Liputan6.com, Jakarta Bulan suci Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Tidak hanya sebagai bulan diturunkannya Alquran hingga terdapat malam Lailatul Qadar. Di bulan ini juga terdapat umat muslim diwajibkan berpuasa, sebagaimana telah diperintahkan Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 183.
Allah berfirman: “Ya ayyuhal ladzina aamanu kutiba alaikumu as-shiyaam kamaa kutiba alalladzina min qablikum la’allakum tattaquun,”. Yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa,”.
Advertisement
Perintah yang mewajibkan puasa ini turun pada Senin pada bulan Syakban tahun kedua setelah hijrah Nabi Muhammad SAW. Adanya perintah puasa ini juga menjadi jawaban atas fitnah yang dilancarkan kaum Yahudi kepada umat muslim bahwa umat muslim tidak memiliki ibadah puasa.
Hal istimewa dalam ibadah puasa ini adalah bahwa setiap ibadah puasa di bulan Ramadhan bernilai 10 pahala dan di bulan Ramadhan setiap pahala dilipatgandakan oleh Allah menjadi tak terbatas. Bulan Ramadhan adalah bulan pelipatgandaan pahala.
Setiap ibadah, pahalanya tak terbatas. Di bulan Ramadhan, dilipatgandakan oleh Allah menjadi tak terbatas. Pahala puasa dinilai langsung oleh Allah SWT karena Allah berfirman, puasa itu untukku.
Bahkan dalam salah satu khutbah Rasulullah pada akhir bulan Syakban disebutkan.
“Khutbah Rasululah saw pada akhir bulan Syakban “Hai manusia, bulan yang agung, bulan yang penuh berkah telah menaung. Bulan yang didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan berpuasa. Qiyamullail disunnahkan. Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan (HR. Bukhori-Muslim).”
Ramadan sebagai perisai
Puasa adalah ibadah yang istimewa karena memiliki banyak keutamaan. Di antara keistimewaannya yaitu puasa merupakan perisai bagi seorang muslim. Dalam sebuah hadits, Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الصِّيَامُ جُنَّةٌ
“Puasa adalah perisai” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Dikutip dari Muslim.co.id, puasa sebagai Perisai di Dunia dan Akhirat
Yang dimaksud puasa sebagai (جُنَّةٌ) (perisai) adalah puasa akan menjadi pelindung yang akan melindungi bagi pelakunya di dunia dan juga di akhirat.
Adapun di dunia, maka puasa akan menjadi pelindung yang akan menghalanginya untuk mengikuti godaan syahwat yang terlarang di saat puasa. Oleh karena itu tidak boleh bagi orang yang berpuasa untuk membalas orang yang menganiaya dirinya dengan balasan serupa, sehingga jika ada yang mencela ataupun menghina dirinya maka hendaklah dia mengatakan, “Aku sedang berpuasa.”Adapun di akhirat maka puasa menjadi perisai dari api neraka, yang akan melindungi dan menghalangi dirinya dari api neraka pada hari kiamat (Lihat Syarh Arba’in An-Nawawiyyah, Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah).
Puasa juga merupakan merupakan perisai dari api neraka
Di surga ada delapan pintu surga, yang merupakan pintu-pintu amal soleh. Misalnya, ada pintu sholat, pintu sedekah, pintu puasa, dan pintu baca Alquran.
Setiap orang pasti punya kecenderungan untuk beramal. Silakan fastabi’ul khoirot. Lakukanlah amal ibadah yang disenangi. Misalnya orang suka baca Alquran, maka bacalah Alquran. Suka bersedekah, maka bersedekahlah.
Satu lagi keistimewaan saat Ramadhan, yakni di bulan ini, pintu neraka ditutup.
Puasa akan menjadi perisai yang menghalangi dari siksa api neraka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ما من عبد يصوم يوما في سبيل الله إلا باعد الله بذالك وجهه عن النار سبعين خريفا
“Tidaklah seorang hamba yang berpuasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Advertisement
Ramadan bulan penuh ampunan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang berlimpah ampunan. Pahala ibadan di siang hari dan di malam hari saat bulan Ramadhan sama-sama besar nilainya. Ibadah di siang hari dan di malam hari saat bulan Ramadhan sama-sama melahirkan ampunan Allah SWT.
Ibadah puasa adalah ibadah yang sangat spesial dan beda dengan yang lain. Jika dilaksanakan dengan benar, maka ibadah puasa akan mengantarkan manusia menjadi orang bertakwa.
Sebagaimana disebutkan, dalam surat Al Baqarah ayat 183.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. 2:183)
Oleh sebab itu, di bulan Ramadhan, umat muslim diwajibkan meningkatkan amal soleh dan menghindari perbuatan maksiatnya. Bahkan sangat dianjurkan untuk meramaikan malam-malam di bulan Ramadhan dengan ibadah sunnah. Dan setelah puasa, latihan-latihan yang dilakukan, bisa membentengi dari godaan setan.
Rasulullah SAW bersabda: “Adalah bulan Ramadhan, awalnya rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari api neraka” (HR. Baihaqi). Pada keistimewaan 10 hari kedua Ramadhan, Allah janjikan akan memberikan ampunan bagi hamba-hamba-Nya yang ikhlas bertaubat.
Dalam sebuah hadis riwayat al-Bukhari, ditegaskan bahwa siapa yang melaksanakan puasa dengan ikhlas mengharapkan ridho dan ampunan Allah, maka Allah akan mengabulkannya.
Dikatakan, “Siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala dari Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu.”
Dalam hadis lainnya disebutkan bahwa, “Siapa yang menghidupkan bulan Ramadhan (dengan puasa atau ibadah) dengan iman dan mengharap pahala dari Allah Swt. maka diampuni dosanya yang telah lalu, dan siapa yang menghidupkan (beribadah) malam lailatul qadar dengan iman dan mengharap pahala dari Allah subhanahu wata’ala maka diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)