Mengenal Sosok Ade Armando, Dosen UI yang Dikeroyok di Demo 11 April

Kondisi Ade Armando saat ini dikatakan mengalami luka yang terbilang parah di bagian kepala. Dosen UI tersebut kini dalam perawatan intensif pihak rumah sakit.

oleh Maria Flora diperbarui 12 Apr 2022, 01:02 WIB
Pegiat media sosial Ade Armando saat diamankan pihak kepolisian dari amukan massa di depan Gedung DPR RI, Senin (11/4/2022). (FOTO: Dok. Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Ade Armando kini dalam perawatan intensif pihak Rumah Sakit (RS) Siloam, Jakarta pascamengalami pengeroyokan oleh massa di tengah aksi demo 11 April 2022. 

Ada pun kondisinya saat ini dilaporkan cukup memprihatinkan. Dosen Universitas Indonesia tersebut dikatakan mengalami luka parah di bagian kepala. Hal ini diungkap Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran saat jumpa pers di komplek Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2022).

"Kondisi (Ade Armando) cukup memprihatinkan mendapatkan luka di kepala," ujar Fadil.

Sebelum aksi kekerasan terjadi, Ade Armando memang tampak berada di tengah-tengah demonstran yang tengah menyuarakan tuntutan. Saat itu dia mengaku bukan ingin ikut aksi demo, melainkan mengawal aspirasi mahasiswa yang salah satu tuntutannya menolak perpanjangan masa jabatan presiden.

Saat Ade berada di tengah-tengah massa, di situlah aksi pengeroyokan terjadi. Wajahnya babak belur oleh peserta aksi yang belakangan diketahui tak menggunakan jas almamater. Bahkan dosen UI tersebut nyaris ditelanjangi.

Aparat yang melihat kejadian tersebut langsung mengamankan Ade Armando dari tengah amukan massa. Saat itu, dosen Ilmu Komunikasi tersebut hanya tinggal mengenakan kaos hitam dan celana dalam. 

"Kita melihat tiba-tiba ada pemukulan di tengah kerumunan orang. Korban ini Ade Armando menderita lukanya cukup parah. Bahkan tadi terlihat celananya diturunkan sehingga dilakukan pertolongan oleh kepolisian," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Endra Zulpan kepada wartawan, Senin (11/4/2022).

Lantas, siapa sebenarnya sosok Ade Armando, yang harus menerima pukulan hingga babak belur bahkan nyaris ditelanjangi dalam aksi demo 11 April di Gedung DPR hari ini? 


Dosen UI

Dosen UI Ade Armando mendatangi Polda Metro Jaya, Jumat (8/11/2019). (Merdeka.com/ Tri Yuniwati Lestari)

Saat ini, pria kelahiran Jakarta, 24 September 1961 tersebut berstatus sebagai dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Indonesia.

Dikutip dari pddikti.kemdikbud.go.id, Ade Armando menyelesaikan kuliah SI hingga S3 nya di Universitas Indonesia. Untuk gelar SI diraihnya pada tahun 1988, S2 pada tahun 1993, sedang gelar S3 nya pada tahun 2006 silam.

Selain berkecimpung dalam dunia akademisi, sejumlah posisi strategis pernah pula dicicipinya. Antara lain menjadi anggota Komisi Penyiaran Indonesia (2004–2007), Ketua Program S-1 Ilmu Komunikasi FISIP UI (2001–2003), dan Direktur Pengembangan Program Pelatihan Jurnalistik Televisi Internews (2001–2002).

Ade Armando merupakan putra pasangan Mayor Jus Gani dan Juniar Gani. Sang ayah seorang diplomat pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. 

Ada pun jenjang pendidikan, anak bungsu dari tiga bersaudara tersebut diketahui pernah menamatkan pendidikan tingkat sekolah dasar (SD) di SD Banjarsari I Bandung pada tahun 1973.

Ade kemudian melanjutkan sekolah di SMA Negeri 2 Bogor pada 1980 dan melanjutkan kuliah untuk jenjang SI di Universitas Indonesia.  

Kuliah di FISIP UI merupakan saran sang ayah yang ingin melihat Ade nantinya menjadi seorang diplomat. Meski tak menjadi diplomat, Ade lulus sebagai sarjana komunikasi dan meraih gelar doktorandus pada 1988.

Setelah lulus, Ade Armando melanjutkan pendidikannya di Universitas Negeri Florida pada 1991. Di sini ai meraih gelar master of science dalam population studies. Kemudian pada 2006, Ade meraih gelar doktor dari Universitas Indonesia.


Karier

Ade Armando saat menjadi pembicara dalam diskusi Kebangsaan di Masjid Raya KH Hasyim Ashari, Jakarta, Rabu (09/8).Diskusi mengusung tema Ancaman Radikalisme Terhadap Keutuhan NKRI. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Ade Armando juga tercatat pernah bergabung dengan majalah Prisma (1988–1989) sebagai wartawan dan Redaktur Penerbit Buku LP3ES (1991–1993).

Dia juga pernah bergabung dengan harian Republika sebagai redaktur pelaksana surat kabar Islam. Setelah merasa bosan dengan politik, Ade menjadi peneliti dan Manajer Riset Media Tylor Nelson Sofres pada 1998–1999. 

Kemudian pada 2000-2002, ia bergabung dengan Marwah Daud Ibrahim menjadi Direktur Media Watch & Consumer Center.

Ade Armando juga menjadi Anggota Kelompok Kerja Tim Antar departemen RUU Penyiaran, Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi pada 2001.

Dia pernah pula menjabat etua Program S-1 di Ilmu Komunikasi FISIP UI pada 2001-2003 dan Direktur Pengembangan Program Pelatihan JurnalistikTelevisi–Internews 2001 sampai 2002.

Bersama Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sampai dengan tahun 2007 dan pernah menjadi anggota tim asistensi untuk Kementerian PemberdayaanPerempuan dalam penyiaran naskah Rancangan Undang-Undang Pornografi sampai 2008.

Terhitung mulai 2008-2009, ia juga tercatat sebagai Pemimpin Redaksi Madina–Online.net, versi dunia maya dari majalah Madina pada 2008-2009. Dan saat ini menjabat sebagai Direktur Komunikasi, Saiful Mujani Research and Consulting.

Infografis Demo 11 April 2022 dan Tuntutan Mahasiswa. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya