Waspadai Sentimen Ini Usai IHSG Cetak Rekor

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tembus rekor tertinggi baru di 7.200. Lalu bagaimana dengan sentimen yang perlu diwaspadai?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 11 Apr 2022, 04:30 WIB
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali capai rekor tertinggi sepanjang masa pada Jumat, 8 April 2022. IHSG naik 1,17 persen atau 83,47 poin ke posisi 7,210.84.

Indeks LQ45 naik 1,15 persen ke posisi 1.043,81. Seluruh indeks acuan kompak menghijau.Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.216,49. Level IHSG tersebut tertinggi sepanjang masa.

Sementara itu, level IHSG terendah 7.151,25. Sebanyak 244 saham menguat sehingga angkat IHSG. 253 saham melemah dan 193 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.446.739 kali dengan volume perdagangan 23,8 miliar saham. Nilai transaksi Rp 15,6 triliun. Investor asing beli saham Rp 1,4 triliun di seluruh pasar.

Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya mengatakan, faktor pendorong IHSG capai rekor karena ada euforia pasar dalam menyambut pencatatan saham perdana PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dan harga komoditas yang kembali melonjak.

"IHSG menguat ditopang oleh euforia pasar dalam menyambut GoTo di IDX pekan depan (11 April 2022-red). Harga komoditas kembali melonjak menguntungkan Indonesia sebagai negara produsen komoditas,” ungkap Cheryl saat dihubungi Liputan6.com ditulis Senin, (11/4/2022).

Sentimen pendorong kenaikan IHSG juga didorong investor asing masih melakukan aksi beli saham. Hal ini karena ada penguatan yang dipimpin oleh sektor energi dan bahan baku karena kenaikan harga komoditas global. Aksi beli investor asing mencapai Rp 37,51 triliun sepanjang tahun berjalan 2022.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sentimen yang Perlu Diwaspadai

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Dia menambahkan, mahal murahnya saham di BEI relatif tergantung sektor saham. "Mahal atau murah relatif tergantung sektor saham mana. Tapi, IHSG tahun ini masih berpotensi sampai ke 7.500, karena fundamental ekonomi Indonesia relatif kuat dan tren pemulihan ekonomi terus berlanjut,” imbuhnya.

Meski demikian, ia juga menjelaskan ada sentimen yang perlu diwaspadai ke depan. Salah satunya harga bahan pokok. "Kenaikan harga bahan pokok bisa menekan konsumsi dan memacu inflasi,” kata Cheryl.

PT Jasa Utama Capital Sekuritas menargetkan IHSG pada  akhir tahun 2022 di posisi 7.500.

Sementara itu, Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menuturkan, investor tetap mewaspadai pengetatan kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) yang akan cukup agresif untuk menekan laju inflasi.

Selain itu, the Fed juga akan mengurangi neraca sebesar USD 95 miliar per bulan. Sedangkan dari dalam negeri, menurut Herditya inflasi yang diakibatkan kenaikan barang seperti minyak goreng dan bahan bakar minyak (BBM) juga akan pengaruhi laju IHSG.


IHSG Sepekan pada 4-8 April 2022

Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat rekor baru pada pekan ini. IHSG menembus posisi 7.200.

Pada periode 4-8 April 2022, IHSG naik 1,87 persen ke posisi 7.210,83 dari pekan lalu di kisaran 7.078,76. Kapitalisasi pasar bursa meningkat 1,54 persen menjadi Rp 9.046,30 triliun dari pekan sebelumnya Rp 8.909,47 triliun.

Kenaikan juga diikuti rata-rata frekuensi harian naik sebesar 8,9 persen menjadi 1.352.621 transaksi dari 1.242.024 transaksi pada pekan sebelumnya.

Rata-rata nilai transaksi harian juga meningat 0,06 persen menjadi Rp 13,84 triliun dari Rp 13,83 triliun pada pekan lalu. Demikian mengutip dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu, 9 April 2022.

Namun, rata-rata volume transaksi harian bursa susut 1,5 persen menjadi 22,19 miliar saham dari 22,53 miliar saham pada penutupan pekan sebelumnya.

Investor asing membukukan aksi beli Rp 1,41 triliun pada Jumat, 8 April 2022. Aksi beli investor asing tercatat Rp 37,51 triliun sepanjang 2022.


Selanjutnya

Aktivitas pekerja di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan, Jumat, 8 April 2022, IHSG menguat 1,17 persen ke posisi 7.210,83. Indeks LQ45 naik 1,15 persen ke posisi 1.043,81. Seluruh indeks acuan kompak menghijau.Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.216,49. Level IHSG tersebut tertinggi sepanjang masa.

Sementara itu, level IHSG terendah 7.151,25. Sebanyak 244 saham menguat sehingga angkat IHSG. 253 saham melemah dan 193 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.446.739 kali dengan volume perdagangan 23,8 miliar saham. Nilai transaksi Rp 15,6 triliun. Investor asing beli saham Rp 1,4 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.358.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali indeks sektor saham IDXsiklikal turun 0,27 persen dan indeks sektor saham IDXproperty susut 0,16 persen.

Indeks sektor saham IDXenergy menguat 3,67 persen dan catat penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic melonjak 2,63 persen dan indeks sektor saham IDXtransportasi mendaki 1,93 persen.

 

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya