam ritmik juga bermanfaat untuk menjaga massa otot seseorang. Rangkaian gerakan dan aktivitas dalam olahraga ini dipercaya akan meningkatkan massa otot jika dilakukan secara rutin dan berkala. Di samping itu, stamina juga makin meningkat seiring dengan peningkatan aktivitas senam ritmik.

3. Menjaga kesehatan tulang

Latihan senam ritmik secara rutin akan membantu seseorang merawat kesehatan tulang. Pasalnya, mayoritas gerakan dalam senam ritmik berfokus pada upaya menahan bobot tubuh. Aktivitas ini secara tidak langsung akan berdampak pada meningkatnya kepadatan dan komposisi tulang, sehingga kesehatan tulang makin terjaga.


Manfaat Selanjutnya

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

4. Meningkatkan konsentrasi

Senam ritmik yang dilakukan secara teratur tidak hanya berdampak baik bagi fisik, tetapi juga membantu meningkatkan kinerja otak dalam hal daya konsentrasi.

Seperti yang telah diketahui, senam ritmik perlu dilakukan dengan iringan musik. Fokus dan konsentrasi menjadi kunci utama yang membuat pesenam dapat bergerak mengukuti irama lagu. Oleh karena itu, daya konsentrasi seseorang akan meningkat jika melakukan senam ritmik secara teratur

5. Meningkatkan rasa percaya diri

Seseorang yang memiliki masalah kepercayaan diri dapat mengatasi hal tersebut dengan melakukan senam ritmik. Pasalnya, gerakan senam ritmik dipercaya dapat membantu pesenam merasakan energi positif serta memiliki rasa bangga terhadap diri sendiri.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya