Liputan6.com, Jakarta - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkap identitas dan peran lima tersangka teroris jaringan Negara Islam Indonesia (NII) yang ditangkap di wilayah Tangerang, Banten beberapa waktu lalu.
Kepala Bagian Bantuan Operasi (Kabagops) Densus 88 Antiteror Polri Kombes Pol Aswin Siregar mengungkap inisial kelima tersangka teroris tersebut, yakni SA, SO, TA, MH, dan AHA.
Baca Juga
Advertisement
Semua tersangka berjenis kelamin laki-laki. Mereka ditangkap tim Densus 88 Antiteror Polri pada Minggu (3/4/2022) pekan lalu.
Aswin menjelaskan, tersangka SA berusia 37 tahun, terlibat dalam pertemuan kelompok NII di Green Village Depok.
"Tersangka SA pemegang rekening NII berdasarkan keterangan AY (sudah ditangkap) bendahara NII Padang," ungkap Aswin, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (9/4/2022).
Penyidik menemukan ada transaksi dana dari rekening AY ke SA sampai dengan Oktober 2021 sebesar Rp119,5 juta.
SA juga menyelenggarakan rihlah (pergantian struktur) berupa psikotes dan wawancara serta longmarch 40 km di Sumbar.
Tersangka kedua, SO berusia 36, selaku Ketua NII Tangerang Selatan. Dia pernah hadir dalam pertemuan di Green Village Depok dan berhubungan dengan tersangka Zefrizal (sudah ditangkap).
"Pada tahun 2019, SO datang ke Sumbar bertemu dengan NII Sumbar, yang diikuti sebanyak 250 orang di Sawahlunto," ujar Aswin.
Kemudian tersangka TA (37) terlibat dan turun langsung ke Sumbar bersama perwakilan NII dari Kota Tangerang dan Tangerang Barat sejumlah 6 orang untuk membuka daerah rintisan.
"TA berperan memberikan arahan dan petunjuk kepada RS (sudah ditangkap) terkait untuk mempersiapkan tukang besi membuat senjata tajam," papar Aswin.
Selanjutnya tersangka MH (24) merupakan Sekretaris NII daerah Tangerang Selatan. Dia pernah hadir dalam pertemuan di Green Village Depok dan mengirim bahan dari pusat terkait dengan arahan-arahan melalui email. "MH juga terlibat sebagai tim IT (teknologi informasi)," ucapnya.
Yang kelima tersangka AHA alias Y (31) adalah sekretaris dan naik tingkat menjadi Ketua NII wilayah Tangerang Kota. Dia pernah turun ke Sumbar bersama perwakilan dari Tangerang Kota dan Tangerang Barat sejumlah 6 orang untuk membuka daerah rintisan.
Penyidik Densus 88 Antiteror Polri hingga saat ini masih terus mengembangkan jaringan NII dari keterangan lima tersangka ini.
Pengembangan dari Penangkapan Jaringan NII di Sumbar
Sebelumnya diberitakan, Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap lima terduga teroris di wilayah Tangerang Selatan (Tangsel). Mereka diketahui terafiliasi jaringan Negara Islam Indonesia (NII).
"Update tentang penangkapan tersangka teroris di wilayah Tangerang Selatan yang dilakukan oleh penyidik Densus 88 pada hari Minggu, tanggal 3 April kurang lebih jam 07.00 WIB," tutur Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Rabu (6/4/2022).
Menurut Ahmad, penangkapan para terduga teroris kali ini merupakan hasil pengembangan operasi sebelumnya terkait penanganan tindak pidana terorisme.
"Penangkapan tersebut terhadap lima tersangka teroris yang merupakan kelompok jaringan teroris NII, ini merupakan hasil pengembangan penangkapan yang telah dilakukan beberapa waktu lalu di wilayah Sumatera Barat," jelas dia.
Sejauh ini, lanjut Ahmad, penyidik masih melakukan pemeriksaan terhadap lima terduga teroris tersebut. Termasuk juga menyiapkan langkah pengembangan lanjutan.
"Saat ini dilakukan penelusuran dan pendalaman tentang peran-peran dan keterlibatan tersangka tersebut. Nanti kita akan sampaikan kemudian," Ahmad menandaskan.
Advertisement
Ingin Menggulingkan Pemerintahan
Aparat Densus 88 Antiteror Polri menyatakan bahwa 16 terduga teroris jaringan Negara Islam Indonesia (NII) yang ditangkap di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) berniat menggulingkan pemerintahan yang sah.
"Memiliki niat untuk menggulingkan pemerintahan yang sah apabila NKRI sedang dalam keadaan kacau atau chaos," tutur Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar saat dikonfirmasi, Jakarta, Senin (28/3/2022).
Menurut Aswin, para terduga teroris jaringan NII itu juga berkeinginan mengubah Pancasila dengan ideologi syariat Islam secara kaffah. Mereka juga terlibat dalam berbagai kegiatan rutin pelatihan militer alias i'dad.
"Merencanakan persiapan logistik berupa persenjataan," ungkap Aswin.
Selain itu, 16 terduga teroris jaringan NII tersebut juga aktif melakukan rekrutmen anggota secara masif di wilayah Sumatera Barat. Bahkan kelompok ini turut melibatkan anak-anak di bawah umur.
"Terhubung dengan kelompok teror di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Bali," kata Aswin menandaskan.