Liputan6.com, Jakarta Mungkin ada sebagian wanita yang enggan olahraga latihan angkat beban karena khawatir bisa membuat tubuh jadi berotot bak binaragawan . Namun, dokter spesialis kedokteran olahraga Elsye dari Halodoc mengatakan itu mitos.
"Banyak banget memang masyarakat kita yang mengatakan perempuan enggak boleh angkat beban. Katanya badan bisa berotot seperti Ade Rai. Itu tidak benar ya, itu mitos," kata Elsye.
Advertisement
"Faktanya, wanita itu tidak mudah menaikkan masa otot seperti pria. Hal ini karena pria dan wanita memiliki hormon yang berbeda," jelas Elsye lagi dalam diskusi "Serba-serbi Puasa Anti Lemas dan Tetap Fit bersama Halodoc," ditulis Minggu, 9 April 2022.
Elsye mengatakan bahwa pria memiliki hormon testosteron yang meningkatkan massa otot lebih cepat dan membuat performa lebih baik. Sementara perempuan, lanjutnya, tidak memiliki hormon tersebut.
"Jadi, ketika wanita mau latihan angkat beban ya tidak usah takut. Lakukan saja supaya punya otot dan tulang yang sehat," jelasnya.
Lebih lanjut Elsye menjelaskan bahwa latihan angkat beban memiliki fungsi untuk menjaga otot dan tulang jadi lebih sehat.
Pertama, untuk tulang. Untuk memiliki kepadatan tulang yang sehat di hari tua nanti kita perlu menabung. Bagaimana caranya? Ya dengan latihan beban saat berolahraga.
"Karena dengan latihan beban kepadatan tulang akan terjaga. Ini tabungan di masa usia lanjut," jelas Elsye.
Lalu, kedua olahraga latihan beban bermanfaat untuk melatih otot. Ketika otot kuat hal ini mempermudah kita dalam melakukan aktivitas fisik seperti mengangkat barang.
"Dengan memiliki massa otot yang baik, selain itu, kita jadi enggak gampang lelah juga bikin hari-hari tampak semangat," katanya.
Tetap Berolahraga Selama Puasa di Bulan Ramadhan
Mengingat latihan beban punya manfaat bagi tubuh maka selain olahraga seperti lari, berenang, sepeda termasuk di bulan Ramadhan. Mengenai waktu berolahraga di bulan penuh berkah ini, Elsye mengatakan yang terbaik sesudah buka puasa.
"Waktu yang paling tepat saya rekomendasikan adalah 1-2 jam setelah buka puasa," kata dokter spesialis kedokteran olahraga, Elsye.
Lalu, sebelum buka puasa tidak boleh? Boleh-boleh saja, asalkan masih memiliki cadangan energi. Misalnya 1 jam sebelum buka puasa atau 1 jam setelah sahur bisa dilakukan dengan intensitas ringan seperti berjalan cepat.
Bila berencana berolahraga usai berbuka puasa, pilih santapan berbuka yang manis alami seperti pisang, semangka, atau timun suri.
"Sekarang lagi musim timun suri ya banyak dijual, tapi makannya jangan pakai sirup ya," pesan Elsye.
Lalu, konsumsi makanan mengandung karbohidrat seperti pisang atau roti selai cokelat. Sejam kemudian berolahraga, boleh intensitas sedang maupun tinggi.
"Sebelum berolahraga itu butuh asupan energi supaya bisa berolahraga dengan maksimal, bisa angkat beban. Kalau enggak ada energi performa jadi enggak maksimal," kata Elsye berbincang dalam acara Halodoc pada Jumat, 8 April 2022.
Advertisement