Terbesar di Dunia, Ini 5 Fakta Menarik Bedug Pendowo Milik Masjid Agung Purworejo

Bedug terbesar di dunia ini memiliki panjang 2,92 meter dengan diameter depan 1,94 meter dan diameter belakang 1,8 meter.

oleh Sabrina Julie diperbarui 11 Apr 2022, 05:59 WIB
(via:merdeka.com)

Liputan6.com, Purworejo - Kabupaten Purworejo ternyata memiliki bedug terbesar di dunia yang dapat ditemui di Masjid Agung Purworejo. Populer dengan nama Bedug Pendowo, bedug ini sebenarnya memiliki nama asli Bedug Kyai Bagelan. 

Bedug terbesar di dunia ini memiliki panjang 2,92 meter dengan diameter depan 1,94 meter dan diameter belakang 1,8 meter. Bedug ini terbuat dari kulit banteng yang dipaku dengan 200 paku. Dari sisi sejarah pembuatan bedug terbesar ini juga memiliki keterkaitan erat dengan pembangunan Masjid Agung Purworejo.

Berikut sederet fakta menarik dari Bedug Pendowo di Purworejo.


Sejarah Bedug Pendowo

Sejarah pembuatan Bedug Pendowo masih memiliki keterkaitan dengan pembangunan Masjid Agung Kauman Purworejo. Melansir dari laman Jatengprov.go.id selesai Perang Diponegoro (1825-1830) Pemerintah Hindia Belanda mengangkat pemimpin dari kalangan pribumi untuk memerintah wilayah tanah Bagelan (wilayah Purworejo). Di saat itu Belanda memilih Kanjeng Raden Tumenggung Cokronegoro I untuk menjabat sebagai bupati. Di masa itulah pembangunan masjid dimulai. Ketika pembangunan selesai, Bupati Cokronegoro I menginginkan agar bangunan masjid dilengkapi dengan sebuah bedug yang istimewa hingga dibuatlah bedug dengan ukuran besar tersebut.


Terbuat dari Kayu Jati Ratusan Tahun Lalu

Adik dari Bupati Cokronegoro I, Mas Tumenggung Prawironegoro Wedana Bragolan memberi saran agar bedug tersebut dibuat dari pangkal pohon jati. Pohon tersebut diambil di Dusun Pendowo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Purworejo. Berdasarkan banyak cerita yang beredar pohon-pohon jati di tempat tersebut telah berusia ratusan tahun dengan diameter batang yang besar-besar. Selain itu terdapat beberapa pohon jati yang memiliki 5 cabang. Berdasarkan ilmu kejawen pohon jati bercabang 5 disebut dengan pandowo yakni bersifat perkasa dan berwibawa.


Dibawa ke Masjid Agung Purworejo

Dengan ukuran yang sangat besar, di masa tersebut orang-orang banyak yang memikirkan cara agar bedug tersebut dapat dibawa ke Masjid Agung Purworejo. Akhirnya Bupati Cokronegoro I meminta Kyai Haji Muhammad Irsyad untuk memimpin pemindahan bedug tersebut. Setelah itu dikumpulkanlah para pekerja yang beramai-ramai memindahkan bedug diiringi musik gamelan dan penari tayub. Setelah menempuh perjalanan melelahkan akhirnya bedug tersebut tiba di Masjid Agung Purworejo.


Mengalami Kerusakan

Di tahun 1936 saat Bedug Pendowo tersebut berusia 102 tahun, bedug yang dibuat dari kulit banteng tersebut mengalami kerusakan. Karena itu kini permukaan Bedug Pendowo telah dibenahi dengan menggunakan kulit sapi ongale dan sapi pamacek yang berasal dari Desa Winong, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Purworejo.   


Ditabuh Ketika Hari Kemerdekaan RI

Seperti fungsi sebuah bedug di tempat ibadah pada umumnya, Bedug Pendowo juga ditabuh untuk menandakan waktu salat Subuh, Zuhur, Ashar, Magrib, Isya, juga di hari raya Idul Fitri dan Idul Adha. Selain itu bedug ini juga ditabuh saat Hari Kemerdekaan RI sebagai penghormatan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya