IHSG Perkasa, Bursa Asia Bervariasi Imbas Tekanan Saham Teknologi China

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat, 8 April 2022 seiring saham teknologi China tertekan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 08 Apr 2022, 19:37 WIB
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada Jumat (8/4/2022), karena saham teknologi China tergelincir dan investor mengamati situasi COVID-19 di China.

Melansir CNBC, indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,24 persen, sedangkan indeks Hang Seng Tech turun 1,83 persen. Saham Alibaba turun 2,47 persen, sementara saham JD.com turun 3,35 persen, serta Meituan kehilangan 2,70 persen.

Bursa saham China bervariasi. Indeks Shanghai naik 0,47 persen, sedangkan indeks Shenzhen turun 0,11 persen ke posisi 11.959,27.

Kasus COVID-19 menjadi fokus di China, dengan Shanghai melaporkan 20.398 kasus baru COVID-19 tanpa gejala dan 824 kasus baru yang bergejala pada 7 April. Kota itu lockdown dalam upaya menghentikan penyebaran virus tersebut.

"Sentimen jangka pendek (untuk saham China) dapat tetap terkendali mengingat pertemuan hambatan makro, penyebaran Omicron, ketidakpastian likuiditas global dan kekhawatiran ketegangan AS/China," menurut catatan Morgan Stanley tertanggal 7 April, dikutip dari CNBC, Jumat, 8 April 2022.

Sementara itu, analis bank juga mencatat konsumsi domestik di China lamban, dan mengatakan penyebaran virus secara sporadis di luar Shanghai dapat menyebabkan tindakan pengetatan di tempat lain.

Di sisi lain, Nikkei 225 Jepang naik 0,36 persen ke posisi 26.985,80 , sedangkan indeks Topix naik tipis 0,21 persen.

Di Korea Selatan, indeks Kospi naik 0,17 persen ke posisi 2.700,39, dan indeks Kosdaq naik 0,7 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,47 persen.

Ahli strategi pasar global di JPMorgan Private Bank, Julia Wang menuturkan, hambatan terbesar untuk pasar Asia saat ini datang dari AS, dengan pasar merespons sinyal hawkish dari The Fed.

"The Fed sedang melihat data inflasi yang jelas-jelas membuat mereka khawatir, dan saya pikir itu diterjemahkan ke dalam selera risiko yang lebih lemah di Asia,” katanya kepada “Street Signs Asia” CNBC pada Jumat.

Dia juga menambahkan, sampai situasi itu berubah, inflasi di AS akan membebani sentimen pasar di Asia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Indeks Dolar AS

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Indeks saham utama di AS membalikkan kerugian untuk naik sedikit pada penutupan. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 87,06 poin, atau 0,25 persen, menjadi 34.583,57 setelah turun sebanyak 300 poin di awal sesi. S&P 500 naik 0,43 persen pada 4.500,21, dan Nasdaq Composite naik tipis 0,06 persen menjadi 13.897,30 setelah dua hari berturut-turut turun.

Saham-saham defensif seperti kebutuhan pokok konsumen dan perawatan kesehatan memimpin kembalinya pasar.

"Reaksi terhadap risalah Fed kemarin pagi terus mendominasi pasar semalam," Seorang ekonom di National Australia Bank, Taylor Nugent, menulis dalam sebuah catatan.

Kemudian, klaim pengangguran mingguan di AS turun menjadi 166.000 minggu lalu, angka terendah dalam lebih dari 53 tahun. Imbal hasil Treasury 10-tahun menyentuh 2,667 persen, level tertinggi sejak Maret 2019. Terakhir di 2,6528 persen.

Di sisi lain, Reserve Bank of India akan bertemu untuk hari terakhir pertemuan kebijakan moneternya. Para ekonom memperkirakan bahwa suku bunga hanya akan naik pada Agustus, menurut jajak pendapat Reuters.

Indeks dolar AS berada di 99,826. Yen Jepang diperdagangkan pada 123,98 per dolar, sedangkan dolar Australia berada di 0,7479.

Harga Minyak berjangka berbalik kembali ke wilayah positif pada sore hari di Asia. Minyak mentah berjangka AS naik 0,32 persen menjadi diperdagangkan pada 96,34 per barel, sementara patokan internasional minyak mentah berjangka Brent naik 0,1 persen menjadi USD 100,68 per barel.

 

 


IHSG Tembus Rekor Baru di 7.210

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali mengukir rekor tertinggi baru jelang akhir pekan, Jumat, 8 April 2022. Penguatan IHSG didukung aksi beli investor asing yang signifikan.

Pada penutupan perdagangan, IHSG menguat 1,17 persen ke posisi 7.210,83. Indeks LQ45 naik 1,15 persen ke posisi 1.043,81. Seluruh indeks acuan kompak menghijau.Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.216,49. Level IHSG tersebut tertinggi sepanjang masa.

Sementara itu, level IHSG terendah 7.151,25. Sebanyak 244 saham menguat sehingga angkat IHSG. 253 saham melemah dan 193 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.446.739 kali dengan volume perdagangan 23,8 miliar saham. Nilai transaksi Rp 15,6 triliun. Investor asing beli saham Rp 1,4 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.358.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXsiklikal turun 0,27 persen dan indeks sektor saham IDXproperty susut 0,16 persen.

Indeks sektor saham IDXenergy menguat 3,67 persen dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic melonjak 2,63 persen dan indeks sektor saham IDXtransportasi mendaki 1,93 persen.

 


Top Gainers-Losers dan Aksi Investor Asing

Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham SDMU melonjak 34,83 persen

-Saham WIRG melonjak 25 persen

-Saham KONI melonjak 24,75 persen

-Saham DAYA melonjak 23,73 persen

-Saham ESTA melonjak 19,39 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham UFOE melemah 6,93 persen

-Saham KJEN melemah 6,90 persen

-Saham TECH melemah 6,85 persen

-Saham TNCA melemah 6,83 persen

-Saham ADMF melemah 6,78 persen

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham TLKM senilai Rp 290,7 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 178,2 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 164,3 miliar

-Saham UNTR senilai Rp 117 miliar

-Saham ASII senilai Rp 108,1 miliar

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham ADRO senilai Rp 46,6 miliar

-Saham BUMI senilai Rp 41,8 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 35,2 miliar

-Saham SIDO senilai Rp 14,9 miliar

-Saham GGRM senilai Rp 12 miliar

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya