Liputan6.com, Baghdad - Sejarah mencatat hari ini sebagai akhir rezim Saddam Hussein, ditandai dengan penumbangan patungnya yang disambut gembira orang-orang Irak.
Kala itu, mengutip laporan BBC on This Day, ada adegan kegembiraan di Baghdad ketika tank AS meluncur ke jantung ibu kota Irak, membenarkan bahwa pemerintah Saddam Hussein telah digulingkan dari kekuasaan.
Advertisement
Di alun-alun utama di Baghdad, sekelompok pria Irak berusaha untuk merobohkan patung besar Saddam Hussein dalam sebuah pertunjukan penghinaan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap pemimpin Irak.
Plakat logam di dasar patung terkoyak dan alas marmer patung diserang dengan palu godam. Orang-orang itu memanjat patung Saddam Hussein untuk mengikat lehernya tetapi tidak dapat menariknya ke bawah.
Kemudian pasukan AS bergabung, dan menggunakan kendaraan lapis baja untuk secara bertahap menurunkan patung itu.
Kontroversi Bendera
Adegan luar biasa itu ditonton oleh jutaan orang di seluruh dunia secara langsung di televisi.
Alun-alun lokasi patung Saddam Hussein berada berseberangan dengan Palestine Hotel, yang digunakan sebagai pangkalan oleh media dunia selama perang di Irak. Sehingga peristiwa itu terabadikan dengan baik dan cepat tersebar.
Sesaat sebelum patung itu diturunkan, seorang tentara AS naik dan menutupi wajahnya dengan bendera AS. Aksi tersebut ternyata memicu kontroversi.
Kerumunan orang tidak menyambut langkah itu, melihatnya sebagai langkah yang terlalu jauh menuju kemenangan Amerika, dan bendera itu dengan cepat disingkirkan.
Beberapa menit kemudian, bendera itu diganti dengan bendera Irak yang lama, sebagai tanda tidak ada persetujuan untuk pemasangan bendera AS tersebut.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penghinaan
Saat patung itu akhirnya jatuh ke tanah, kerumunan orang itu melompat ke depan lalu beranjak ke atasnya.
Mereka bernyanyi dan mencemooh, lalu menari di atas patung yang jatuh, menendangnya dan memukulnya dengan sepatu mereka sebagai simbol penghinaan saat patung itu dicabik-cabik.
Mereka kemudian memenggal kepala patung, mengikat rantai di sekelilingnya, dan menyeretnya ke jalanan.
Saat berita tentang peristiwa di alun-alun menyebar, semakin banyak orang Irak berkumpul untuk menonton. Para wanita dan anak-anak bergabung dengan kerumunan pria.
Ada pemandangan serupa di seluruh ibu kota, ratusan patung dan gambar Saddam Hussein yang melambangkan rezimnya diserang dan dirobohkan.
Usai adegan penghancuran tersebut, kampanye militer AS terus berlanjut, meskipun Angkatan Darat AS telah memberikan penilaian yang paling optimis tentang keuntungan yang diperolehnya di Irak.
"Sebagian besar Irak bebas dari penindasan selama bertahun-tahun," kata Brigadir Jenderal Vincent Brooks, juru bicara Komando Pusat AS di Qatar.
"Setelah banyak hari berlalu, kami mematahkan cengkeraman rezim."
Advertisement
Gambaran Abadi Perang Irak
Tergulingnya patung Saddam Hussein menjadi salah satu gambaran abadi perang di Irak. Meskipun sejak itu ada beberapa spekulasi bahwa itu dipentaskan oleh pasukan AS.
Kendati demikian, seorang koresponden BBC yang berada di Paradise Square dan menyaksikan patung itu ditarik ke bawah, mengatakan kesan yang terlihat saat itu adalah "orang yang baru merdeka" mengekspresikan "kegembiraan luar biasa" mereka.
Pasukan AS terus maju ke utara selama seminggu lagi saat itu, merebut kota-kota penting seperti kota asal Saddam Hussein, Tikrit, sebelum Presiden Bush mengumumkan kemenangan pada 1 Mei.
Periode bulan madu bagi pasukan AS itu singkat.
Dalam kekosongan kekuasaan yang mengikuti runtuhnya rezim Saddam Hussein, hukum dan ketertiban rusak dan pasukan AS menjadi sasaran bagi banyak orang Irak yang membenci pendudukan yang terus berlanjut.
Dalam enam bulan setelah perang berakhir, lebih banyak tentara AS tewas dalam serangan gerilya dan bom bunuh diri daripada selama seluruh perang.
Saddam Hussein sendiri ditangkap pada Desember 2003. Dia diadili oleh dan pengadilan Irak, dijatuhi hukuman mati dan digantung pada 30 Desember 2006.
Detik-Detik Penangkapan Saddam Hussein
14 Desember 2003, Saddam Hussein dipublikasikan ditemukan bersembunyi di sebuah bunker kecil di rumah lokasi pertanian sekitar 10 mil (15 km) selatan dari kota asalnya, Tikrit. Sejatinya ia telah ditangkap pada 13 Desember.
Seorang juru bicara militer AS, Mayor Jenderal Raymond Odierno mengatakan operasi itu diluncurkan segera setelah informasi dari seorang anggota keluarga Saddam Hussein.
"Selama 10 hari terakhir kami membawa sekitar lima sampai 10 anggota keluarganya, dan akhirnya mendapat informasi utama dari salah satunya," beber Odierno.
Saddam Hussein ditemukan di sebuah spider hole atau gudang cukup besar untuk seseorang berbaring. Ukurannya 1,8 m x 2,5 meter.
Pintu masuk bagian atasnya dilapisi polystyrene dan ditutupi dengan karpet, batu bata dan tanah. Saddam telah bernapas melalui ventilasi udara dan kipas extractor.
Mantan diktator Irak itu dipersenjatai dengan pistol, tapi Mayor Jenderal Odierno mengatakan, ia menyerahkan diri tanpa perlawanan. Dia tampak bingung dan mengalami disorientasi saat ditangkap pukul 20.30 waktu setempat.
"Ladies and gentlemen, kita sudah menangkapnya. Tiran ini adalah tahanan," kata administrator AS, Paul Bremer kepada wartawan di Baghdad seperti dikutip dari BBC on This day.
Dalam penangkapan tersebut, dua orang tak dikenal yang mengaku 'sekutu dekat' Saddam Hussein juga dibekuk. Senjata dan uang tunai lebih dari US$ 750 ribu turut disita.
Rekaman video yang dirilis oleh militer AS yang menunjukkan Saddam dalam kondisi awut-awutan, dengan jenggot hitam dan abu-abu yang panjang dan menjalani pemeriksaan medis.
Sebelumnya, Saddam tak diketahui keberadaannya sejak pasukan AS memasuki Baghdad pada April 2003.
Meskipun menjadi salah satu orang yang paling diburu dalam sejarah, ia berhasil menghindari penangkapan selama delapan bulan.
Sebelum penangkapannya, pihak AS mengumandangkan sayembara berhadiah US$ 25 juta, bagi mereka yang bisa memberikan informasi mengarah pada penangkapannya.
Sebuah hadiah yang sama diklaim untuk mengungkapkan keberadaan anak-anak Saddam Hussein: Uday dan Qusay, yang tewas dalam serangan oleh pasukan AS di kota Mosul, Irak utara pada Juli 2003.
Ketika berita penangkapan Saddam Husein tersebar ke seluruh Irak, orang-orang mulai merayakannya di jalan-jalan Baghdad dan kota Kirkuk. Mereka berpesta, membunyikan klakson, dan menembakkan kembang api ke udara.
Sementara kota-kota kubu pendukung Saddam Husein di Tikrit dan Fallujah sebaliknya, muram dan tenang.
Advertisement