Liputan6.com, Kampala - Pada tanggal 11 April 1979, diktator Uganda Idi Amin melarikan diri dari ibukota Uganda, Kampala.
Pelarian diri Amin dilakukan ketika pasukan Tanzania dan pasukan Front Pembebasan Nasional Uganda mendekat untuk menggulingkannya, demikian seperti dikutip dari History, Senin (11/4/2022).
Advertisement
Dua hari kemudian, pemerintahan Uganda di Kampala jatuh dan pemerintah koalisi bekas politisi buangan mengambil alih kekuasaan.
Amin, kepala tentara dan angkatan udara Uganda dari tahun 1966, menguasai negara Afrika pada tahun 1971.
Seorang tiran dan nasionalis ekstrem, ia meluncurkan program genosida untuk membersihkan Uganda dari kelompok etnis Lango dan Acholi.
Pada 1972, ia memerintahkan semua orang Asia yang tidak mengambil kewarganegaraan Uganda untuk meninggalkan negara itu, dan sekitar 60.000 orang India dan Pakistan melarikan diri.
Orang-orang Asia itu terdiri dari bagian penting dari angkatan kerja di Uganda, dan ekonomi negara Afrika tersebut runtuh setelah kepergian mereka.
Digulingkan oleh Tanzania dan pasukan anti-Amin
Pada tahun 1979, delapan tahun pemerintahannya yang kacau berakhir ketika Tanzania dan pasukan Uganda anti-Amin menyerbu dan menggulingkan rezimnya.
Amin telah melancarkan serangan yang gagal di Tanzania pada Oktober 1978 dalam upaya untuk mengalihkan perhatian dari masalah internal Uganda.
Dia melarikan diri ke Libya, untuk kemudian menetap di Arab Saudi, di mana dia meninggal pada Agustus 2003.
Kematian sekitar 300.000 orang Uganda dikaitkan dengan kediktatoran Idi Amin.
Advertisement